TRIBUN WIKI

Bahaya Awan Cumulonimbus bagi Penerbangan, Penyebab Kecelakaan Adam Air hingga AirAsia

Ternyata inilah Bahaya Awan Cumulonimbus bagi Penerbangan, Penyebab Kecelakaan Adam Air hingga AirAsia.

Sriwijaya Air official
AWAN CUMULONIMBUS - Ternyata inilah Bahaya Awan Cumulonimbus bagi Penerbangan, Penyebab Kecelakaan Adam Air hingga AirAsia. FOTO: ILUSTRASI Sriwijaya Air terbang 

Proses pembentukannya berawal dari awan kumulus (terutama dari kumulus kongestus).

Kemudian dapat terbentuk lagi menjadi supersel, sebuah badai petir besar dengan keunikan tersendiri.

Baca juga: Good Bye & Thank U, Perpisahan Terakhir Faisal Rahman di Atas Pesawat Sore Itu

Baca juga: Pesan Menyentuh di Balik Unggahan Terakhir Sang Pramugari, New Beginning Is Now

Kecelakaan pesawat akibat awan cumulonimbus

Sejauh ini, awan cumulonimbus telah menyebabkan sejumlah kecelekaan pesawat di Indonesia.

Berikut beberapa di antaranya:

1. AirAsia QZ 8501

Pesawat AirAsia QZ 8501 mengalami kecelakaan yang penyebabnya diduga menghindari awan pada akhir tahun 2014 lalu.

Kala itu, diketahui sang pilot melaporkan akan menghindari awan Cumulonimbus dengan berbelok ke arah kiri dan kemudian minta izin menaikkan ketinggian pesawat menjadi 38.000 kaki dari posisi awal 32.000 kaki.

Semenit berselang, ATC Bandara Soekarno-Hatta kehilangan kontak dengan pesawat yang dikemudikan Kapten Irianto.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait cuaca disepanjang rute yang dilalui Pesawat AirAsia yang hilang kontak tersebut.

Menurut BMKG, terdapat awan tebal di sekitar rute pesawat.

"Area kawasan rute penerbangan berawan dan banyak awan sepanjang rute. Ada awan juga dan ada juga awan-awan jenis lainnya," ujar Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan dan Maritim BMKG Syamsul Huda saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Minggu (28/12/2014).

Sebagai informasi, awan Cumulonimbus bisa terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer.

Awan-awan ini dapat terbentuk sendiri, secara berkelompok, atau di sepanjang front dingin di garis squall.

Lebih lanjut, biasanya saat pesawat memasuki awan akan terjadi guncangan pada pesawat.

Sumber: TribunStyle.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved