Breaking News

Hidup Rakyat Timor Leste Penuh Derita, Situasi Dili Berubah Bahaya, Anak-anak Menangis Kelaparan

Rakyat Timor Leste disebutkan hidup menderita setelah memisahkan diri dari Republik Indonesia. Sebagian dari rakyatnya pilih keluar dari Bumi Lorosae.

ucanews.com
Kesehatan masih jadi barang amat mahal bagi masyarakat Timor Leste - Hidup Penuh Derita Rakyat Timor Leste, Situasi Dili Berubah Bahaya, Anak-anak Menangis Kelaparan 

Namun tak berselang lama sejak saat itu, sebuah krisis hebat melanda Bumi Lorosae di mana rakyatnya marah dan ngamuk pada pemerintah.

Menukil Reliefweb, antara tahun 2006-2007, penduduk Timor Leste terlibat bentrokan dengn polisi dan pasukan militer bersenjata Timor Leste

Pada saat itu situasi politik di ibu kota Dili sangat mencekam, Februari 2007, gelombang kemarahan publik terjadi secara besar-besaran.

Penduduk sipil marah besar pada pemerintah Timor Leste hingga melakukan aksi perlawanan terhadap pemerintah.

Semuanya semakin buruk, ketika Perdana Menteri Xanana Gusmao memerintahkan untuk menangkap Alfredo Reinaldo.

Krisis tersebut terjadi pada pertengahan 2006 hingga 2007, semua berawal dari perkara yang cukup sepele, yaitu masalah pangan.

Pemeritah Timor Leste, dipandang gagal menyediakan beras bagi rakyat Timor Leste, sehingga memicu gelombang kekerasan.

Penduduk Dili yang marah berusaha menjarah 700 ton beras di gundang di ibu kota Dili.

Penangkapan Alfredo Reinado ditambah kekurangan beras, memicu babak baru kekerasan di Dili.

Penduduk Dili dan anggota partai oposisi menuduh pemerintah menahan beras dari pasar.

Dengan rencana menggunakan distribusi beras sebagai alat untuk mengamankan kemenangan Fretilin dalam pemilihan mendatang.

Kekuatan militer Timor Leste. Timor Leste hampir porak-poranda di tangan rakyatnya sendiri akibat jatah beras berkurang.
Kekuatan militer Timor Leste. Timor Leste hampir porak-poranda di tangan rakyatnya sendiri akibat jatah beras berkurang. (The Guardian)

Mantan Perdana Menteri Mari Alkatiri, yang diturunkan jabatannya pada Juni 2006, menyatakan bahwa krisis beras adalah konspirasi yang dimaksudkan untuk melumpuhkan pemerintah yang didominasi Fretilin.

Anggota komunitas bisnis menyalahkan krisis pada kekurangan di pasar internasional.

Mereka menjelaskan bahwa Timor Leste adalah prioritas rendah bagi pemasok beras regional yang Memilih untuk memenuhi pesanan dalam jumlah besar baik dari Indonesia dan Filipina, di mana harga telah melonjak selama dua tahun terakhir.

Timor tidak asing dengan kerawanan pangan. Periode menjelang dimulainya musim hujan dikenal sebagai "musim lapar".

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved