BATAM TERKINI
Bakamla RI Tunda Investigasi 2 Tanker 'Raksasa' Berbendera Asing yang Dipaksa Berlabuh di Batam
Bakamla RI memutuskan untuk menunda investigasi dua unit kapal 'raksasa' motor tanker (MT) berbendera Iran dan Panama yang saat ini berlabuh di Batam
Penulis: Beres Lumbantobing |
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Bakamla RI memutuskan untuk menunda investigasi dua unit kapal 'raksasa' motor tanker (MT) berbendera Iran dan Panama yang saat ini telah lego di perairan Kabil Batam.
Hal itu dikarenakan Bakamla masih menunggu pemberkasan administrasi melalui jalur diplomatik Kemenlu RI terhadap dua negara pemilik kapal.
"Kami menyampaikan bahwa sampai hari ini, masih penyiapan pemberkasan dan administratif lainnya. Tim dari Kemenlu masih menyiapkan aspek teknis," ujar Kabag Humas dan Protokol Kolonel Bakamla RI Wisnu Pramandita dalam sambungan selulernya, Kamis (28/1/2021).
Dikatakannya rencana jadwal rangkaian pemeriksaan mendalam lewat investigasi sedikit mundur lantaran cukup banyak dokumen yang harus dipersiapkan.
"Dokumen yang disiapkan cukup banyak. Apalagi jenis pelanggarannya beragam. Dua kapal ini memiliki dokumen masing-masing," kata Kolonel Wisnu.
Tidak hanya berkas administrasi, Bakamla juga harus menyiapkan translator bahasa Persia.
Hal itu guna mendukung proses pemeriksaan.
Baca juga: Takut Ganggu Kapal Lain, Tanker Raksasa Berbendera Iran dan Panama Digeser ke Pelabuhan Kabil
"Harus mendatangkan translator dari Jakarta untuk keperluan kelancaran. Bisa dibayangkan kan kalau pakai bahasa 'tarzan' saat penyelidikan," ucap Wisnu.
Menunggu jadwal investigasi, Wisnu menyebutkan tim Bakamla tetap melakukan penjagaan kapal dan melihat situasi serta memeriksa kondisi ABK.
"Untuk jumlah ABK motor Tanker Horse Iran berjumlah 36 orang. Sedangkan motor tanker Freya Panama sebanyak 25 orang crew," kata Wisnu.
Disebutkan Wisnu crew ABK dari dua kapal tanker itu akan menjalani pemeriksaan Swab/PCR oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kota Batam.
"Jadi sebelum kita melakukan investigasi, kita pastikan terlebih dahulu bahwa semua ABK kapal tidak ada yang terpapar covid-19," katanya.
Selama dua kapal dalam proses investigasi, semua ABK kapal menjalani penahanan di dalam kapal.
Sebagaimana diketahui, Minggu (24/1) KN. Pulau Marore - 322 mengamankan 2 kapal berjenis MT yang sedang melaksanakan ship to ship.
Diduga, kedua kapal tersebut melakukan transfer BBM ilegal dan dengan sengaja menutup nama lambung kapal dengan kain serta mematikan AIS untuk mengelabui aparat penegak hukum Indonesia.
Dugaan awal, kedua kapal tanker melanggar hak lintas transit pada ALKI I dengan keluar dari batas 25NM ALKI melakukan lego jangkar di luar ALKI tanpa izin otoritas terkait, melaksanakan ship to ship transfer BBM ilegal, tidak mengibarkan bendera kebangsaan, AIS dimatikan serta MT Freya melaksanakan oil spiling.
Dikawal Helikopter dan 2 KRI
Sebelumnya diberitakan, 2 kapal super 'raksasa' berjenis motor tanker (MT) bernama MT Horse berbendera Iran dan MT Frea berbendera Panama dikawal ketat tim gabungan patroli TNI AL dan kapal Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI menuju perairan Batam.
Ada dua kapal KRI, KN. Pulau Marore - 322 dan KN Belut Laut - 406 dan satu Helikopter TNI AL mengawal iringan sedang melalui Perairan Natuna dua kapal 'raksasa' itu menuju Batam guna melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Hal ini terlihat dari pemantauan udara yang didokumentasikan dari Helikopter TNI AL yang sedang berpatroli di perairan Natuna, Selasa(26/01/2021) siang.
Kabag Humas dan Protokol Kolonel Bakamla RI Wisnu Pramandita melalui sambungan selulernya, Selasa (26/01/2021) mengatakan dua kapal tanker itu direncanakan akan disandarkan di Pelabuhan Batu Ampar, Batam.
"Sedang dikawal. Saat ini dalam perjalanan menuju Batam," ujarnya.
Pengawalan dua kapal 'raksasa' itu tim gabungan membentuk formasi dengan MT Horse berada di depan yang dikawal KN. Pulau Marore - 322 di sisi kanannya dengan jarak 0,5 NM.
Berjarak sekitar 2 NM, di formasi kedua terdapat MT Freya yang dikawal KN Belut Laut - 406.
Sementara di depan, KRI juga telah siap mendukung pengawalan tersebut saat mendekati Perairan Tanjungpinang.
Baca juga: Dua Kapal Raksasa Iran dan Panama Digiring Aparat Bersenjata Menuju Batam
Menggunakan KRI dan Heli Panthernya, TNI AL siap sedia melakukan asistensi jalannya pengamanan kedua kapal asing tersebut oleh kedua KN Bakamla RI.
Hal ini merupakan salah satu bentuk kerja sama yang kuat terjalin antara Bakamla RI dengan instansi pengamanan laut terkait, dalam hal ini khususnya dengan TNI AL.
Sebagaimana diketahui, Minggu (24/1) KN. Pulau Marore - 322 mengamankan 2 kapal berjenis MT yang sedang melaksanakan ship to ship.
Diduga, kedua kapal tersebut melakukan transfer BBM illegal dan dengan sengaja menutup nama lambung kapal dengan kain serta mematikan AIS untuk mengelabui aparat penegak hukum Indonesia.
Dugaan awal, kedua kapal tanker melanggar hak lintas transit pada ALKI I dengan keluar dari batas 25NM ALKI melakukan lego jangkar di luar ALKI tanpa ijin otoritas terkait, melaksanakan ship to ship transfer BBM illegal, tidak mengibarkan bendera kebangsaan, AIS dimatikan serta MT Freya melaksanakan oil spiling.

Dikawal Aparat Bersenjata
Dua unit kapal 'raksasa' berjenis motor tanker (MT) bernama MT Horse berbendera Iran dan MT Frea berbendera Panama digiring tim gabungan patroli kapal Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI menuju perairan Batam.
Hal itu diungkapkan Kabag Humas dan Protokol Kolonel Bakamla RI Wisnu Pramandita melalui sambungan selulernya, Selasa (26/1/2021) pagi.
"Sedang dikawal. Saat ini dalam perjalanan menuju Batam, nanti sampai sekira pukul 15:00 - 16:00 WIB," ujarnya.
Untuk lokasi sandar, kata Kolonel Wisnu pihaknya masih sedang dikoordinasikan dengan pihak pelabuhan di Batam mengingat ukuran kedua kapal ini sangat besar.
Dua unit kapal asing yang terbukti melakukan pelanggaran itu dikawal kapal patroli KN Marore-322 lengkap dengan personil persenjataan.
Kolonel Bakamla Wisnu mengungkapkan dari rangkaian hasil pemeriksaan terdapat beberapa poin pelanggaran yang dilakukan dua unit kapal asing tersebut.
"Setelah tim melakukan pemeriksaan, kapal ini melakukan pelanggaran ship to ship secara ilegal dan pencemaran lingkungan," ungkapnya.
Tidak hanya itu, kedua kapal asing ini telah menyembunyikan identitas dengan mematikan AIS, menutup nama dan tidak mengibarkan bendera.
Selanjutnya dua kapal asing ini Lego di perairan tertorial tanpa ada izin.
Baca juga: Penumpang Sepi, Kapal Dumai Express Group hanya 4 Trip Seminggu dari Batam
"Itu hasil pemeriksaan sementara, lebih jauh nanti setelah penyelidikan lanjutan iya," ujarnya.
Sebelumnya Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI mengamankan dua kapal berjenis motor tanker (MT) yang diduga melakukan transfer bahan bakar minyak (BBM) ilegal di perairan Pontianak, Minggu (24/1/2021) pagi.
Proses pengamanan tersebut dilakukan saat KN Marore-322 yang dikomandani Letkol Bakamla Yuli Eko Prihartanto sedang melaksanakan Operasi Keamanan dan Keselamatan Laut Dalam Negeri "Trisula-I/21.
Ia mengungkapkan peristiwa penangkapan itu bermula saat kapal Bakamla melaksanakan patroli, pukul 05.30 WIB pagi yang dilakukan kapal patroli KN Marore-322 dan berhasil mendeteksi kontak radar diam dengan indikasi AIS dimatikan pada baringan jarak yang saling berdekatan.
Untuk memastikan aktivitas dua kapal itu, komandan KN Marore-322 pun memerintahkan untuk bergerak mendekati kontak dengan kecepatan 16 knot.
Tak butuh waktu yang lama, KN Marore-322 mendeteksi secara visual terdapat 2 kapal berjenis MT yang sedang melaksanakan ship to ship diduga melakukan transfer BBM illegal dan dengan sengaja menutup nama lambung kapal dengan kain untuk mengelabuhi aparat penegak hukum Indonesia.
Kemudian, KN Marore-322 melakukan kontak radio channel 16 untuk menanyakan perihal keberadaannya di perairan Pontianak. Tidak ada Respons dari kedua kapal berjenis MT tersebut sehingga menambah kecurigaan KN Marore-322.
Menindaklanjuti kecurigaannya, Komandan KN Marore-322 Letkol Bakamla Yuli Eko Prihartanto menghubungi Direktur Operasi Laut Laksma Bakamla Suwito dan mendapatkan perintah untuk melaksanakan pemeriksaan serta penggeledahan.
Hasil dari pemeriksaan awal, diketahui bahwa dua kapal tanker tersebut bernama MT Horse berbendera Iran dan MT Frea berbendera Panama.
Dugaan awal, kedua kapal tanker melanggar hak lintas transit pada ALKI I dengan keluar dari batas 25NM ALKI melakukan lego jangkar di luar ALKI, melaksanakan ship to ship transfer BBM illegal, tidak mengibarkan bendera kebangsaan, AIS dimatikan serta MT Frea melaksanakan oil spiling. (Tribunbatam.id/Beres Lumbantobing)
Baca juga berita Tribun Batam lainnya di Google