Buron Korupsi 9 Tahun Tertangkap Tak Sengaja saat Ngungsi Akibat Gempa, Pengakuannya Mengejutkan
buron DPO selama 9 tahun berstatus terdakwa korupsi ditangkap di tenda pengungsian gempa Sulbar
TRIBUNBATAM.id - Mubassir, buron DPO selama 9 tahun berstatus terdakwa korupsi ditangkap di tenda pengungsian gempa Sulbar.
Ia tertangkap di Jalan Abdul Syukur, Kelurahan Karema, Kecamatan Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (28/1/2021).
Mubassir merupakan terdakwa korupsi di Kantor Pajak Pratama Kota Parepare, Sulawesi Selatan.
(Foto: Pengungsian korban gempa Sulbar/TRIBUN-TIMUR.COM/HASAN BASRI)
Pengakuan Mubassir, dirinya buron selama 9 tahun kabur ke sejumlah daerah.
Dalam pelariannya, ia kabur ke daerah Palu dan Kendari hingga ke Kabupaten Mamuju.
"Saat pelarian saya ke sejumlah daerah, saat di Palu saya merasakan gempa, saat kabur di Mamuju, saya juga dapat gempa," ujarnya.
Sementara itu, Plt Kajari Kota Parepare Primabudi mengatakan, pihaknya menangkap Mubassir di tenda pengusian Jalan Abdul Syukur, Kelurahan Karema, Kecamatan Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (28/1/2021).
Dikutip dari Kompas TV, saat ditangkap, terdakwa tengah beristirahat dalam tenda pengungsian.
Dalam penangkapan itu, Kejaksaan Negeri Parepare dibantu Kejaksaan Negeri Mamuju.
"Ia (Mubassir) ditangkap di tenda pengungsian Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat," ungkap Plt Kajari Kota Parepare Primabudi, di tenda pengungsi Mamuju, Kamis (28/1/2021).
Mubassir, kata Primabudi, merupakan DPO Kejaksaan Parepare yang melarikan diri sejak 2012 saat pengajuan kasasinya ditolak.
Setelah kasasinya ditolak, ia tidak kooperatif dan justru melarikan diri untuk menghindari petugas.
Kata Primabudi, Mubassir didakwa merugikan negara sebesar Rp. 30.000.000.
Atas perbuatannya, ia dikenakan dakwaan selama 1 (satu) tahun dan denda sebesar Rp. 50.000.000 dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 2 tahun.
(Foto: Mubassir, terdakwa korupsi mengaku 9 tahun buron ia kabur ke sejumlah daerah. Tertangkap saat mengungsi di Mamuju karena gempa Sulbar./Kompas.com/Suddin Syamsuddin)
"Memberantas tindak pidana korupsi serta untuk menciptakan aparatur negara yang bebas.
Perbuatan terdakwa bertentangan dengan program pemerintah saat ini dalam hal-hal yang memberatkan dari praktik KKN," ungkapnya.
"Setelah ditangkap, terdakwa langsung dieksekusi di Lapas Parepare," sambung Primabudi, dikutip dari Kompas TV.
Jumlah Korban Jiwa Gempa Sulbar
Bencana alam Sulawesi Barat (Sulbar) masih membutuhkan uluran tangan banyak pihak, demi membantu masyarakat yang butuh bantuan.
Korban gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene kian bertambah. Dikutip Antara , Rabu (27/1/2021), korban meninggal mencapai 105 jiwa, 95 orang berasal dari Kabupaten Mamuju dan 10 orang dari Kabupaten Majene.
Sementara itu, melansir situs BNPB, gempa tersebut meninggalkan korban hilang sebanyak 3 orang, luka-luka 6.489 orang (kategori ringan hingga berat) dan 92.075 orang mengungsi di 110 titik pengungsian.
Masih banyak korban pascagempa yang membutuhkan keperluan mendesak, seperti bahan makanan, logistik, sandang, obat-obatan, dan sebagainya.
Tenaga medis dari militer maupun sukarelawan juga diturunkan untuk mengobati pasien yang luka-luka. Berbagai bantuan masih terus berdatangan dari berbagai pihak, seperti pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, donasi terbuka, hingga perusahaan swasta.
Salah satunya adalah bantuan dari PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk atau Sido Muncul, yang turut menyalurkan bantuan uang tunai senilai Rp 240.416.000 untuk korban gempa bumi di Sulawesi Barat.
Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat secara simbolis menyerahkan bantuan untuk korban gempa Mamuju dan Majene lewat Benihbaik.
Irwan menuturkan, bantuan tersebut merupakan tahap kedua setelah bantuan alat kesehatan untuk pekerja medis di lokasi musibah gempa tersebut.
Sebelumnya, pada Kamis (21/1/2021) Sido Muncul telah mendonasikan dana senilai Rp200 juta untuk para dokter yang menangani korban gempa bumi di Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat. Bantuan tersebut ditujukan untuk membeli peralatan medis berupa Gown Steril Ukuran M sebanyak 200 pcs, Gown Steril Ukuran L sebanyak 200 pcs dan Universal Draping Disposable Set sebanyak 300 pcs.
"Ini bantuan Sido Muncul kedua kali di Mamuju dan Majene. Yang pertama kami berikan donasi APD dan peralatan lainnya kepada tenaga medis yang membantu korban bencana di sana," ungkap Irwan, dikutip dari artikel Tribunnews, Rabu (27/1/2021).
Kali ini, Sido Muncul kembali berkolaborasi dengan platform crowdfunding BenihBaik dalam menyalurkan bantuan pokok seperti sandang dan pangan serta biaya operasional. Uang tunai senilai Rp 240.416.000 diserahkan secara simbolis kepada CEO BenihBaik Andy F. Noya di kantor Sido Muncul, Cipete, Jakarta, Rabu (27/1/2021).
Sebagai salah satu situs galang dana dan donasi online yang kredibel, BenihBaik telah dipercaya Sido Muncul Untuk menyalurkan berbagai bantuan kemanusiaan.
Andy F. Noya menegaskan bahwa penyerahan donasi dari Sido Muncul bukan hanya kali ini saja.
“Karena sebelum peristiwa bencana alam Sido Muncul sudah banyak membantu kegiatan sosial dan bahkan sebelum pandemi Covid-19,” jelas Andy.
Donasi senilai Rp 240.416.000 dari Sido Muncul akan digunakan untuk biaya operasional pascagempa dan untuk pembelian sembako, bahan pangan, serta kebutuhan bayi. Benihbaik akan berkoordinasi dengan beberapa pihak di Mamuju dan Majene untuk menyalurkan donasi ini secara tepat sasaran.
Kembali, bantuan kemanusiaan ini adalah bentuk kepedulian yang berkelanjutan dari Sido Muncul untuk korban bencana alam di Indonesia. "Kami mempersiapkan dana CSR untuk bencana alam dan sebagai wujud rasa solidaritas, keprihatinan terhadap sesama umat manusia," tutup Irwan.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengakuan Mubassir, DPO Kasus Korupsi yang Ditangkap di Tenda Pengungsi Gempa Mamuju: Saya Kabur ke Sejumlah Daerah"