Cerita Listyo Sigit Disambut Tawa Ketika Bertanya Apakah Ia Masih Diakui Sebagai Warga NU
Disela-sela pertemuan Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo sempat bercerita ketika ia diakui sebagai warga Nahdlatul Ulama ( NU) atau Nahdliyin
“Kita perkuat kerja sama kita, kita tingkatkan kerja sama kita demi merawat, mengawal, menjaga keutuhan, kekuatan NKRI,” tutur Said.
Sigit resmi menjadi Kapolri menggantikan Jenderal (Pol) Idham Azis yang akan pensiun pada 1 Februari 2021.
Ulama Kharismatik Ini Berani Pasang Badan Buat Kapolri Listyo Sigit Prabowo
Meski nonmuslim, saat nama Listyo Sigit Prabowo diumumkan DPR sebagai calon tunggal Kapolri, ulama kharismatik Banten Abuya Muhtadi Dimyathi memberi dukungan.
Hal itu merujuk saat Listyo Sigit Prabowo menjabat Kapolda Banten sejak 5 Oktober 2016 hingga 13 Agustus 2018.
Di Banten, kata dia, Listyo Sigit Prabowo mampu menciptakan kondisi dan situasi aman tanpa gejolak.
Tak hanya itu, Listyo Sigit Prabowo juga sangat dekat dengan masyarakat termasuk para ulama.
"Tugas utama dia terus amankan negara ini. Insyaallah mampu.
Kalau beliau jadi (Kapolri) saya di belakangnya dan sebatas penguat saja.
Saya ikut bagaimana keputusan pusat saja," kata Abuya Muhtadi kepada wartawan, Jumat (15/1/2021).
Sementara Abuya Murtadho, adik Abuya Mutahdi mengungkapkan hal yang sama.
Menurut dia, selama berdinas di Provinsi Banten, Listyo Sigit Prabowo bekerja sangat baik dan mampu merangkul semua golongan.
Bahkan Listyo Sigit Prabowo sempat menginstruksikan seluruh jajaran Polda Banten untuk membaca kitab kuning.
"Itu bagus," ujarnya.
Dengan sikap tersebut, dia berharap seluruh polisi di Indonesia bisa mengikuti jejak Sigit saat memimpin provinsi yang terdiri dari 4 kota, 4 kabupaten, 154 kecamatan, 262 kelurahan, dan 1.273 desa itu.