BERITA POPULER

Berita Populer Kepri, Penyebab Mobil Carry Terbakar di SPBU Merapi Subur hingga Kasus Rini Pratiwi

Ada beberapa kejadian menarik pembaca Tribun Batam, Kamis (17/2). Di antaranya terungkap penyebab mobil terbakar di SPBU Merapi Subur Batam

Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Beres Lumbantobing
Foto mobil terbakar di SPBU Merapi Subur Tembesi Batam, Sabtu (13/2/2021). Inilah berita Populer Kepri, Penyebab Mobil Carry Terbakar di SPBU Merapi Subur hingga Kasus Rini Pratiwi. 

KEPRI, TRIBUNBATAM.id - Berita populer Kepri hari ini, Rabu (17/2/2021), TERUNGKAP! Ternyata Ini Penyebab Mobil Carry Terbakar di SPBU Merapi Subur dan Tewaskan 2 Balita.

Kemudian, SIAPA Ansar Ahmad? Gubernur Kepri Terpilih Pemenang Pilkada 2020, Kalahkan Isdianto.

Berikutnya, Anggota DPRD Tanjungpinang Rini Pratiwi Ungkap Penggunaan Gelar Hingga Berujung Tersangka.

Beberapa kejadian di Kepri, termasuk Batam menarik perhatian pembaca.

TRIBUNBATAM.id merangkum beberapa berita populer sebagai berikut:

1. TERUNGKAP! Ternyata Ini Penyebab Mobil Carry Terbakar di SPBU Merapi Subur dan Tewaskan 2 Balita

Penyebab kebakaran mobil Suzuki Carry di SPBU Merapi Subur, Sagulung, yang menewaskan dua balita menemukan akhirnya menemukan titik terang.

Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Medan menemukan titik api berasal dari korsleting listrik di bawah bangku sopir.

Wakasat Reskrim Polresta Barelang, AKP Juwita Oktaviani mengatakan, selain mendatangkan Tim Labfor Medan, polisi juga menghadirkan teknisi dari Mobil Suzuki Carry.  

Dari hasil penyelidikan, ada beberapa modifikasi yang ada di tanki BBM mobil.

"Teknisi Suzuki Carry mengatakan bahwa, ada beberapa modifikasi di tangki BBM," ujar Juwita dalam realese yang diterima Tribun, Rabu (17/02/2021).

Juwita menjelaskan, tangki BBM mobil Suzuki Carry yang terbakar dengan plat polisi BP 1622 DU ada dirombak, di mana tangki dibolongi dan diberi selang ke jerigen.

"Ada dua jerigen di bangku belakang mobil, tepatnya di tempat anak korban terbakar," ujarnya.

Baca juga: HARGA Cabai di Pasar Batam Kembali Turun, Ini Daftar Harga Terbarunya

Juwita menambahkan, dari keterangan saksi dan tetangga korban, keseharian korban menjual BBM.

"Untuk kondisi bapaknya masih dalam perawatan, dan rencana akan dilakukan operasi," kata Juwita.

Diketahui, kebakaran satu unit mobil angkutan umum Carry bernopol BP 1622 CU di SPBU Merapi Subur Tembesi, Sagulung, Sabtu (13/2/2021) menghanguskan 2 orang anak.

Api baru bisa dipadamkan setelah lima mobil pemadam kebakaran diterjunkan ke lokasi. 

Sarito Tamba, 5, anak dari Jusmin Tamba meninggal dunia di lokasi.

Sedangkan adiknya, Halasan Tamba, 3, sempat mendapat perawatan intensif di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Embung Fatimah. Namun sayang nyawa balita 3 tahun tersebut juga tidak bisa diselamatkan.

Kesedihan Tetangga

Sementara itu, Hendro Nadeak, tetangga orangtua korban yang terbakar di SPBU Merapi Subur, Sagulung menceritakan kesannya pada Halasan Tamba, balita yang terpanggang di dalam mobil hingga akhirnya meninggal dunia setelah sempat dirawat di rumah sakit. 

Hendro mengaku baru dua kali bertemu dengan keluarga Jusmin Tamba, semenjak pindah ke Bida Ayu.

"Dulukan mereka tinggal di Sungai Daun, jadi mereka baru pindah ke Bida Ayu,"kata Hendro.

Dia mengatakan, pertama mendengar ada marga Tamba pindah ke Bida Ayu, dirinya langsung mencarinya.

"Kebetulan sama Jusmin Tamba, sudah lama saya kenal, karena satu kumpulan marga juga," kata Hendro.

Saat dirinya tahu keluarga Jusmin Tamba pindah ke kompleknya dirinya langsung mencari tahu di mana rumahnya.

"Kebetulan hanya satu gang, jadi saya berjumpa dengan mereka. lalu saya mengajak Halasan dan Sarito jajan," kata Hendro.

Dia mengatakan wajah Halasan, seperti orang luar negeri, rambutnya juga pirang.

"Anaknya juga sangat baik, dia kebetulan memanggil saya Bapa Uda (Adek Bapa,red). Suka sekali cerita anaknya sangat periang," kata Hendro.

Hari Ini Senin (15/2/2021) pas 8 hari atau satu minggu satu hari, Keluarga Jusmin Tamba, pindah dari Sungai Daun ke Bida Ayu.

"Saya masih belum bisa bayangkan, wajah Halasan itu, masih sangat terpampang di wajah saya,"katanya.

Dia juga mengaku belum bisa percaya Halasan dan Sarito sudah pergi untuk selamanya.

"Mungkin kalau saya orangtua kandungnya, saya tidak sanggup, menanggung derita yang terjadi," kata Hendro.

Kisah Pilu Jusmin Tamba

Jusmin Tamba masih harus menjalani perawatan intensif di RSUD Embung Fatimah akibat luka bakar yang dia alami.

Bukan hanya harus menahan perihnya luka, dia juga harus menerima kenyataan pahit kehilangan dua buah hati sekaligus dalam peristiwa mengerikan yang dia alami. 

Jusmin mengalami kecelakaan yakni mobil yang dia kemudikan terbakar ketika berada di SPBU Merapi Subur, Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Provinsi Kepri, Sabtu (13/2) sekira pukul 15.30 WIB.

Padahal, di dalam mobil itu ada kedua anaknya yang akhirnya terpanggang dan meninggal dunia.

Sarito Tamba anaknya yang masih berumur lima tahun sebelumnya menjadi korban mobil terbakar di Batam.

Kini, Halasan Tamba yang masih 3 tahun menghembuskan napas terakhirnya setelah dirawat intensif di IGD RSUD Embung Fatimah, Sabtu (13/2) malam.

mobil terbakar di SPBU Merapi Subur Tembesi Batam, Sabtu (13/2/2021)
mobil terbakar di SPBU Merapi Subur Tembesi Batam, Sabtu (13/2/2021) (tribunbatam.id/Beres Lumbantobing)

Halasan Tamba sebelumnya diselamatkan Sang Ayah dari dalam mobil yang terbakar api.

Berbeda dengan nasib kakaknya Sarito Tamba yang masih berada di dalam mobil.

Namun takdir berkata lain, nyawa Halasan Tamba tak dapat tertolong.

Menurut salah satu petugas IGD, korban meninggal sekitar pukul 23.30 tadi malam.

Jenazah korban langsung dipulangkan menggunakan mobil ambulance RSUD Embung Fatimah.

Menurut salah satu keluarganya, Anda Sinaga, saat ini jenazah sudah disemayamkan di rumah duka dan sedang dalam prosesi upacara adat.

"Tadi malam sudah dibawa. Saya di sini nunggu abang," kata Anda saat di RSUD Embung Fatimah, Minggu (14/2/2021) pagi.

Baca juga: KORBAN Mobil Terbakar di SPBU Merapi Subur Bertambah, Halasan Tamba Meninggal Dunia

Baca juga: Baru Berusia 5 Tahun, Ini Identitas Anak Korban Kebakaran di SPBU Merapi Subur Tembesi Batam

Anda menceritakan Jusmin Tamba membawa kedua anaknya lantaran merengek meminta ikut.

"Sebenarnya abang itu (Jusmi) tak ingin mengajak anaknya untuk ikut membeli minyak di SPBU.

Tapi karena si anak menangis, istrinya menyuruh untuk membawa kedua adik kakak ini," ujarnya.

Nahas, tak ada yang menyangka kejadian kebakaran itu pun terjadi dan menewaskan keponakannya bersama mobil yang terbakar hangus.

Sementara Jusmin Tamba, ayah kedua anak yang menjadi korban kebakaran itu, masih dirawat intensif di RSUD Embung Fatimah.

Menurut Tiurma, salah satu penjaga di ruang Flamboyan, tempat korban di tempatkan, saat ini korban sudah berada di ruang operasi dan sedang menjalankan operasi.

RSUD Embung Fatimah Batam.
RSUD Embung Fatimah Batam. (TRIBUNBATAM.ID/IAN SITANGGANG)

Polsek Sagulung Koordinasi dengan Tim Labfor Medan

Polisi masih selidiki penyebab mobil terbakar di SPBU Merapi Subur, Kelurahan Tembsi, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Provinsi Kepri yang terjadi, Sabtu (14/2/2021).

Kapolsek Sagulung AKP Yusriadi Yusuf mengatakan, saat ini pihaknya masih mengembangkan terkait kasus tersebut.

Satu unit mobil carry dengan nomor polisi BP 1622 CU sebelumnya terbakar di area SPBU Merapi Subur Batam.

Untuk mengetahui penyebab pasti terbakarnya mobil tersebut hingga menelan korban jiwa, polisi sudah berkoordinasi dengan Tim Labfor Medan.

"Kami sudah koordinasi, Senin (15/2/2021), Tim Labfor dari Medan rencananya akan tiba di Batam," ungkap Kapolsek Sagulung itu, Minggu (14/2/2021).

Pihaknya pun belum bisa memberikan keterangan mengenai penyebab mobil carry tersebut terbakar saat mengantre untuk mengisi BBM.

"Untuk lebih jelasnya, kita tunggu Tim Labfor. Mereka yang membuat analisa dan penyidikan, melalui laboratoriun," kata Yusuf.

2. SIAPA Ansar Ahmad? Gubernur Kepri Terpilih Pemenang Pilkada 2020, Kalahkan Isdianto

Nasib Pilkada Kepri akhirnya resmi diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi (MK).

Ketua Hakim Mahkamah Konstitusi merangkap anggota, Anwar Usman membacakan amar putusan gugatan Pilkada Kepri, Selasa (16/2/2021) sekira pukul 15.27 WIB.

Dalam live streaming, Anwar membacakan jika permohonan yang diajukan pemohon dalam hal ini tim Isdianto dan Suryani terkait proses Pilkada Kepri tidak dapat diterima.

Tim Isdianto dan Suryani (INSANI) yang tidak terima dengan hasil Pilkada 2020 akhirnya harus menerima kekalahan.

Dengan putusan MK itu, pasangan Ansar Ahmad dan Marlin Agustina akhirnya keluar sebagai pemenang Pilkada 2020.

Artinya, mereka akan memimpin Provinsi Kepri selama 5 tahun mendatang sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur.

Lantas, siapa sosok Ansar Ahmad?

Sekilas tentang Ansar Ahmad

PILKADA KEPRI - Calon Gubernur Kepri Ansar Ahmad menggelar kampanye Pilkada Kepri di Perumahan Bumi Sakinah, Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Provinsi Kepri, Minggu (29/11).
PILKADA KEPRI - Calon Gubernur Kepri Ansar Ahmad menggelar kampanye Pilkada Kepri di Perumahan Bumi Sakinah, Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Provinsi Kepri, Minggu (29/11). (TribunBatam.id/Istimewa)

Ansar Ahmad adalah calon gubernur termuda di antara ketiga cagub yang berlaga.

Ia kini berusia 56 tahun, selisih 3 tahun dengan Isdianto.

Meski demikian, pengalamannya di bidang politik dan pemerintahan tak bisa disepelekan.

Sebelum mencalonkan diri di Pilkada Kepri 2020, ia adalah anggota DPR RI periode 2019-2024 dari fraksi Partai Golkar.

Demi melenggang di panggung ini, Ansar rela mengundurkan diri dari kursinya di Senayan.

Ia juga pernah menjabat sebagai Bupati Bintan selama 2 periode, yakni 2005-2010 dan 2010-2015.

Sejak tahun 2005 itu, Ansar Ahmad juga dipercayai sebagai Ketua DPD Golkar selama 15 tahun hingga 2015.

Selain capaian-capaian tersebut, berikut Tribun Batam sajikan profil lengkap dan perjalanan karier Ansar Ahmad.

Profil Ansar Ahmad

ANSAR AHMAD - Calon Gubernur Kepri Ansar Ahmad dalam Tribun Podcast, Sabtu (21/11).
ANSAR AHMAD - Calon Gubernur Kepri Ansar Ahmad dalam Tribun Podcast, Sabtu (21/11). (TribunBatam.id/Istimewa)

Ansar dilahirkan di sebuah kampung kecil di Kijang, Bintan pada 10 April 1964.

Dia berasal dari keluarga kurang mampu dan sejak kecil harus hidup bersama seorang ibu dengan lima orang anak.

Ayah Ansar, Abdul Ahad telah lama berpulang, meninggalkan anak-anaknya menjadi yatim.

Ansar pun harus ikhlas dan rela berjuang menghidupi diri sendiri sekaligus membantu ibunda tercinta.

Dari Otobiografi Ansar Ahmad diceritakan, bahwa saat Ansar masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) pada tahun 1973-1974, ia sempat menjadi tukang cuci bus Dinas Penerangan Kabupaten Kepulauan Riau.

Hal ini dilakukannya demi bisa memenuhi biaya sekolahnya.

Setiap hari, ia melakoni pekerjaan ini selepas Maghrib.

Menginjak usia remaja, Ansar dikenal sebagai sosok remaja yang religius.

Bahkan kepiawaiannya dalam melantunkan ayat-ayat suci Al Quran mengantarkannya menjadi wakil Kecamatan Tanjungpinang Timur pada sebuah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ). 

Memasuki bangku perkuliahan, Ansar memilih Fakultas Ekonomi Universitas Riau (Unri) di Pekanbaru untuk menimba ilmu pada tingkat yang lebih tinggi. 

Di kota itu ia menyewa sebuah rumah kecil yang dikelilingi kebun kangkung hingga tahun 1984.

Untuk menambah biaya kuliahnya, Ansarpun memanfaatkan keahliannya membaca Al Quran dengan menjadi guru mengaji dari rumah ke rumah.  

Pergaulan di kampus jugalah yang mengantarkannya berteman dengan teman-teman satu angkatan seperti Rusli Zainal (Gubernur Riau), Syamsurizal (Bupati Bengkalis), Wan Syamsir Yus (Walikota Dumai dan Sekda Prov Riau), Asrul Jaafar (Bupati Kuansing) dan masih banyak lagi.

Memasuki tahun kedua di kampusnya, Ansar terpilih sebagai Ketua Senat Mahasiswa Unri yang merupakan jabatan sangat prestisus di kalangan mahasiswa. 

Karier

Pada tahun 1980 setelah menikah dengan Dewi Kumala Sari, Ansar masih memimpin Gabungan Koperasi Pegawai Negeri selama satu tahun.

Setelah meraih gelar sarjana ekonomi, Ansar kembali ke Tanjungpinang dan bekerja sebagai pegawai Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Riau Kepulauan di Tanjungpinang.

Karirnya terus melesat, sehingga menjadi Kabag Pembangunan Kabupaten Riau Kepulauan, berikut kepala bagian perekonomian.

Dalam sidang DPRD Kabupaten Kepri tanggal 23 Oktober tahun 2000, pasangan Huzrin Hood dan Ansar Ahmad terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepri periode 2000-2005.

Pada tanggal 2 Oktober 2003 Huzrin tersandung permasalahan hukum hingga diberhentikan oleh Mahkamah Agung. 

Setelah itu Ansar melanjutkan tugas Huzrin sebagai pelaksana tugas Bupati.

Ia kemudian mencalonkan diri berpasangan dengan Mastur Taher pada tahun 2005 dan terpilih sebagai Bupati Bintan.

Selanjutnya Ansar kembali diamanahkan oleh masyarakat Bintan menjadi Bupati Bintan berpasangan dengan Khazalik periode 2010-2015.

Lima tahun masa kepimpinan Ansar bersama Mastur Taher berhasil menekan angka kemiskian dari 14,5 persen tahun 2005 menjadi 12,47 persen.

Dalam bidang pendidikan Ansar berhasil meningkatkan indeks pendidikan dari 80,16 persen tahun 2005 dan 82,76 persen pada tahun 2009, dan meningkatkan angka harapan hidup 69,33 pada tahun 2005 menjadi 69,69 tahun 2009.

Tekad Ansar Ahmad untuk membangun Kepulauan Riau telah bermula sejak lama, jauh bertahun-tahun sebelumnya.

Sebelum menjadi Bupati Bintan, Ansar ingin membangun ibukota Kabupaten Bintan yang baru, dia memilih satu dari empat desa yang akan menjadi tapak lokasi pembangunan dengan membangun pusat Pemerintahan Bintan di Bintan Bunyu.  

Sadar dengan potensi yang sangat besar di daerahnya, Ansarpun menitik beratkan program pembangunan pada bidang infrastruktur.

Keberhasilannya bisa dilihat, salah satunya adalah sarana dan prasarana jalan yang sangat baik dan terencana, jauh lebih baik jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Kepri

Sejak lima tahun yang lalu Pemkab Bintan di bawah kepemimpinan Ansar Ahmad berupaya mempertahankan dan bahkan meningkatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi di atas lima persen.

Ini terlihat dari catatan pendapatan per kapita rakyat Bintan dari Rp25,13 juta pada tahun 2005 menjadi Rp31,56 juta pada tahun 2009.

Upaya Ansar ini juga dapat terwujud berkat dukungan program sosial pemerintah yang berjalan sesuai dengan harapan.  

Ansar terus mengupayakan berlangsungnya program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri perdesaan, PNPM ekonomi Bintan, alokasi dana desa, rehab rumah tidak layak huni, dana alokasi khusus desa serta bantuan beras miskin.

Terlebih lagi adalah terlaksananya program PNPM Mandiri kelautan dan perikanan. Termasuk pemberian bantuan modal untuk petani dan nelayan. 

Kini, dengan segudang pengalamannya, Ansar Ahmad dengan mantap melenggang di Pilkada Kepri 2020.

3. Anggota DPRD Tanjungpinang Rini Pratiwi Ungkap Penggunaan Gelar Hingga Berujung Tersangka

Kasus dugaan gelar palsu yang menyeret oknum DPRD Tanjungpinang Rini Pratiwi begitu menyita perhatian publik.

Apalagi setelah ia ditetapkan tersangka oleh penyidik Satreskrim Polres Tanjungpinang.

Berkasnya bahkan dinyatakan lengkap oleh Kejari Tanjungpinang dan dalam waktu dekat akan disidang.

Rini Pratiwi pun angkat bicara mengenai kasus kini dihadapinya.

Ditemui saat pembukaan Musrenbang tingkat II Kecamatan Tanjungpinang Timur, Rini Pratiwi mengaku telah merubah kembali titel master dari perguruan tinggi setelah keluarnya Surat Keterangan dari universitas tempatnya memperoleh ijazah tersebut.

Penyidik Polres Tanjungpinang sebelumnya menemukan sejumlah alat bukti.

DUGAAN GELAR PALSU - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tanjungpinang, Rini Pratiwi yang ditetapkan tersangka penuhi panggilan penyidik dengan didampingi dua kuasa hukumnya di Polres Tanjungpinang, Jumat (30/10/2020).
DUGAAN GELAR PALSU - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tanjungpinang, Rini Pratiwi yang ditetapkan tersangka penuhi panggilan penyidik dengan didampingi dua kuasa hukumnya di Polres Tanjungpinang, Jumat (30/10/2020). (TribunBatam.id/Endra Kaputra)

Di antaranya pengunaan gelar yang tidak sesuai. Penyidik menilai, Rini Pratiwi seharusnya menggunakan gelar Master Management (MM), tetapi malah menggunakan gelar Master Managemen Pendidikan (MMPd).

"Oh iya kalau gelar saya sendiri memang sudah ganti semenjak keluar Surat Keterangan dari kampus ya.

Mereka menerangkan bahwa gelar saya itu cukup (MM) nya saja tidak perlu konsentrasi pendidikannya dimasukkan," ucapnya, Rabu (17/2/2021).

Rini menambahkan, kasus dugaan gelar palsu itu mencuat setelah ia memasukkan konsentrasi pendidikannya.

Ini menurutnya karena tidak diberikan contoh penulisan oleh otoritas kampus.

"Itu alasannya kenapa kemarin saya memasukkan konsentrasi pendidikan.

Karena memang dalam ijazah sendiri tidak dituliskan contoh penulisan untuk gelar saya.

Jadi saya dan termasuk teman-teman lain yang memang menggunakan yang harus dikoreksi kemarin itu," tambahnya.

Rini Pratiwi pun menyerahkan sepenuhnya proses hukum yang berjalan kepada pihak yang berwenang terkait persoalan hukum yang kini menjeratnya.

Rini pun berharap agar sepenuhnya proses hukum dapat berjalan dengan baik.

"Mohon doa juga lah dari teman-teman media dan warga Tanjungpinang.

Mudah-mudahan semua diberi kesehatan sehingga proses ini dapat berjalan dan tidak ada kendala nya gitu," tukasnya.

(TribunBatam.id/Bereslumbantobing/Pertanian Sitanggang/Widi/Noven Simanjuntak)

*Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved