Santi Menangis di Fraksi PDIP, Gadaikan HP dan KTP untuk Makan 2 Anak, Hidup Sulit di Masa Pandemi
Dengan berurai air mata Santi Marisa menceritakan terpaksa menggadaikan KTP dan HP miliknya untuk menyambung hidup di masa-masa sulit pandemi corona
Suaminya, Toha Mustofa, biasa bekerja serabutan jadi kuli proyek.
Baca juga: Meski Sepi Aktivitas, Angkasa Pura Beri 750 Paket Sembako untuk Warga Tanjungpinang Terdampak Corona
Selama pandemi tidak adalagi pekerjaan.
Kehadiran Santi di ruang fraksi itu mengejutkan Achmad Hidayat, tenaga ahli Fraksi PDIP.

Achmad yang juga Wakil Sekertaris DPC PDIP Surabaya ini bisa merasakan kesedihan warga yang tiap hari tinggal di Jalan Gresikan, Pacar Kembang, Kecamatan Tambaksari ini.
Sambil menyertakan dua anaknya yang masih usia SD dan TK, Santi tidak henti-hentinya sesenggukan.
Dia mengaku sudah tidak punya apa-apa lagi.
HP satu-satunya yang juga untuk media daring sekolah anaknya terpaksa digadaikan untuk makan.
Sudah ada beberapa bulan suami Santi tidak lagi bisa menafkahi dirinya bersama dua anaknya.
Baca juga: VIDEO - Dampak Corona, Pria Ini Banting Setir Jual Bumbu Dapur Pakai Kostum Superhero
Baca juga: Bersama PSMTI, Kapolres dan Danlanal Gunakan Motor Bagi Sembako ke Warga Lingga Terdampak Corona
"Gurunya menanyakan kenapa Cantika (anak pertama) tidak mengerjakan tugas hingga sebulan lebih.
Saya sedih dan malu.
Soalnya HP saya gadaikan dan belum bisa kami tebus," ucap Santi lirih.

Anak pertamanya itu sekolah di SDN Kapasan V. Santi berniat meminjam HP tetangga tapi harus masuk grup sekolah.
Saat ini, Santi makin bingung karena untuk makan saja susah. Tak ada lagi jasa kuli bangunan untuk suaminya.
Hampir semua barang-barang di rumahnya habis digadaikan.
Tidak hanya HP, sejumlah pakaian sampai Kartu Keluarga (KK) pun sudah masuk Pegadaian.