Disuruh Memburu Narkoba, 12 Personel Polisi Ini Malah Tertangkap Basah Pesta Narkoba di Kamar Hotel
Sebanyak 12 orang anggota kepolisian, termasuk Kompol Yuni Purwanti diduga menyalahgunakan narkoba di satu hotel Kota Bandung, Selasa (16/2/2021)
TRIBUNBATAM.id, BANDUNG- Disuruh atau ditugaskan memburu pelaku pengedar dan penyalahgunaan narkoba, belasan personel polisi ini malah asyik pesta narkoba.
Sebanyak 12 personel polisi itu tertangkap basah pesta narkoba di kamar hotel.
Belasan oknum anggota Polsek Astana Anyar diamankan Propam Polda Jabar.
Mereka diamankan dari satu hotel di Kota Bandung, Selasa (16/2/2021).
Diduga belasan personel polisi itu terlibat pesta narkoba.
Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jabar menangkap Kapolsek Astana Anyar, Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi bersama 11 anggota kepolisian.
Sebanyak 12 orang anggota kepolisian ini diduga menyalahgunakan narkoba di salah satu hotel Kota Bandung, Selasa (16/2/2021).
Meski ia adalah polisi wanita ( Polwan ), namun prestasinya di jajaran Korps Bhayangkara cukup mentereng.
Sebelum menjadi Kapolsek Astanaanyar, Kompol Yuni adalah Kapolsek Bojongloa Kidul.
Di wialayah Jawa Barat, ia piawai mengungkap kasus kejahatan termasuk peredaran narkoba.
Satu di antaranya adalah Kompol Yuni Purwanti yang beberapa waktu lalu mengungkap kasus peredaran kokain di Bogor Jawa Barat.
Ketika masih menjadi Kanit 3 Sub Dit 2 Dit Narkoba Polda Jabar, Kompol Yuni Purwanti bersama sejumlah personel jajaran Polda Jabar, berhasil menangkap dua orang pelaku yang membawa narkotika jenis kokaina atau kokain di Kabupaten Bogor, Sabtu (30/3/2019).
Kompol Yuni mengatakan, bahwa untuk menangkap kedua pelaku tersebut digunakan metode undercover atau menyamar selama tiga hari dari daerah Cengkareng hingga Kabupaten Bogor.
"Kami mengintai selama tiga hari dan akhirnya berhasil menangkap dua orang berinisial AS dan YA.
Kami membuat janji dengan pelaku untuk membeli kokain tersebut.
Kami pancing dengan cara kami sendiri dan mereka sama sekali tidak tahu bahwa kami polisi," kata Kompol Yuni, Selasa (9/4/2019).
Ia kemudian mengatakan kronologi penangkapan yang dilakukan oleh polisi.
Ia menjadi satu-satunya polwan dalam penyamaran tersebut.
Menurutnya, pada 30 Maret 2019, ia dan sejumlah personel lainnya menangkap AS sekira pukul 16.00 WIB di rumah AS yang terletak di Desa Karanggan, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
Dari tangan AS polisi mendapatkan 20 gram kokain.
Yuni dan anggota polisi lainnya kemudian mengembangkan lagi kasus ini.
Mereka akhirnya bisa meringkus YA di dekat sebuah minimarket di wilayah Gunung Putri, Kabupaten Bogor, sekira pukul 20.00 WIB.
Harga dari kokain tersebut dikatakan Yuni ialah Rp 50 juta.
Ia mengatakan bahwa kokain merupakan jenis narkotika kelas atas (high class).
Indikasi awalnya, bahwa kokain tersebut akan diedarkan di wilayah Gunung Putri karena banyaknya vila di daerah tersebut.
"Tapi karena ini narkotika kelas atas dan mahal, maka hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mengonsumsi. Ternyata di wilayah Jabar ada transaksi kokain, selama ini tidak ada.
Kami masih melakukan pengembangan, pengakuan pelaku bahwa barang tersebut berasal dari Jakarta," katanya.
Saat melakukan penangkapan, Yuni mengatakan timnya mendapat perlawanan secara fisik, tapi prinsipnya, mereka tidak ingin targetnya lepas.
"Ya, biasalah, namanya juga orang, ya, tidak mau ditangkap, tapi kami tidak mau melepas target," katanya.
Kepada Tribun beberapa waktu lalu saat masih menjabat sebagai Kapolsek Bojongloa Kidul Kompol Yuni Purwanti mengisahkan beberapa proses penangkapan yang dilakukan.
Misalnya ketika ia menjadi Kasat Reserse Narkoba di Polres Bogor.
Wanita kelahiran Porong, Sidoarjo, 23 Juni 1971 ini kerap kali mengecohkan para incaran pelakunya.
Penampilan yang nyentrik, membuat ibu dua anak ini tidak mudah dikenali, apalagi oleh para pelaku narkoba.
"Aku kan memang pakaiannya seperti ini, pakai kaos, celana levis bolong, sepatu converse," kata wanita berwajah cantik ini di laman Tribunnewsbogor.com.
Anak ketiga dari AKBP Sumardi (alm), pensiunan Secapa Polri ini, telah menorehkan prestasi yang cukup baik selama menjabat sebagai Kasat Narkoba.
Sepanjang 2015 saja, AKP Yuni telah mengungkap 137 kasus, dengan barang bukti 5 ton ganja, 2 kilogram sabu, 25 butir ekstasi, dan 2 gram heroin.
Menurutnya, dengan 30 anggota yang dimilikinya saat ini, sama sekali tidak menghalanginya untuk tetap memberantas peredaran narkoba di Kabupaten Bogor.
"Dibuat enjoy saja, walau tidak pulang, niat kami memberi yang terbaik untuk Polres Bogor, niat tanggung jawab dan keikhlasan bekerja," kata Polwan angkatan 1989 itu.
Walau begitu, sebagai perempuan yang memimpin satuan dan menjaga keluarga, Yuni pun sering berkelahi.
Malah, wanita berparas cantik ini juga sering bertransaksi dengan para bandar narkoba.
"Sering ketemu berdua, pas barangnya sudah dikeluarin langsung kami lakukan penangkapan, sering sekali gontok-gontokan kaya petinju, sampai masuk got malah," ujarnya.
Tak hanya berprestasi, Kompol Yuni pun seorang perempuan tangguh, karena bisa membesarkan dua anaknya sendirian.
Ya, Kompol Yuni adalah seorang single parent.
Ia sudah cukup lama menjalani peran ganda sebagai sosok ayah dan ibu.
Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi, wanita cantik itu merupakan satu dari dua wanita yang mendapat kehormatan menjadi Kapolsek di jajaran Polrestabes Bandung.
"Saya punya dua orang anak, keduanya saat ini sudah kuliah. Saya membesarkan kedua itu sendiri dan tidak merasakan kesulitan," kata Kompol Yuni kepada Tribun Jabar di Mapolrestabes Bandung, Jumat (22/12/2017).
Yuni mengaku tidak kesulitan membesarkan kedua anaknya karena sejak kecil mereka sudah paham ibunya adalah seorang pekerja keras.
"Anak-anak sudah paham pekerjaan saya, yang penting perhatian dan komunikasi harus tetap dijaga dengan anak-anak. Itulah hebatnya peranan seorang ibu," kata Yuni.
Yuni pun sangat menghormati peranan seorang ibu, terlebih ia sudah menjadi seorang ibu dari dua orang anak.
Menurut Yuni yang seorang single parent ini, sosok ibu di tengah-tengah masyarakat sudah berubah menjadi lebih baik.
Jika seorang ibu bekerja di kantor, maka harus bisa membagi waktu.
Saat berada di rumah, menurut Yuni, ia harus bisa menjadi sosok ibu yang seutuhnya mengerjakan pekerjaan di rumah dan mengatasi permasalahan keluarga.
"Luar biasa dan salutlah, kita seharusnya mengacungkan jempol kepada ibu sebagai satu wujud hormat kita," kata Yuni
Dalam sejarah Indonesia, kata Yuni, tokoh wanita dan peranan ibu sangat besar, ibu adalah segalanya.
Menurut Yuni, tanpa peranan wanita dan ibu di masa lampau, peranan wanita tidak bisa seperti saat ini.
Untuk menghormati pern dan jasa kaum ibu pula, setiap tanggal 22 Desember Pemerintah RI menetapkan sebagai Hari Ibu Nasional.
Tanggal ini dipilih bertepatan dengan tahun pembukaan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama, pada 22 hingga 25 Desember 1928.
Tanggapan Psikologi
Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel, memberi tanggapan soal diamankannya belasan anggota Polsek Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat, atas dugaan penyalahgunaan narkoba.
Reza menilai profesi polisi merupakan salah satu pekerjaan terberat di dunia.
"Menjadi polisi itu sama artinya dengan menekuni salah satu pekerjaan paling berat sejagat. Beban naik, stamina turun, waktu konstan," ungkap Reza saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (17/2/2021).

Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel (Tangkap layar kanal YouTube Baitul Maal Hidayatullah)
Reza mengungkapkan, anggota polisi bisa jadi termasuk kelompok rentan penyalah guna narkoba.
Ia menyebut, bisa saja narkoba disalahgunakan oknum anggota kepolisian untuk mendongkrak stamina dan suasana hati secara instan.
"Cara 'jitu' untuk mendongkrak stamina dan menata suasana hati, ya pakai narkoba. Instan."
"Jadi, hitung-hitungan di atas kertas, bisa dikatakan bahwa personel polisi bisa jadi termasuk kelompok rentan menyalahgunakan narkoba," ungkapnya.
Sehingga, Reza menyebut membutuhkan kontrol yang super ketat mengenai hal ini.
"Butuh kontrol superketat. Apalagi, dengan power yang mereka punya, tampaknya mereka punya akses lebih luas untuk memperoleh barang haram tersebut," ujar Reza.
Kapolri Bersih-bersih
Saat Kapolri dijabat Jenderal Listyo Sigit Prabowo, jajarannya pun gencar melakukan bersih-bersih.
Kali ini, belasan oknum anggota Polsek Astana Anyar diamankan Propam Polda Jabar di satu hotel di Kota Bandung, Selasa (16/2/2021) terlibat pesta narkoba.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Erdi A Chaniago membenarkan informasi yang beredar tersebut.
"Yang jelas memang ada anggota Polsek Astana Anyar yang diamankan terkait diduga menyalahgunakan narkoba," ujar Erdi di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta Bandung, Rabu (17/2/2021).
Ia mengatakan, penangkapan itu bermula dari pengaduan masyarakat yang disampaikan ke Propam Mabes Polri.

Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi (DOK TRIBUNNEWSBOGOR.COM)
"Kemudian Propam Mabes Polri menyampaikan ke Propam Polda Jabar.
Seketika Propam Polda Jabar bergerak menuju Polsek Astana Anyar untuk mencari beberapa orang yang sudah dicurigai," ujar Erdi.
Dari penangkapan itu, propam kemudian melakukan tes urine pada mereka yang dicurigai.
Dan hasilnya positif urine menggunakan sabu-sabu.
"Totalnya ada 12 anggota.
Termasuk termasuk Kapolsek Astana Anyar.
Soal apakah semuanya anggota Polsek Astana Anyar sedang didalami," ucap Erdi.
Terancam dipecat
Dikatakan, Polri khususnya Polda Jabar berkomitmen akan bertindak tegas dan keras kepada siapapun anggota Polri yang melakukan pelanggaran terutama terkait narkoba.
"Ini masih didalami apakah semua anggota Polsek Astana Anyar atau tidak, tapi anggota manapun juga kalau memang terlibat dalam kejahatan narkoba akan ditindak," tegasnya.
Apabila terbukti melanggar, Polda Jabar tak segan memberikan hukuman tegas kepada anggota yang melanggar.
"Ancamannya bisa penurunan pangkat hingga pemecatan," ucapnya.
Meski, belasan anggotanya diamankan Propam, pelayanan di Mapolsek Astana Anyar masih berjalan dengan lancar.
"Masih berjalan karena roda organisasi terus berjalan, sistem terus berjalan, pelayanan tetap berjalan," ucapnya.
Siapa Kapolsek Astana Anyar yang ikut ditangkap?
Ternyata dia adalah Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi.
Ia lahir di Porong Sidoarjo, pada 23 Jun 1971.
Kapolsek Astana Anyar merupakan anak ketiga dari AKBP Sumardi (alm).
Ia merupakan polwan angkatan 1989.
Sebelum menjabat sebagai Kapolsek Astana Anyar, ia tercatat pernah menjadi Kasar Reserse Narkoba di Polres Bogor dan Kapolsek Bojongloa Kidul Kota Bandung.
Foto-foto Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi
Sosok Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi
Pada 2017, Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi merupakan satu dari dua wanita yang mendapat kehormatan menjadi Kapolsek di jajaran Polrestabes Bandung.
"Saya punya dua orang anak, keduanya saat ini sudah kuliah. Saya membesarkan kedua itu sendiri dan tidak merasakan kesulitan," kata Kompol Yuni kepada Tribun Jabar di Mapolrestabes Bandung, Jumat (22/12/2017).
Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi, yang berstatus orang tua tunggal mengaku tidak kesulitan membesarkan kedua anaknya karena sejak kecil mereka sudah paham ibunya adalah seorang pekerja keras.

"Anak-anak sudah paham pekerjaan saya, yang penting perhatian dan komunikasi harus tetap dijaga dengan anak-anak. Itulah hebatnya peranan seorang ibu," kata Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi.
Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi pun sangat menghormati peranan seorang ibu, terlebih ia sudah menjadi seorang ibu dari dua orang anak.
Menurut Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi yang seorang single parent ini, sosok ibu di tengah-tengah masyarakat sudah berubah menjadi lebih baik.
Jika seorang ibu bekerja di kantor, maka harus bisa membagi waktu.
Saat berada di rumah, menurut Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi, ia harus bisa menjadi sosok ibu yang seutuhnya mengerjakan pekerjaan di rumah dan mengatasi permasalahan keluarga.
"Luar biasa dan salutlah, kita seharusnya mengacungkan jempol kepada ibu sebagai satu wujud hormat kita," kata mantan Kasat Narkoba Polres Bogor ini.
Dalam sejarah Indonesia, kata Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi , tokoh wanita dan peranan ibu sangat besar, ibu adalah segalanya.
Menurut Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi , tanpa peranan wanita dan ibu di masa lampau, peranan wanita tidak bisa seperti saat ini.
Untuk menghormati pern dan jasa kaum ibu pula, setiap tanggal 22 Desember Pemerintah RI menetapkan sebagai Hari Ibu Nasional.
Tanggal ini dipilih bertepatan dengan tahun pembukaan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama, pada 22 hingga 25 Desember 1928.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Diduga Pakai Narkoba, Kapolsek Astana Anyar dan 11 Anggotanya Diamankan Propam Polda Jabar", dari tribunjabar.id dengan judul BREAKING NEWS Kapolsek di Bandung Diamankan di Hotel Diduga Terkait Narkoba,11 Polisi Juga Ditangkap, dari tribun-timur.com dengan judul Profil atau Biodata, Foto Kapolsek Astana Anyar Kompol Yuni Purwanti yang Ditangkap karena Narkoba,