BATAM TERKINI

CATAT! Siswa TK dan SD di Batam Dilarang Keras Belajar Tatap Muka di Sekolah

Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Hendri Arulan mengingatkan agar sekolah tingkat TK dan SD tidak membuka belajar tatap muka di sekolah.

TRIBUNBATAM.id/ROMA ULY SIANTURI
Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Hendri Arulan mengingatkan agar sekolah tingkat TK dan SD tidak membuka belajar tatap muka di sekolah. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Hendri Arulan mengingatkan agar sekolah tingkat TK dan SD tidak membuka belajar tatap muka di sekolah.

Hal itu karena, hingga saat ini baru siswa SMP yang diperbolehkan untuk membuka proses belajar mengajar dengan sistem tatap muka di tengah pandemi covid-19.

Jika ada sekolah TK dan SD di mainland yang nekat melakukan tatap muka, Hendri meminta dilaporkan ke Dinas Pendidikan Batam

"Jika ada TK dan SD yang melangsungkan tatap muka tolong informasikan kepada kami," tegas Hendri saat berada di Batam Center, Kamis (25/2/2021).

Hendri menegaskan sejauh ini pihaknya belum merekomendasikan sekolah tingkat TK dan SD melangsungkan proses belajar mengajar tatap muka.

Dia mengatakan, Walikota Batam, Muhammad Rudi belum memberikan ruang.

"TK dan SD belum boleh tatap muka di Batam. Hanya SMP saja. Itupun kalau sudah siap," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, proses belajar mengajar tatap muka sekolah mainland segera dibuka.

Hal ini dibeberkan oleh Wali Kota Batam, Muhammad Rudi.

Baca juga: JADWAL Kapal Ferry di Pelabuhan Domestik Sekupang Batam, Kamis 25 Februari 2021

"Sekolah tatap muka di mainland yang SMP dulu aja yang SD belum. Saya sudah perintahkan Kadis Pendidikan untuk panggil seluruh Kepala Sekolah," ujar Rudi.

Rudi menegaskan seluruh sekolah harus menerapkan protokol kesehatan (protkes). Lantas kenapa harus tingkat SMP saja?

Menurut Rudi, siswa SMP sudah berusia 12 tahun ke atas. Sehingga bisa diarahkan untuk mematuhi protkes.

Sesuai aturan Menteri Pendidikan, satu lokal hanya diperbolehkan 20 siswa. Dan dalam satu hari hanya diperbolehkan belajar selama 3 jam tanpa ada jam istirahat.

"Tak boleh ada keluar main-main. Setiap sekolah tak diperbolehkan ada kantin. Kita akan ikuti semua," ujar Rudi.

Ia memberikan kebebasan kepada sekolah dalam mengatur protkes ini. Misalnya, apabila ada sekolah yang siswanya sampai 40, berarti akan ada sistem shift.

"Tergantung sekolahnya masing-masing. Terpenting harus ada protkes. Mau 2 shift, 3 shift. Terserah saja," ujar Rudi. (TRIBUNBATAM.id/Roma Uly Sianturi)

*Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved