PELANTIKAN GUBERNUR KEPRI
PUTRA Bintan Jadi Gubernur Kepri, Ini Profil Ansar Ahmad, Hidup Prihatin Sejak Kecil
Masa kecil Ansar Ahmad begitu sederhana. Ia bahkan pernah menekuni profesi cuci bus saat kecil untuk memenuhi biaya sekolahnya.
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
KEPRI, TRIBUNBATAM.id - Nama Ansar Ahmad menjadi sorotan. Itu setelah dirinya terpilih menjadi Gubernur Kepri hingga 2024.
Tugasnya memimpin Kepri akan dibantu Marlin Agustina, istri Wali kota Batam sekaligus Kepala BP Batam Muhammad Rudi.
Mereka berdua telah tiba di Istana Negara Jakarta, Kamis (25/2/2021).
Rencananya, Presiden RI Joko Widodo akan melantik keduanya bersama Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar serta Bengkulu.
Mereka dijadwalkan akan dilantik sekira pukul 10.30 WIB.
Setibanya di Istana Negara, Ansar Ahmad dan Marlin Agustina mengikuti gladi bersih prosesi pelantikan.

Sebelum tiba di Jakarta, Ansar Ahmad bersama istri termasuk Marlin Agustina dan Muhammad Rudi menjalani swab PCR test di rumah sakit yang sudah ditentukan.
Mereka yang ikut diswab termasuk keluarga yang masuk ke dalam Istana Negara.
Semua hasil swab yang keluar sekira pukul 02.00 dini hari adalah negatif.
Setibanya di sana, Ansar Ahmad dan Marlin Agustina disambut oleh Kepala Sekretariat Presiden.
Mereka selanjutnya diarahkan menuju ruang tunggu utama.
Mereka kemudian menuju depan Istana Merdeka untuk kemudian menuju ruang Credential dipandu oleh Kepala Biro Protokol Sekretariat Presiden.
Di ruang Credential, para gubernur dan wakil gubernur diperkenalkan kepada Presiden RI Joko Widodo.
Setelah dipersilakan oleh Presiden Gubernur dan Wakil Gubernur mengambil Surat Keputusan Presiden di atas meja yang telah disiapkan.
Setelah itu, mereka melakukan kirab. Bersama Presiden Jokowi, Wakil Presiden Mar’ruf Amin, Mendagri Tito Karnavian dan Gubernur dan Wakil Gubernur dari Istana Merdeka menuju Istana Negara dengan berjalan kaki.
Baca juga: JELANG Pelantikan Gubernur Kepri, Ansar Ahmad dan Marlin Agustina Gelar Doa Selamat

Prosesi kirab menuju Istana Negara akan diiringi dengan Prosesi Kirab oleh Pasukan Kehormatan Paspampres.
Di Istana Negara, Gubernur dan Wakil Gubernur langsung menuju ruang pelantikan.
Mungkin tak banyak yang tahu sosok Ansar Ahmad kecil.
Selain dikenal sebagai politisi Partai Golkar, mantan Bupati Bintan dan pernah menjadi anggota DPR RI dapil Kepri.
Kehidupan Ansar Ahmad kecil sungguh sederhana.
Ansar Ahmad lahir di Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri, 10 April 1964.
Sedari kecil, Dia berasal dari keluarga kurang mampu dan sejak kecil harus hidup bersama seorang ibu dengan lima orang anak.
Ayah Ansar, Abdul Ahad telah lama berpulang, meninggalkan anak-anaknya menjadi yatim.
Ansar pun harus ikhlas dan rela berjuang menghidupi diri sendiri sekaligus membantu ibunya.

Dari Otobiografi Ansar Ahmad diceritakan, bahwa saat Ansar masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) pada tahun 1973-1974, ia sempat menjadi tukang cuci bus Dinas Penerangan Kabupaten Kepulauan Riau.
Hal ini dilakukannya demi bisa memenuhi biaya sekolahnya.
Setiap hari, ia melakoni pekerjaan ini selepas Maghrib.
Menginjak usia remaja, Ansar Ahmad dikenal sebagai sosok remaja yang religius.
Bahkan kepiawaiannya dalam melantunkan ayat-ayat suci Al Quran mengantarkannya menjadi wakil Kecamatan Tanjungpinang Timur pada sebuah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ).
Memasuki bangku perkuliahan, Ansar memilih Fakultas Ekonomi Universitas Riau (Unri) di Pekanbaru untuk menimba ilmu pada tingkat yang lebih tinggi.
Di kota itu ia menyewa sebuah rumah kecil yang dikelilingi kebun kangkung hingga tahun 1984.
Untuk menambah biaya kuliahnya, Ansar pun memanfaatkan keahliannya membaca Al Quran dengan menjadi guru mengaji dari rumah ke rumah.

Pergaulan di kampus jugalah yang mengantarkannya berteman dengan teman-teman satu angkatan seperti Rusli Zainal (Gubernur Riau), Syamsurizal (Bupati Bengkalis), Wan Syamsir Yus (Walikota Dumai dan Sekda Prov Riau), Asrul Jaafar (Bupati Kuansing) dan masih banyak lagi.
Memasuki tahun kedua di kampusnya, Ansar terpilih sebagai Ketua Senat Mahasiswa Unri yang merupakan jabatan sangat prestisus di kalangan mahasiswa.
Pada tahun 1980 setelah menikah dengan Dewi Kumala Sari, Ansar Ahmad saat itu masih memimpin Gabungan Koperasi Pegawai Negeri selama satu tahun.
Setelah meraih gelar sarjana ekonomi, Ansar kembali ke Tanjungpinang dan bekerja sebagai pegawai Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Riau Kepulauan di Tanjungpinang.
Karirnya terus melesat, sehingga menjadi Kabag Pembangunan Kabupaten Riau Kepulauan, berikut kepala bagian perekonomian.
Dalam sidang DPRD Kabupaten Kepri tanggal 23 Oktober tahun 2000, pasangan Huzrin Hood dan Ansar Ahmad terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepri periode 2000-2005.
Pada tanggal 2 Oktober 2003 Huzrin tersandung permasalahan hukum hingga diberhentikan oleh Mahkamah Agung.
Setelah itu Ansar melanjutkan tugas Huzrin sebagai pelaksana tugas Bupati.

Ia kemudian mencalonkan diri berpasangan dengan Mastur Taher pada tahun 2005 dan terpilih sebagai Bupati Bintan.
Selanjutnya Ansar kembali diamanahkan oleh masyarakat Bintan menjadi Bupati Bintan berpasangan dengan Khazalik periode 2010-2015.
Lima tahun masa kepimpinan Ansar bersama Mastur Taher berhasil menekan angka kemiskian dari 14,5 persen tahun 2005 menjadi 12,47 persen.
Dalam bidang pendidikan Ansar berhasil meningkatkan indeks pendidikan dari 80,16 persen tahun 2005 dan 82,76 persen pada tahun 2009, dan meningkatkan angka harapan hidup 69,33 pada tahun 2005 menjadi 69,69 tahun 2009.
Tekad Ansar Ahmad untuk membangun Kepulauan Riau telah bermula sejak lama, jauh bertahun-tahun sebelumnya.
Sebelum menjadi Bupati Bintan, Ansar ingin membangun ibukota Kabupaten Bintan yang baru, dia memilih satu dari empat desa yang akan menjadi tapak lokasi pembangunan dengan membangun pusat Pemerintahan Bintan di Bintan Bunyu.

Sadar dengan potensi yang sangat besar di daerahnya, Ansarpun menitik beratkan program pembangunan pada bidang infrastruktur.
Keberhasilannya bisa dilihat, salah satunya adalah sarana dan prasarana jalan yang sangat baik dan terencana, jauh lebih baik jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Kepri.
Sejak lima tahun yang lalu Pemkab Bintan di bawah kepemimpinan Ansar Ahmad berupaya mempertahankan dan bahkan meningkatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi di atas lima persen.
Ini terlihat dari catatan pendapatan per kapita rakyat Bintan dari Rp25,13 juta pada tahun 2005 menjadi Rp31,56 juta pada tahun 2009.
Upaya Ansar ini juga dapat terwujud berkat dukungan program sosial pemerintah yang berjalan sesuai dengan harapan.
Ansar terus mengupayakan berlangsungnya program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri perdesaan, PNPM ekonomi Bintan, alokasi dana desa, rehab rumah tidak layak huni, dana alokasi khusus desa serta bantuan beras miskin.

Terlebih lagi adalah terlaksananya program PNPM Mandiri kelautan dan perikanan.
Termasuk pemberian bantuan modal untuk petani dan nelayan.(TribunBatam.id/Endra Kaputra/Widi Wahyuning Tyas)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google