NEWS WEBILOG TRIBUN BATAM

Vaksinasi Corona di Kepri, Anggota DPRD Wahyu Wahyudin: Sering-sering Sosialisasi ke Warga

Sosialisasi ke warga soal vaksinasi corona di Kepri diakui Wahyu Wahyudin penting untuk mengubah persepsi negatif soal vaksin corona.

TribunBatam.id/Istimewa
Vaksinasi Corona di Kepri, Anggota DPRD Wahyu Wahyudin: Sering-sering Sosialisasi ke Warga. Foto anggota DPRD Kepri Wahyu Wahyudin. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Anggota DPRD Kepri Wahyu Wahyudin meminta Dinkes Kepri dan Kemenkes terus mensosialisasikan ke masyarakat pentingnya vaksinasi corona di Kepri.

Ini menurutnya penting agar persepsi negatif masyarakat akan vaksinasi corona di Kepri perlahan namun pasti bisa diubah.

Seperti diketahui, banyak pertanyaan dan spekulasi menyangkut vaksinasi corona yang beredar di tengah masyarakat.

Ada ketakutan sendiri dari masyarakat jika divaksin maka akan ada gejala efek samping yang akan menghampiri seseorang bahkan menurut isu yang beredar ada ancaman kematian akibat vaksinasi ini.

"Saya minta kepada pemerintah khususnya Dinas Kesehatan Provinsi Kepri dan Kemenkes agar terus mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa vaksin ini baik dan tidak bahaya bagi manusia.

Saya rasa jika di komunikasikan dengan baik kepada masyarakat maka mereka juga pasti paham dan tidak ada rasa keraguan lagi," ungkap Wahyu dalam News Webilog Tribun Batam, Senin (1/3/2021).

Tangkapan layar News Webilog Tribun Batam dengan tema Jangan Takut Divaksin, Senin (1/3/2021).
Tangkapan layar News Webilog Tribun Batam dengan tema Jangan Takut Divaksin, Senin (1/3/2021). (TribunBatam.id/Ronnye Lodo Laleng)

Wahyu juga berharap agar stock vaksin juga harus segera ada, mengingat infonya bahwa masih terbatas untuk yang divaksin.

Sementara itu Bapelkes Batam Asep Zaenal Mustofa mengungkap data yang ada di tim gugus tugas covid 19, tercatat terkomfirmasi covid-19 di Batam hingga hari ini mengalami penurunan.

"Di bulan Oktober hingga November tahun 2020 rata-rata sekitar 40 perhari, pada bulan Februari 2021 berdasarkan data yang masuk jumlah Covid 19 terus turun yakni rata-rata 9 orang perhari.

Jika dikalkulasikan dari Oktober 2020 hingga Februari 2021 penurunan terkomfirmasi di Batam yakni sebanyak 75 persen," kata Asep.

Ia membeberkan khusus di Maret 2021 ini jumlah terkomfirmasi semakin turun.

Penurunan di Batam sendiri salah satu faktornya yakni vaksinasi yang sudah dilakukan dan juga perilaku masyarakat yang sedikit mulai mematuhi protokol kesehatan, meski menurutnya masih sangat minim masyarakat yang sadar.

"Salah satu penyebab penurunan jumlah terkomfirmasi Covid-19 ini yakni vaksinasi, hal ini di buktikan dari awal vaksinasi hingga hari ini belum ada tenaga medis yang dilaporkan terkomfirmasi kembali.

Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Wahyu Wahyudin, SE hadir di kegiatan penutupan pelatihan membatik bagi pelaku usaha perempuan rumahan, Selasa (21/7/2020).
Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Wahyu Wahyudin, SE hadir di kegiatan penutupan pelatihan membatik bagi pelaku usaha perempuan rumahan, Selasa (21/7/2020). (TRIBUNBATAM.ID/ISTIMEWA)

Kedepan pemerintah terus melakukan vaksinasi ini hingga mencapai target yakni 1juta orang perhari.

Dan 181,3 juta orang per bulan di seluruh Indonesia.

Untuk itu vaksinasi ini akan dilanjutkan terus hingga mencapai target diatas," ungkapnya.

Asep juga menerima informasi jika masih ada masyarakat yang takut divaksin.

Ia mengimbau agar jangan takut divaksinasi tapi takutlah dengan virusnya.

Saat ini yang sudah menerima vaksinasi yakni tenaga kesehatan, TNI/Polri, disusul untuk tenaga lansia dan juga pedagang, termasuk wartawan diprioritaskan.

Terkait dengan vaksin Sinovac menurutnya sudah lebih dahulu diuji dan sudah diakui oleh WHO.

Setelah itu Pemerintah bergerak cepat untuk menggunakan Sinovac ini.

Terkait dengan permintaan vaksin mandiri ia mengatakan sejauh ini pemerintah Indonesia terbuka untuk menggunakan vaksin lainnya.

Anggota DPRD Provinsi Kepri komisi IV, Partai PKS Wahyu Wahyudin. Amd
Anggota DPRD Provinsi Kepri komisi IV, Partai PKS Wahyu Wahyudin. Amd (ist)

Tentunya vaksin yang sudah di akui oleh Dinas Kesehatan pemerintah Indonesia dan juga WHO.

"Bagi yang sudah divaksin agar tetap mematuhi protokol kesehatan covid 19.

Warga Indonesia besok tanggal 2 Maret akan melakukan ulang tahun Covid yang pertama dan untuk Batam tanggal 19 Maret," tuturnya.

Ia juga menyampaikan jika situasi ini juga merupakan suatu ujian untuk semua Rumah Sakit di Batam apakah mampu menyembuhkan warga Batam yang selama ini berobat ke Johor Malaysia dan Singapura jika mampu mengobati maka tingkat kepercayaan mengenai medis di Batam semakin meningkat.

Asep berharap semoga vaksinasi yang saat ini sedang dikembangkan Indonesia menjadi negara yang bisa mengekpor jenis vaksin keluar negeri tentunya atas rekomendasi dari WHO.

Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu di terapkan 5 M yakni, Memakai Masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak.

Kemudian jauhi kerumunan dan Kurangi mobilitas terutama jika hendak ke Jawa.

Kadinkes Kepri Soal Vaksinasi Corona

Salah satu upaya Pemerintah untuk menanggulangi dan meredam Pandemi Covid-19 yang merebak di Indonesia adalah dengan pelaksanaan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB).

Dilanjutkan dengan penerapan protokol kesehatan yaitu mencuci tangan atau memakai handsantaizer, menggunakan masker, menjaga jarak serta tidak berkumpul-kumpul.

Melihat kekacauan yang ditimbulkan Covid-19, kini Pemerintah melakukan upaya vaksinasi kepada masyarakat di Indonesia guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Yang diawali dengan vaksinasi terhadap Tenaga Kesehatan (Nakes) dan akan dilanjutkan hingga kepada masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Muhammad Bisri seusai memastikan kondisi Vaksin Corona yang tiba melalui Bandara RHF Tanjungpinang, Kamis (7/1/2021)
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Mohammad Bisri seusai memastikan kondisi Vaksin Corona yang tiba melalui Bandara RHF Tanjungpinang, Kamis (7/1/2021) (Tribunbatam.id/Noven Simanjuntak)

Namun demikian upaya Pemerintah dalam melakukan vaksinasi tersebut, mendapat tanggapan yang beragam dari masyarakat, ada yang mendukung dan bahkan ada yang menolak.

Bahkan di tengah masyarakat, ada kabar yang beredar terkait vaksin, sehingga menimbulkan ketakutan tersendiri bagi masyarakat yang meyakini itu.

Melihat hal tersebut, ditanyakan lah kepada Kadinkes, dari sekian banyak orang yang menerima Vaksin ini, adakah yang mengalami gejala atau efek sehingga harus dirawat ke rumah sakit?

Kepala Dinas Kesehatan atau Kadinkes Kepri, Mohammad Bisri menyampaikan bahwa awalnya banyak masyarakat yang takut terhadap vaksin.

Kondisi itu terjadi di Januari lalu, nah mereka yang pertama-tama mendapatkan vaksin itu dibuatkan grup untuk saling sering.

"Ternyata orang yang pertama mendapatkan vaksin itu tidak terdapat gejala yang seperti kabar yang beredar, paling hanya menimbulkan kantuk.

Vaksinasi corona dosis satu di Puskesmas Jabi, Kecamatan Nongsa, Kota Batam beberapa waktu lalu. Sebanyak 5.039 tenaga kesehatan (nakes) di Batam sudah menjalani suntik vaksin dosis dua.
Vaksinasi corona dosis satu di Puskesmas Jabi, Kecamatan Nongsa, Kota Batam beberapa waktu lalu. Sebanyak 5.039 tenaga kesehatan (nakes) di Batam sudah menjalani suntik vaksin dosis dua. (tribunbatam.id/ichwan nur fadillah)

Tapi itu tidak berbahaya dan tidak ada gejala yang fatal sehingga harus dirawat di rumah sakit," ujar Bisri dalam program News Webilog Tribun Batam edisi Senin, (1/3/2021) dengan tema 'Jangan Takut Divaksin'.

Mohammad Bisri menyampaikan, dari fakta yang ada dan dirasakan oleh orang-orang yang mendapatkan vaksin pertama itu, bahwa tidak ada diantara mereka yang mendapatkan gejala-gejala usai menerima vaksin.

"Dari fakta tersebut, akhirnya membantah isu yang beredar di masyarakat, dan kini kepercayaan masyarakat terhadap vaksinasi ini sudah tinggi," katanya

Untuk menghentikan pandemi Covid-19 terdapat dua cara yaitu, dengan Vaksinasi yang meningkatkan daya ketahanan tubuh dari dalam.

Dan dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan.

Tahapan vaksinasi corona di Kepri terdapat dua gelombang atau tahap.

Petugas kesehatan dan pegawai Pemprov Kepri sedang sibuk mempersiapkan kegiatan vaksinasi corona tahap 2 yang digelar Senin (1/3/2021)
Petugas kesehatan dan pegawai Pemprov Kepri sedang sibuk mempersiapkan kegiatan vaksinasi corona tahap 2 yang digelar Senin (1/3/2021) (tribunbatam.id/Endra Kaputra)

Antara gelombang pertama dan kedua itu berbeda, baik itu sasaran maupun karakteristiknya berbeda.

"Tahap pertama itu sasarannya adalah Nakes Tenaga Kesehatan, sehingga ketika kita melakukan vaksinasi jadi lebih mudah.

Tapi namanya pertama ya banyak tantangan yang ditemukan, terutama vaksin datang secara bertahap, lalu terkait dengan pendaftaran yang tidak berjalan mulus, tapi sambil berjalan kita belajar.

Artinya munculah berbagai macam strategi untuk pelaksanaan vaksinasi," kata Bisri.

"Tadi kita sudah mulai melaksanakan pemberian vaksin tahap kedua, tahap kedua ini berbeda karakteristiknya dengan tahap pertama.

Karena pada tahap kedua ini menyangkut berbagai macam sasaran, ada TNI/Polri, ASN, Pelayan Publik dan Lansia," ujarnya

Terkhusus Lansia akan dilakukan sosialisasi yang lebih, karena menurutnya kemarin terdapat kabar bahwa para lansia banyak yang menolak untuk divaksin.

Keluhkan Batuk dan Sakit Tenggorokan, Wanita di Lingga Positif Corona. Foto pemberian vaksinasi corona kepada Satgas Covid-19 Kabupaten Lingga, di Puskesmas Dabo Lama, Kecamatan Singkep, Kamis (4/2/2021).
Keluhkan Batuk dan Sakit Tenggorokan, Wanita di Lingga Positif Corona. Foto pemberian vaksinasi corona kepada Satgas Covid-19 Kabupaten Lingga, di Puskesmas Dabo Lama, Kecamatan Singkep, Kamis (4/2/2021). (TribunBatam.id/Febriyuanda)

Namun setelah pihaknya meneliti ternyata Lansia bukan menolak vaksin, namun mereka mengkhawatirkan penyakit yang dideritanya.

"Sehingga dari kejadian itu, perlu penjelasan yang lebih ditail, sehingga mereka nyaman dan faham," ujarnya.

Dari hasil vaksinasi tahap pertama terdapat beberapa yang harus dievaluasi.

Seperti tata cara pelaksanaan, yang dulunya dilakukan dengan massal dan untuk tahap kedua akan dilakukan dengan mendatangi institusi atau instansi satu persatu.

"Jadi kita akan mendatangi institusi, misalnya Polda yang anggotanya ada 3 ribu orang, kita akan datang ke sana, begitu juga dengan yang lain.

Sehingga diharapkan pelaksanaan vaksinasi seperti ini akan lebih cepat dan menghindari kerumunan.

Dan tentunya vaksinasi ini dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan," kata Bisri.

Lanjutnya, hal tersebut dilakukan guna mengejar target dan sekaligus mencegah penularan.

Vaksinasi Corona di RSUD Embung Fatimah, Rabu (20/1/2021).
Vaksinasi Corona di RSUD Embung Fatimah, Rabu (20/1/2021). (TribunBatam.id/Ian Sitanggang)

Selain itu Bisri mengatakan bahwa target vaksinasi tahap kedua yang diberikan terhadap TNI/Polri, ASN, Pelayan Publik dan Lansia, akan selesai pada Juni 2021.

Setelah itu untuk masyarakat akan dilakukan vaksinasi lebih cepat dan dilakukan pada bulan Mei.

"Saat ini banyak permintaan dan desakan untuk vaksinasi terhadap kelompok-kelompok lain dipercepat, contoh Pak Gubernur minta untuk segera melakukan vaksinasi Tenaga Pariwisata di Lagoi dan Nongsa," katanya.

Itu dilakukan dalam upaya membuka keran perekonomian Kepri bisa berjalan lebih cepat.

Apalagi saat ini jumlah pasien Covid-19 sudah menurun ketimbang di bulan Oktober dan November lalu.

Perlu diketahui bahwa, untuk vaksinasi terhadap Tenaga Kesehatan di Kepri sudah mencapai 83 persen.

Rudy Chua saat menjalani vaksinasi covid-19
Rudy Chua saat menjalani vaksinasi covid-19 (TRIBUNBATAM.id/MOMENTUM JALINAN SIMANJUTAK)

"Dari 17 ribu tenaga kesehatan masih ada sekitar 1500 yang belum divaksinasi karena dengan alasan gagal vaksin, karena alasan kesehatannya, dan lainnya," ujarnya.

Selain itu, Bisri berpesan kepada masyarakat, agar tidak meninggalkan protokol kesehatan meskipun sudah menerima vaksin corona.

"Jangan sampai salah sangka, jangan sampai salah mengira, jadi ada yang mengatakan setelah vaksinasi.

Kita bebas tidak perlu menerapkan protokol kesehatan lagi, memang kita semua rindu hidup tanpa masker tapi kita masih perlu bersabar.

Mudah-mudahan sampai akhir tahun ini vaksinasi ini berhasil, dan kita sudah bisa hidup seperti semula," harap Kadinkes Kepri itu.

Menurutnya, yang harus dipahami adalah vaksinasi bukan untuk mencegah penularan, tapi vaksinasi bisa mengehentikan Pandemi, dan untuk mencegah penularan tetaplah menerapkan protokol kesehatan.(TribunBatam.id/Ronnye Lodo Laleng/Muhammad Ilham)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved