ANAMBAS TERKINI
Hampir 12 Tahun Anambas Jadi Kabupaten, Dusun Sedak Masih Gelap, Belum Teraliri Listrik
Warga di Dusun Sedak, Desa Tarempa Timur, Kecamatan Siantan, Anambas hingga saat ini masih menggunakan mesin pribadi untuk menyalakan listrik
ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Warga Dusun Sedak, Desa Tarempa Timur, Kecamatan Siantan, Anambas harus berkawan dengan berisiknya mesin lampu yang mereka gunakan sebagai penghidup lampu pada malam hari.
Sudah hampir 12 tahun Kepulauan Anambas berdiri menjadi Kabupaten, namun aliran listrik belum tersalurkan di Dusun Sedak. Selama itu pula para warga acap kali mengeluh dan bertanya kapan listrik bisa masuk ke Dusun Sedak.
Dusun Sedak yang berada tepat di seberang Tarempa ini, jaraknya sekitar 15-20 menit jika kita menggunakan kapal pompong atau kapal kayu. Keterbatasan penerangan sejak dulu hingga kini masih jadi persoalan pelik masyarakat di sana.
Seperti yang dirasakan Alfian (52), warga Dusun Sedak. Ia sehari-hari menggunakan mesin tarik untuk menyalakan lampu. Mesin ini bunyinya cukup kuat, sehingga bila kita baru pertama kali mendengar akan memekakkan telinga.
"Ya memang setiap hari kami menggunakan mesin yang ditarik untuk hidupkan lampu, kadang ada juga warga lain yang tak punya mesin numpang ke kami," ujarnya, Kamis (4/3/2021).
Baca juga: Bulan Terakhir, Inilah Cara Klaim Token Listrik Gratis PLN Maret, Ada Aturan Baru
Baca juga: Kabar Baru, Pelayaran Tarempa ke Letung Anambas Pindah Sandar di Pelabuhan Padang Melang
Di tempat sama, Damari, tokoh masyarakat menyampaikan hal senada. Ia mengatakan, pada 1997 listrik desa pernah ada, kemudian tahun 2012, ia dan warga lainnya mendapatkan bantuan dari Provinsi berupa alat tenaga surya.
Tenaga surya yang saat itu diserahkan kepada warga dan rumah sekolah ada 60 unit.
"Tenaga surya yang dibantu ini cuma bertahan selama lima tahun, mungkin kelemahan pada akinya. Kami sangat butuh sekali lampu desa," ucap Damari.
Selama ini, ia dan warga lainnya menggunakan mesin pribadi untuk menerangi rumahnya pada malam hari.
Sekadar informasi, lampu di Dusun Sedak ini hanya menyala pada malam hari. Sedangkan saat siang hingga sore lampu tidak menyala. Ini karena keterbatasan bahan bakar solar yang mereka gunakan.
Sebelumnya keluhan ini sudah mereka sampaikan kepada pihak desa, dan Ketua RW untuk permintaan kabel dan lampu. Sedangkan mesin dan dinamo, masyarakat yang menyediakan.
"Sejauh ini belum ada tanggapan dari Kepala Desa untuk keluhan kami ini," tegasnya.
Saat ini ada 59 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Sedak yang sangat membutuhkan listrik.
Masyarakat Dusun Sedak sangat berharap pihak berwenang, khususnya Pemerintah Daerah dan PLN dapat berembuk dengan Desa, agar dusun mereka bisa teraliri listrik.
"Kalau belum bisa PLN, setidaknya kami adalah PLTD di sini," tutur Damari.
Alfian Rogoh Rp 2 Juta untuk Beli Solar Per Bulan
Masyarakat Dusun Sedak, Desa Tarempa Timur, Kecamatan Siantan sangat membutuhkan solar untuk memenuhi ketersediaan listrik di wilayahnya.
Saat ini warga masih menggunakan mesin listrik pribadi untuk menyalakan lampu.
Satu hari saja warga Dusun Sedak, Alfian (52) harus menyiapkan 10 liter minyak solar untuk bisa menyalakan lampu.
Terkadang warga juga terkendala dalam memenuhi bahan bakar. Mereka harus mencari sampai ke pulau yang memang ada menjual minyak solar.
"Kita ngambilnya di Tarempa, sekarang kita larinya ke Palmatak. Satu malam itu saya bisa habis 10 liter minyak solar," kata Alfian.

Jika dihitung-hitung dalam sebulan, Alfian harus menyediakan 300 liter minyak solar. 10 liter minyak solar bisa menyalakan lampu dari pukul 18.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB.
Biaya yang harus dikeluarkan oleh Alfian untuk membeli 1 jerigen minyak dengan kapasitas 35 liter yakni Rp 183 ribu.
"Kalau kekurangan minyak biasanya kita minta bagi ke orang lain. Saya bisa Rp 2 juta per bulan mengeluarkan uang hanya untuk hidupkan lampu. Karena saya pakai kulkas dan freezer," jelasnya.
Untuk membantu warga lain yang membutuhkan listrik, Alfian juga menyambungkan lampu kepada warga lain. Sebab ada beberapa warga yang tidak memiliki mesin pribadi.
(Tribunbatam.id/Rahma Tika)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google