KISRUH PARTAI DEMOKRAT

Enggan Ambil Alih Demokrat, Gatot Nurmantyo Tak Ingin Dicap Tak Tahu Terima Kasih ke SBY

Gatot Nurmantyo mengaku tidak berambisi untuk menjadi presiden hingga tolak ambil alih Demokrat, sebut cara yang tidak bermoral

Istimewa
Gatot Nurmantyo mencium tangan SBY saat menghadiri acara buka puasa bersama di rumah Mantan Menko Perekonomian, Chairul Tanjung di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (2/5/2018) lalu. 

TRIBUNBATAM.id - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo beri tanggapan soal ambisi jadi presiden hingga Partai Demokrat.

Diakui Gatot Nurmantyo di youtube Bang Arief, Minggu (7/3/2021) dirinya tidak berambisi menjadi presiden.

Selain itu Gatot Nurmantyo sepertinya ingin menjaga hubungan baiknya dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Tolak ambil alih Demokrat karena dengan cara yang amoral atau tidak bermoral.

Mulanya hal itu ditanyakan dosen Sosiologi Politik Universitas Indonesia (UI) Arief Munandar. 

 

"Sebenarnya Bapak punya ambisi jadi presiden enggak, Pak?" tanya Arief Munandar.

Baca juga: Beda Gaya 2 Jendral Asuhan SBY, Gatot Nurmantyo Ternyata Juga Ditawari Gulingkan AHY, Tapi Ditolak

"Ambisi jadi presiden, ya setiap orang saya pikir punya ambisi jadi presiden dan harus mengukur," jawab Gatot Nurmantyo.

Ia beranggapan saat ini ia tidak memiliki peluang menjadi calon presiden karena tidak tergabung dalam partai manapun.

"Sekarang saja saya punya partai, enggak?" ungkit mantan Pangkostrad ini.

Arief lalu menyinggung tawaran Partai Demokrat yang saat ini terpecah menjadi dua kubu.

Sebelumnya Gatot mengakui dirinya sempat ditawari masuk dalam Demokrat sebagai bagian dari kongres luar biasa (KLB) yang disinyalir berupaya mendongkel kepemimpinan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"'Kan ada yang nawarin, Pak, tadi itu?" singgung Arief.

Gatot terbahak mendengar hal itu.

Ia mengakui dirinya sungkan dengan ayah AHY, yakni mantan Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Gatot menyebut dirinya telah diberi pangkat tinggi selama periode kepemimpinan SBY.

Maka dari itu, ia menolak ikut gerakan yang mendukung turunnya AHY.

Baca juga: CURHAT Gatot Nurmantyo Ogah Diajak Gulingkan AHY, Teringat Jasa Besar SBY

"Kalau caranya amoral, gimana? Masak saya ninggalin ke anak saya, 'Hei, itu anaknya Gatot enggak punya terima kasih. Sudah dijadiin Kasad, kerjanya malah jatuhin (AHY), biadab itu'," ungkap Gatot.

Mendengar jawaban itu, Arief menyinggung kemungkinan jenderal purnawirawan tersebut membangun partai baru.

"Tapi masak seorang Gatot Nurmantyo enggak bisa bikin partai? SBY saja bisa lho, Pak," kata Arief Munandar.

Gatot kembali menampik hal tersebut.

"Sekarang bikin partai kalau sudah pecah begitu, gimana? Bikin partai, ya harus perlu waktu, banyak uang, dan lain sebagainya," terang Gatot.

"Anggap saya ditangkap, wah saya enggak punya partai, enggak punya apa-apa," tambah dia.

Lihat videonya mulai menit 20.00:

Ngaku Pernah Diajak Dongkel AHY dari Demokrat

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gatot Nurmantyo mengaku pernah didatangi seseorang untuk mendongkel posisi Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Dilansir TribunWow.com, hal itu diungkapkan Gatot dalam kanal YouTube Bang Arief yang diunggah Sabtu (6/3/2021).

Meski menyebut tawaran tersebut menarik, Gatot mengaku enggan membalas jasa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) padanya dengan mendongkel posisi AHY.

"Datang, 'Wah, menarik juga'. Saya bilang, gimana prosesnya? 'Begini Pak, nanti kita bikin KLB. KLB terus gimana? Ya nanti visi yang dilakukan adalah kita mengganti AHY dulu'," cerita Gatot.

"'Mosi tidak percaya, AHY turun. Setelah turun, baru pemilihan'."

"'Bapak nanti pasti deh begini, begini'. Oh begitu ya, saya bilang begitu gitu."

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dalam konferensi pers, Jumat (5/3/2021).
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dalam konferensi pers, Jumat (5/3/2021). (YouTube Kompas TV)

Saat mendapat tawaran itu, Gatot langsung teringat jasa SBY dalam karier kemiliterannya.

Karena itu, Gatot tanpa berpikir panjang menolak tawaran tersebut.

"Saya bilang menurunkan AHY, saya bilang gini lho, 'Saya ini bisa naik bintang satu, bintang dua, taruh lah itu biasalah'," ujar Gatot.

"'Tapi kalau begitu saya naik bintang tiga itu Presiden pasti tahu kan gitu. Kemudian jabatan Pangkostrad, pasti Presiden tahu."

"Apalagi Presidennya tentara waktu itu Pak SBY ya kan. Tidak sembarangan gitu," tambahnya.

Gatot lantas menceritakan pesan SBY padanya dulu.

Kala itu, Gatot pun langsung berjanji akan bertanggungjawab atas jabatan yang diberi SBY.

Baca juga: Sebelum Heboh Kudeta Demokrat, Gatot Ungkap Ada Pergerakan Senyap: Saya Didatangi Seseorang

"Bahkan saya Pangkostrad dipanggil 'Kamu akan dijadikan kapala staf angkatan darat'," kata Gatot.

"Saya terima kasih atas penghargaan ini dan akan saya pertanggungjawabkan."

"'Cintai prajuritmu dan keluarga dengan segenap hati dan pikiran'."

"Beliau tidak titip apa-apa, tidak pesan lainnya lagi," imbunya.

Karena itulah, Gatot tak mau membalas jasa SBY dengan pendongkelan jabatan AHY.

"Maksud saya, apakah iya saya dibesarkan oleh Beliau Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan satu lagi Pak Jokowi."

"Terus saya membalasnya dengan mencongkel anaknya?," tandasnya. (TribunWow.com/Brigitta/Tami)

Baca berita lainnya di GOOGLE

Artikel ini telah terbit di Tribunwow.com dengan judul Enggan Nyapres meski Ditawari Demokrat, Gatot Nurmantyo Takut Disebut Tak Tahu Terima Kasih ke SBY

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved