ROHANI KRISTEN

DOA, Bacaan dan Renungan Katolik, Sabtu, 13 Maret 2021: 'Rendahkan Dirimu di Hadapan Tuhan'

TRIBUNBATAM.id, BATAM-DOA, Bacaan dan Renungan Katolik, Sabtu, 13 Maret 2021 mengajak seluruh umat Katolik untuk "Rendahkan Dirimu di Hadapan Tuhan".

Penulis: Thom Limahekin | Editor: Thom Limahekin
ISTIMEWA
ILUSTRASI-Rendah hati dan bersujud di hadapan Tuhan. 

Editor: Thomm Limahekin

TRIBUNBATAM.id, BATAM-DOA, Bacaan dan Renungan Katolik, Sabtu, 13 Maret 2021 mengajak seluruh umat Katolik untuk "Rendahkan Dirimu di Hadapan Tuhan".

Kitab Hosea dalam Bacaan Pertama berbicara tentang pertobatan umat Allah karena kemurahan hati Allah sendiri kepada mereka.

"Mari, kita akan berbalik kepada Tuhan, sebab Dialah yang telah menerkam tetapi lalu menyembuhkan kita, yang telah memukul dan membalut kita….”

Demikianlah juga Lukas dalam Bacaan Injil mengisahkan perumpamaan Yesus tentang orang Farisi dan pemungut cukai yang berdoa kepada Allah.

Hal yang menarik adalah pemungut cukai itu begitu merendahkan diri di hadapan Tuhan dalam doanya.

Nah, dari bacaan-bacaan suci ini, RP. Lukas Gewa Tiala (Adi), SVD mengajak seluruh umat Katolik untuk selalu rendah hati di hadapan Tuhan.

Baca juga: APA Itu Kamis Putih dan Makna Yesus Basuh Kaki Para Murid pada Malam Perjamuan Akhir

RP. Lukas Gewa Tiala (Adi), SVD.
RP. Lukas Gewa Tiala (Adi), SVD. (ISTIMEWA)

Bacaan I: Hos 6:1-6

Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan

Pembacaan dari Nubuat Hosea:

Umat Allah berkata, "Mari, kita akan berbalik kepada Tuhan, sebab Dialah yang telah menerkam tetapi lalu menyembuhkan kita, yang telah memukul dan membalut kita.

Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya.

Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan.

Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi."

Dan Tuhan berfirman: "Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda?

Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar.

Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-nabi. Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku, dan hukum-Ku keluar seperti terang.

Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan. Aku menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada kurban-kurban bakaran.

Demikianlah sabda Tuhan.

Syukur kepada Allah.

Baca juga: APA Itu Telur PASKAH? Ini Maknanya Bagi Umat Katolik pada Hari Kebangkitan Yesus Kristus

ILUSTRASI-Yesus dan seorang anak
ILUSTRASI-Yesus dan seorang anak (ISTIMEWA)

Bacaan Injil: Luk 18:9-14

Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya, sebagai orang yang dibenarkan Allah

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa, Yesus menyatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain:

"Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi dan yang lain pemungut cukai.

Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain,

aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini.

Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.

Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata, Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.

Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak.

Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan."

Demikianlah Injil Tuhan.

Terpujilah Kristus.

Baca juga: DOA, Bacaan dan Renungan Harian Katolik, Senin, 22 Februari 2021: Jadilah Batu Karang dalam Yesus

ILUSTRASI-Yesus dan seorang anak
ILUSTRASI-Yesus dan seorang anak (ISTIMEWA)

Renungan

"Rendahkan Dirimu di Hadapan Tuhan"

Saudara dan saudariku dalam Tuhan Yesus, jumpa kembali dalam permenungan Harian Sabda Tuhan, Embun Sabda, edisi Sabtu, 13 Maret 2021.

Hari ini saya ajak anda sekalian merenungkan soal Merendahkan Diri Dihadapan Tuhan atau dengan kata lain, hidup Rendah Hati selalu.

Saudara dan saudariku dalam Tuhan, hidup rendah hati bukanlah suatu sikap yang mudah dibangun, dikembangkan dan dipelihara.

Untuk mengusahakan dan kemudian mempunyai sikap Rendah Hati dan kemudian menjalankannya dalam hidup,

maka pertama tama orang harus mempunyai sikap merendahkan diri selalu dihadapan Allah.

Itu sikap pertama dan utama kalau orang mau hidup rendah hati. Karena dengan hidup merendahkan diri selalu dihadapan Allah, orang selalu sadar akan dua hal:

Pertama, sadar bahwa manusia itu adalah hanya ciptaan, dan kedua, kalau manusia itu ciptaan maka manusia itu adalah orang berdosa.

Baca juga: APA Itu Lilin Paskah? Inilah Maknanya Bagi Umat Katolik Saat Rayakan Kebangkitan Yesus Kristus

ILUSTRASI - Lukisan tentang Yesus memanggil Zakeus, pemungut cukai. Yesus datang ke rumah Zakeus dan hari itu Zakeus pun bertobat dan kembali ke jalan yang benar.
ILUSTRASI - Lukisan tentang Yesus memanggil Zakeus, pemungut cukai. Yesus datang ke rumah Zakeus dan hari itu Zakeus pun bertobat dan kembali ke jalan yang benar. (ISTIMEWA)

Menyadari dua hal ini adalah sangat penting dalam membangun semangat merendahkan diri dihadapan Allah, yang kemudian melahirkan sikap Rendah Hati.

Saudara dan saudariku, dalam Injil kita bertemu dengan cerita dua orang yang berdoa dihadapan Tuhan dengan sikap yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Yang satu, Orang Farisi, datang ke hadapan Allah dengan penuh kesombongan, pembanggaan diri, seakan hidupnya tidak ada dosa, bahkan lebih dari itu, sampai menghina orang lain.

Semuanya diungkapkan dihadapan Tuhan. Hanya ada kecongkakan dan kesombongan yang keluar dari mulutnya.

Sedangkan orang yang lain, seorang pemungut cukai, dia sadar siapa dirinya dihadapan Tuhan.

Dia sadar akan kedosaanmya, sehingga tanpa cemas, tanpa takut diolok, dengan berani mengakui semua itu dengan permohonan meminta belas kasihan Allah: "Ya Allah, kasihinilah aku orang berdosa ini."

Satu permintaan yang mendatangkan keselamatan, dan pembenaran, sebagai yang dibenarkan Allah.

Saudara dan saudariku, dua orang diatas menampilkan dua tipe manusia jaman kita juga. Kita masuk tipe orang yang mana?

Mungkin atau bahkan pasti, kita masih seperti orang farisi, yang kurang dalam sikap merendahkan diri dihadapan Allah, tidak punya sikap rendah hati?

Kita malu mengakui kita orang berdosa. Hanya sombong saja bahwa kita baik-baik saja.

Saudara dan saudariku dalam Tuhan, dalam masa prapaskah ini, kita diundang Tuhan Yesus sendiri untuk selalu merendahkan diri dihadapan Tuhan,

menyadari kedosaan kita dan senantiasa berseru "Ya Allah, Kasihinilah Aku Orang Berdosa Ini".

Dengan itu kita membangun semangat sikap rendah hati. Semoga dimasa prapaskah ini kita akan semakin memiliki sikap rendah hati, dan berani datang pada Tuhan menerima pengampunanNya. Amin.

Baca juga: DOA, Bacaan dan Renungan Harian Katolik, Kamis, 18 Februari 2021: Panggul Salib dan Ikut Yesus

ILUSTRASI - Tuhan Yesus
ILUSTRASI - Tuhan Yesus (ISTIMEWA)

Doa

Allah Bapa kami dalam surga, terima kasih atas segala cinta dan kasih yang telah kami terima daripadaMu.

Bantulah kami selalu agar berani keluar dari kedosaan kami, dan terbuka untuk siap menerima pengampunanMu, dan kemudian belajar hidup rendah hati selalu.

Semoga kita semua dan seluruh orang yang kita sayangi dan cintai, segala usaha dan kerja kita,

dibimbing, dilindungi dan diberkati Allah yang Mahakuasa, Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin. (TRIBUNBATAM.id/Thomm Limahekin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved