Malapetaka Kecelakaan Maut Tanjakan Cae Wado Bermula dari Ide Potong Jalan, Korban Tewas 29 Orang
Kecelakaan itu menyebabkan bus rombongan ziarah dan tour SMP IT Al Muawanah Cisalak, Subang terbalik dan menyebabkan korban meninggal dunia.
TRIBUNBATAM.id, SUMEDANG- Malapetaka kecelakaan maut di tanjakan Cae Wado ternyata berawal dari ide memotong jalan.
Kini tercatat korban tewas sudah 29 orang.
Seperti diketahui, telah terjadi kecelakaan maut di tanjakan tersebut.
Kecelakaan itu menyebabkan bus rombongan ziarah dan tour SMP IT Al Muawanah Cisalak, Subang terbalik dan menyebabkan korban meninggal dunia.
Akhirnya terungkap penyebab bus melintasi jalur Wado yang berujung kecelakaan maut di Tanjakan Cae.
Kecelakaan ini merenggut nyawa 29 orang dan 36 orang terluka.
Semula bus pariwisata Sri Padma Kencana yang membawa rombongan dan kru berjumlah 66 orang tidak melintasi jalur Tanjakan Cae, Sukajati, Wado, Sumedang, Jawa Barat.
Tanjakan tersebut dikenal sempit, memiliki turunan yang curam dan banyak tikungan tajam.
Namun, jarak tempuh jalur Nagreg dinilai terlalu jauh.
"Biasanya pulang lewat Nagreg, jalur Bandung, tetapi terlalu jauh," katanya.
Kemudian, pihak rombongan ada yang memberikan usulan untuk melewati Jalur Wado, Sumedang.
Mereka pun menanyakan apakah sopir yang mengendarai busnya sanggup atau tidak melewati jalur alternatif tersebut.
"Dari teman-teman ada inisiatif, bagaimana kalau jalur Wado, kira-kira sanggup enggak pak sopirnya," kata Imam.
Kemudian, pihak travel pun menyetujui keinginan dan permintaan pihak yang mengusulkan.
Akhirnya jalur bus pun melaju melalui Jalur Wado, Sumedang.
Namun, ada yang mencurigakan dalam perjalanan. Penumpang mencium bau yang aneh.
Imam pun menanyakan asal muasal dari bau tersebut.
"Saya tanya bau apa? katanya kampas remnya masih baru. Ya sudah kalau begitu berarti bagus," kata Imam.

Saat memasuki Turunan Cae, bus pun mengalami rem blong.
"Di jalur menurun dan belokan bus kenceng, (rem blong) saat jalur menurun," katanya.
Akibatnya, bus oleng ke kiri dan bus masuk jurang.
Waslim, salah satu warga sekitar, menceritakan, selain menanjak jalur tersebut juga banyak kelokan.
Bagi sopir yang tidak mengenal medan memang harus berhati-hati saat melewati Tanjakan Cae, kata pria yang ikut menolong korban tersebut, Rabu (10/3/2021).
"Kondisinya memang menanjak dan berkelok. Kalau sopir yang tahu medan di sini pasti sudah paham," katanya.
"Mungkin sopirnya ini tidak tahu medan, jadi sebelum masuk jurang tidak paham cara mengendalikan busnya," tambah Waslim.
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munur menyebutkan hal senada.
"Iya memang di sana sering terjadi kecelakaan, di sana memang harus hati-hati. Jalan ini jalan provinsi tapi kami tetap sediakan lampu PJU-nya, marka jalan, dan sebagainya. Ini jadi perhatian kami secepatnya," katanya.
Kapolda Jabar Irjen Pol Ahmad Dofiri mengatakan, kelihatannya sopir bus tersebut memang tidak terbiasa melintasi jalur itu karena dia merupakan sopir bus pariwisata.

"Artinya bukan bus reguler. Saya yakin tidak paham juga jalur ini," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian, Kamis (11/3/2021).
Ahmad mengatakan, jalur ini memiliki turunan yang curam dan banyak tikungan tajam, sehingga jalur tersebut sebetulnya tidak diperuntukkan untuk bus pariwisata sebesar itu atau berkapasitas 63 orang.
Terkait hal ini, pihaknya sudah membatasi kendaraan besar sejak dulu agar kendaraan seperti bus pariwisata seperti itu tidak melintasi jalur tersebut.
"Jadi jalur ini hanya untuk kendaraan-kendaraan kecil biasa ya," kata Ahmad.
Kapolda juga memastikan, kecelakaan bus ini merupakan kecelakaan tunggal, namun untuk penyebabnya hingga saat ini belum bisa dipastikan.
"Sekali lagi (penyebab) secara menyeluruh, kita akan lihat dari hasil analisis mendalam," ucapnya.
Sementara itu, bus yang mengalami kecelakaan itu hingga saat ini masih berada di dalam jurang, sedangkan untuk semua korban sudah berhasil dievakuasi.
"Sekarang kita usahakan, mudah-mudahan bisa diangkat dengan menggunakan crane untuk mengangkat badan bus," ujar Kapolda.
Korban meninggal terus bertambah
Korban tewas akibat kecelakaan bus pariwisata Sri Padma Kencana bernopol T 7591 TB di Tanjakan Cae, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, bertambah dua orang, Kamis (11/3/2021).
Kedua korban yang tewas saat menjalani perawatan di RSUD Sumedang itu berjenis kelamin perempuan.
Kasubag Humas Polres Sumedang AKP Dedi Juhana mengatakan, dengan tambahan dua korban, maka total korban tewas akibat kecelakaan Sumedang menjadi 29 orang.
Adapun tota penumpang bus tersebut berjumlah 66 orang.
"Korban meninggal dalam perawatan di RSUD Sumedang berjenis kelamin perempuan dua orang. Sehingga total korban meninggal menjadi 29 orang dan korban luka-luka menjadi 37 orang," ujar Dedi saat ditemui di Tanjakan Cae, Kamis.
Dedi menuturkan, petugas Inafis Polres Sumedang, RSUD Sumedang, bersama keluarga korban telah berhasil mengidentifikasi 65 korban dalam rombongan peziarah dari SMP IT Al Muawwanah, Cisalak, Subang tersebut.
Sebelumnya diberitakan, 63 siswa SMP IT Al Muawwanah, Cisalak, menggelar study tour dan ziarah di Pamijahan, Tasikmalaya. Lalu, pada Rabu (10/3/2021), bus PO Sri Padma Kencana dengan nomor polisi T 7591 TB mengalami kecelakaan di Tanjakan Cae. Diduga sopir bus tak mengenal medan di tanjakan yang dikenal ekstrem tersebut. Bus dilaporkan sempat oleng, lalu terjun ke jurang sedalam belasan meter. Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Bandung Supriono mengatakan, bus tersebut memiliki 63 kursi. Namun korban yang ditemukan berjumlah 66 orang.
Berikut daftar nama korban meninggal yang telah teridentifikasi:
1. Jejen Juraejin (41), laki-laki, guru
2. Syarif Munawar (40), laki-lak, guru
3. Aridha Qurotta Aini (7), perempuan
4. Lidia (13), pelajar
5. Gea (4), perempuan
6. Aan Sukaesih (41), perempuan
7. Dinda Hani (15), perempuan
8. Gina Virginia (14), perempuan
9. Dinda Khoirunisa
10. Windy Widya Ningsih (14), perempuan, pelajar
11. Resa Siti Khooerunisa (13), perempuan, pelajar
12. Tatang Hidayat (20), laki-laki, guru
13. Sari Nurmala (28), perempuan, mahasiswa
14. Dede Lili (46), laki-laki, kernet bus
15. Ade Ifah (50), perempuan, IRT
16. Rukman (50), laki-laki, wiraswasta
17. Cahyati (14), perempuan, pelajar
18. Entin Supriatin 19. Octaviani, perempuan, pelajar
20. Yudi Awan (42), laki-laki, sopir bus
21. Amot (60), perempuan, IRT
22. Wardi (51), laki-laki, PNS
23. Ugi Zaenal, laki-laki
24. Riki Faisal Mubarok
25. Hana Nurazizah (26), guru
26. Nenah (38), perempuan
27. Aan Anwar Sadad (38), laki-laki
28. Mamah (45), perempuan, IRT
29. Euis (48), perempuan, Sindanheula, Subang.
Berikut ini daftar korban luka ringan dan berat:
1. Dedi (40), laki-laki, Lebaksiuh, Dawuan Kaler, Subang
2. Setiawan (15), laki-laki, Pasirlaja 06/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
3. Auh, (23), laki-laki, Cisegel, Pakuhaji, Cisalak, Subang
4. Ceri, (6), perempuan, Lebaksiuh, Dawuan Kaler, Subang
5. Devita (7), perempuan, Nangkod 06/02, Tanjungsiang, Subang
6. Aufar (3), laki-laki, Cisegel 14/04, Pakuhaji, Cisalak, Subang
7. Abdul Saefurohman (46), laki-laki, Pasirlaja 08/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
8. Ismi (14), perempuan, Sindanheula 11/4, Tanjungsiang, Subang
9. Lutfiawati (19), perempuan, Pasirlaja 06/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
10. Nureri (42), laki-laki, Cibuluh 24/06, Pakuhaji, Cisalak, Subang
11. Yoga (14), laki-laki, Pasirlaja 06/02, Tanjungsiang, Subang
12. Fahira (10), perempuan, Nangkod 06/03, Tanjungsiang, Subang
13. M Ramdan, laki-laki 14, Pasirlaja 08/02, Cisalak, Subang
14. Caswati (32), perempuan, Lebaksiuh, Dawuan Kaler, Subang
15. Sofian (12), laki-laki, Pakuhaji 17/05, Cisalak, Subang
16. E. Suherman, laki-laki
17. Lisna (13), perempuan, Pasirlaja 06/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
18. Sandi (13), laki-laki, Pasirlaja 08/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
19. Suciadin (13), laki-laki, Nangkod, Tanjungsiang, Subang
20. Arif (21), laki-laki, Cijangkar 05/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
21. Saeful Hadi (46), laki-laki, Pasir Laja 08/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
22. Bagas (14), laki-laki, Kawungluwuk, Tanjungsiang, Subang
23. Ujang Herman (48), laki-laki, Pasir Laja, Pakuhaji, Cisalak, Subang
24. Ase Hidayat (43), laki-laki, Nangkod 06/02, Kawungluwuk, Tanjungsiang, Subang
25. Novian (14), perempuan, Pakuhaji 02/06, Pakuhaji, Cisalak, Subang
26. Hafiz (16), laki-laki, Pasirlaja 06/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
27. Eha (50), perempuan, Pasirlaja 06/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
28. Mugian (15), laki-laki, Pasirlaja 06/02, Pakuhaji, Cisalak
29. Imam (32), laki-laki, Nangkod 06/02, Kawungluwuk, Tanjungsiang
30. Muklis (19), laki-laki, Nangkorak 13/04, Pakuhaji, Cisalak, Subang
31. Nina (15), perempuan, Pakuhaji 19/05, Cisalak, Subang
32. Lendra (13), laki-laki, Pasirlaja 06/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
33. Irfan (13), laki-laki, Pasirlaja 06/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
34. Aas (27), perempuan, Pasirlaja 06/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
35. Amelia (13), perempuan, Pasirlaja 06/02, Pakuhaji, Cisalak, Subang
36. Saepul Hadi (45), laki-laki, RS S Sidodadi 46/15, Pasirkareumbi, Subang.
Dedi menyebutkan, dalam peristiwa tersebut, sopir dan kernet bus juga ditemukan tewas.
Sopir bus atas nama Yudi Awan, 42, warga Jalan Cikutra 0224 RT 01/02, Desa Neglasari, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung.
Sedangkan kernet bus bernama Dede Lili, 47, warga Kampung Margaluyu RT 03/11, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
"Kemudian hasil identifikasi juga ada satu orang warga Kabupaten Sumedang berprofesi sebagai guru bernama Aan Anwar Sadad. Di luar itu, seluruh korban merupakan warga asal Subang," kata Dedi.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul KRONOLOGI Rombongan SMP Kecelakaan Maut di Sumedang, Ini yang Buat Mereka Lewat Jalur Wado, di Kompas.com dengan judul "Update Kecelakaan Bus Sumedang: Korban Tewas Bertambah 2 Orang, Totalnya 29, Ini Daftarnya",