Masih Ingat Hidetoshi Nakata? Pemain Bola Jepang Pernah Main di AS Roma, Kini Pengusaha Sake

Masih Ingat Hidetoshi Nakata? Pemain Jepang yang sukses berkarir di Eropa bersama Perugia, Parma, AS Roma hingga Bolton Wanderers, kini jadi pengusaha

Penulis: Mairi Nandarson | Editor: Mairi Nandarson
kolase TRIBUNBATAM.id / foto japantimes
Hidetoshi Nakata, pemain bola Jepang yang jadi pengusaha Sake setelah pensiun dari sepakbola. Nakata pernah main di Liga Italia bersama Perugia, Parma, Bologna, AS Roma hingga Fiorentina 

Masih Ingat Hidetoshi Nakata? Pemain Sepakbola Jepang yang kini jadi pengusaha Sake, Minuman Tradisional Jepang 

TRIBUNBATAM.id - Masih Ingat Hidetoshi Nakata?

Hidetoshi Nakata dikenal sebagai pesepakbola Asia asal Jepang yang mengawali karir di Liga italia bersama Perugia, Parma, Fiorentina hingga AS Roma.

Hidetoshi Nakata mulai dikenal publik saat pertama kali berseragam klub Italia Perugia medio 1990-an akhir.

Saat pertama kali datang ke Negeri Pizza, Nakata sempat dikritik media pers Italia.

Baca juga: Masih Ingat Huang Hua? Pemain Tunggal Putri China Lawan Berat Susy Susanti, Kini WNI Hidup di Klaten

Sebab dengan postur hanya 175 cm, dirinya dinilai tak bisa memberikan kontribusi untuk klub berjuluk I Grifoni itu.

Namun, kritik pedas itu langsung dibayar kontan oleh pemilik Perugia saat itu Luciano Gaucci.

Hidetoshi Nakata di Perugia
Hidetoshi Nakata di Perugia

Terbukti, sejak dirinya datang ke Italia, lebih dari 5.000 orang Jepang berbondong-bondong terbang ke Italia untuk menyaksikan secara langsung Nakata. 

Hebatnya, sejak kedatangan pemain kelahiran Kofu, 22 Januari 1977 itu, setiap minggu pasti terdapat orang Jepang yang memenuhi tribune markas Perugia.

Tak hanya itu, kedatangan Nakata rupanya juga memberikan dampak positif bagi Perugia.

Selama 1,5 musim membela klub, dirinya menyumbangkan 12 gol dari 48 laga Serie A.

Baca juga: Masih Ingat Ronaldo dari Brazil? Eks Pemain Barcelona, Real Madrid & AC Milan Itu Kini Presiden Klub

Hidetoshi Nakata di AS Roma
Hidetoshi Nakata di AS Roma

Penampilan apiknya itu ternyata berhasil mencuri perhatian raksasa Serie A, AS Roma.

Penampilan cemerlang bersama Perugia diteruskan pemain yang dijuluki David Beckham-nya Asia itu saat berseragam Serigala Ibukota.

Pasalnya Nakata sukses membawa AS Roma menjuarai titel Serie A pada musim 2000-2001.

Sayangnya kebersamaan Nakata bersama AS Roma hanya berlangsung singkat lantaran di musim selanjutnya ia dijual ke Parma. 

Baca juga: Jadwal Liga Champions Malam Ini Real Madrid vs Atalanta Kick Off Pukul 03.00 WIB Live SCTV

Hidetoshi Nakata di Parma
Hidetoshi Nakata di Parma

Titik balik perjalanan Nakata sebagai pesepak bola profesional terjadi di sini, saat berseragam Parma.

Pemain yang berposisi sebagai gelandang itu tak mampu menunjukkan performa apik seperti dua klub sebelumnya.

Meski mampu menyumbangkan satu gelar Copa Italia pada 2001-2002, Nakata dinilai bermain di bawah performa.

Manajemen Parma akhirnya meminjamkan sang superstar Jepang itu ke Bologna pada 2004.

Hidetoshi Nakata di Bologna
Hidetoshi Nakata di Bologna

Setelah kontraknya tak diperpanjang oleh Parma, Nakata memutuskan untuk hijrah ke Fiorentina.

Sayang dirinya juga tak mampu memberikan kontribusi maksimal untuk klub hingga akhirnya ia dipinjamkan ke klub Inggris Bolton Wanderers.

Semusim membela Bolton, Nakata akhirnya dipulangkan ke Fiorentina.

Hidetoshi Nakata di Fiorentina
Hidetoshi Nakata di Fiorentina

Sialnya, pemain yang nyentrik dengan warna rambut cerah itu tak mendapatkan perpanjangan kontrak.

Keputusan besar pun diambil mantan pemain timnas Jepang ini. 

Setelah gelaran Piala Dunia 2006 di Jerman, Nakata memutuskan untuk mengakhiri karier sebagai pesepak bola profesional.

Ia memilih menyudahi perjalanan karier di dunia yang telah membesarkan namanya itu pada usia yang tergolong muda, 29 tahun.

Nakata mempunyai alasan kuat mengapa dirinya gantung sepatu di usia yang tergolong produktif untuk pesepak bola.

Hidetoshi Nakata di Bolton Wanderers
Hidetoshi Nakata di Bolton Wanderers

"Ketika saya lahir saya tidak dilahirkan untuk menjadi pemain sepakbola, saya dilahirkan untuk menjadi diri saya sendiri," ucap Nakata.

"Jadi sepakbola hanya gairah saya. Saya tidak melihat sepakbola sebagai karier atau impian saya," imbuhnya, dikutip dari SportFEAT.com melansir laporan SCMP.com.

Setelah pensiun dari dunia si kulit bundar, Nakata sibuk dengan bisnis dan pekerjaan barunya.

Beberapa tahun setelah ia pensiun, Nakata mendirikan sebuah perusahaan bernama Japan Craft Sake Company.

Perusahaan ini mempunyai produk utama yakni sake, yang merupakan minuman keras tradisional Jepang yang melegenda.

"Inilah hidup saya sekarang. Tapi profesi saya sebelumnya adalah sepakbola dan karena permainannya begitu besar itu dapat memengaruhi pekerjaan baru saya," katanya.

"Tentu saja, ini adalah tantangan saya tetapi saya tidak mengatakan bahwa saya menyesali masa lalu saya, sepakbola telah banyak membantu saya dan membuat saya banyak teman."

Selain dikenal menjadi seorang pebisnis, Nakata kerap dianggap "dewa" bagi masyarakat Negeri Sakura.

Sosoknya kerap muncul di berbagai acara televisi dan media massa lainnya layaknya seorang selebritis.

Nakata juga kerap ditawari sebagai seorang model lantaran mempunyai wajah yang rupawan dan perawakan yang bagus.

Hidetoshi Nakata jadi sampul majalan Homme
Hidetoshi Nakata jadi sampul majalan Homme

Manfaatkan internet Sejak Usia 21 Tahun

Tak banyak yang tahu, Hidetoshi Nakata sudah memanfaatkan internet sejak lama atau saat masih berusia 21 tahun tahun 1998.

Tahun 1998 itu, Mark Zuckerberg bahkan belum membuat Facebook, belum ada twitter atau pun Youtube.

Bahkan kata blog masih belum umum saat itu, namun Hidetoshi Nakata sudah membuat web pribadi dengan nama nakata.net.

Hidetoshi Nakata menggunakan website pribadinya untuk menyampaikan pesan-pesan kepada penggemarnya.

Hidetoshi Nakata tidak pernah absen mengupdate website pribadinya hingga kini menjadi pengusaha Sake, minuman tradisional Jepang.

Nakata memanfaatkan teknologi internet untuk mengembangkan bisnisnya.

Hidetoshi Nakata jadi pebisnis sake
Hidetoshi Nakata jadi pebisnis sake

Selain jadi pebisnis sake, Nakata juga menjadi ambasador untuk taksi online di Jepang, S.Ride.

Dalam wawancara dengan Yahoo & Line Jepang, Hidetoshi Nakata mengatakan alasannya membuat website pribadi Nakata.net di usia 21 tahun.

Hidetoshi Nakata mengatakan website pribadi itu lahir karena kekhawatirannya berinteraksi dengan media seperti surat kabar dan televisi.

Saat itu, satu-satunya tempat bagi atlet, aktor hingga penyanyi untuk menyampaikan berita adalah melalui surat kabar, televisi dan majalah.

Nakata menyadari ada beberapa reporter yang ia sukai karena cara menulis artikelnya yang bagus.

Namun, Nakata merasa lebih sering mendapatkan apa yang ia ungkapkan berbeda dengan yang keluar di media.

Nakata mengaku tidak masalah dikritik, tapi ia tidak bisa menerima ketika ucapannya dipotong-potong kemudian menjadi informasi yang tidak ia inginkan.

Hidetoshi Nakata wawancara dengan Yahoo dan Line Jepang
Hidetoshi Nakata wawancara dengan Yahoo dan Line Jepang

"Kata-kata saya dipotong, diproses dan dibentuk menjadi sesuatu yang tidak pernah saya ucapkan dan tidak sesuai keinginan saya, saya tidak bisa menerima itu," kata Nakata.

Karena itu, Nakata menyampaikan sendiri pesan yang ingin ia sampai melalui nakata.net tanpa melalui pihak kedua atau ketiga ( media ).

" Itulah alasan saya memulai situs pribadi. Saya berpikir, saya harus menggunakan alat ini ( internet ) untuk mengirim langsung tanpa melalui media."

"Faktanya, sejak saya meluncurkan nakata.net, saya menulis dan menerbitkan naskah yang panjang hampir setiap hari," katanya.

Website Nakata.net pun mendapat banyak pembaca mulai dari 3 juta pageview hingga 25 juta pageview setiap hari.

"Itu cukup besar. Dengan membuat tempat untuk saya sendiri, saya berhenti berbicara dengan media yang ada."

"Saya pikir pembaca sering ingin mendengar lebih banyak suara langsung," katanya.

"Kalau ada banyak, ada sekitar 10.000 komentar setiap hari."

"Ada banyak kritik saat tim saya kalah dalam sebuah permainan."

"Ini seperti api sekarang. Tapi saya selalu membaca semua komentar."

"Saya mungkin telah menggunakan sebagian besar waktu non-latihan saya untuk membaca komentar."

"Membaca komentar kritik bisa membuat stres, tetapi itu adalah tugas manusia untuk menyampaikannya, dan itu telah membantu saya mengetahui bahwa ada berbagai cara berpikir dan perspektif."

"Anda menjadi terlatih secara mental."

"Itu sulit, tetapi seiring berjalannya waktu, saya mulai merasakan potensi besar untuk mengirimkan informasi secara langsung melalui Internet," katanya.

Setelah merasakan besarnya dampak internet melalui nakata.net, Hidetoshi Nakata kini mengembangkan ke TV dan mobile.

Hidetoshi Nakata dan bisnis sake
Hidetoshi Nakata dan bisnis sake

"Awalnya hanya berupa kalimat di website, tapi setelah itu, saya membuat program TV bernama "nakata.net TV".

Melalui Nakata.net TV, nakata mentransmisikan audio langsung dan mengambil gambar asli dengan "nakata.net mobile".

Ini mirip Youtube sekarang.

"Melalui berbagai pengalaman, saya merasa bahwa saya telah mempelajari apa itu nilai informasi, keuntungan menyampaikannya secara langsung, dan rasa takut."

"Internet itu terus saya digunakan untuk dunia bisnis sake, minuman tradisional jepang," katanya.

Menjaga identitas Jepang

Hidetoshi Nakata mengatakan memilih menjadi pebisnis Sake adalah untuk menjaga pentingnya identitas Jepang.

Pilihan itu ia ambil setelah melakukan perjalan ke seluruh wilayah di Jepang tahun 2009, setahun setelah memutuskan pensiun dari sepakbola.

Nakata pergi ke seluruh wilayah di Jepang dan belajar banyak hal.

Nakata juga tinggal dalam waktu cukup lama di sejumlah prefektur sehingga mendapatkan banyak hal baru yang selama ini tidak ia ketahui dan hal-hal menarik lainnya.

"Saya menghabiskan sekitar 7 tahun bepergian ke seluruh Jepang, tetapi sekarang saya telah bepergian selama lebih dari 10 tahun," katanya.

Satu di antara yang menarik dirinya adalah industri tradisional Jepang seperti petani, pabrik hingga pengrajin sake.

Nakata menemui mereka dan berbicara banyak hal dan kemudian menyukainya.

"Tidak butuh waktu lama sebelum saya jatuh cinta dengan sejarah dan cara hidupnya dan ingin menjadikannya pekerjaan saya berikutnya di sepakbola," katanya.

Namun, Nakata tidak menemukan banyak informasi terkait Sake di internet saat itu.

Industri tradisional sake sudah lama ada dan ada di kehidupan sehari-hari dengan konsep kuat dan dikenal.

Namun, produk itu tidak dikenal luas dan tidak terdistribusi ke daerah lain, karena tidak ada penyebaran informasi.

"Sekalipun kita membuat produk berkualitas tinggi, tapi kita tidak menyebarkan informasi, orang tidak akan tahu."

Hidetoshi Nakata dan sake
Hidetoshi Nakata dan sake (japantimes)

"Jika kita tidak tahu seberapa bagus produk itu dan di mana produk itu dijual, konsumen juga tidak akan bisa mendapatkannya," katanya.

Karena alasan itu lah Nakata kemudian memutuskan memilih bisnis sake ini dan memanfaatkan teknologi internet untuk mengembangkannya.

Nakata mengaku tidak membuat Sake sendiri tapi bekerja dengan sejumlah produsen.

"Saya tidak bisa membuat sake atau kerajinan tangan sendiri. Tetapi Anda dapat bekerja dengan produsen untuk memberikan informasi mentah dan hal-hal hebatnya kepada konsumen."

"Saya berpikir bahwa saya dapat memanfaatkan Internet sejak tahap awal dan mengetahui situs produsernya," katanya.

Berdasarkan postingan di instagram pribadinya Nakata kini juga ditunjuk sebagai duta perusahaan taksi online di Jepang, s.ride.

Hidetoshi Nakata ditunjuk sebagai duta besar untuk aplikasi taksi terbesar di Tokyo; S.RIDE. ( tribunbatam.id/son )

Berita tentang Liga Italia

Berita tentang Sepakbola

Berita tentang Bisnis

.

.

.

sumber: nakata.net, events.z-holdings.co.jp, baca juga berita lainnya di Google News
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved