ROHANI KRISTEN
Renungan Kristen Abraham Diuji Tuhan dengan Mempersembahkan Ishak Anak yang Dijanjikan
Renungan Kristen Pendeta Hanny Andries, kecenderungan seperti Abraham, sambil menantikan janji Tuhan, Abraham tetap berusaha mendapat keturunan
Penulis: Sihat Manalu | Editor: Sihat Manalu
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Sering kali kita memiliki kecenderungan seperti Abraham, sambil menantikan janji Tuhan, Abraham tetap berusaha dan mencoba memiliki keturunan dengan menggunakan akal dan kemampuannya sendiri. Hasilnya, lahirlah Ismail (Kejadian 17:18).
Sebagai penerima janji-Nya, kita harus memiliki pemahaman yang benar terhadap janji Tuhan. Ketika Tuhan memberikan sebuah janji buat kita, Iblis akan berusaha untuk mengecoh kita dengan menyodorkan sesuatu yang terlihat baik, mendahului yang terbaik yang Tuhan telah siapkan untuk kita.
“Jika kita tidak mempunyai kepekaan, maka suara iblis akan selalu menggoda dan gema suara Allah menjadi tidak menarik lagi buat kita”.
Kita terlalu mudah dibutakan oleh peluang yang ingin kita dapatkan secara tiba-tiba ketika kita ingin cepat mencapai janji Tuhan, tanpa memahami apakah ini dari Tuhan atau bukan. Disinilah kedewasaan rohani kita diuji, apakah kita bisa bertindak hati-hati dan tidak gegabah menghadapi tawaran yang mendahului janji Tuhan.
“Jangan rancang janji Tuhan menurut waktumu, percayalah akan waktu-Nya, karena waktu Tuhan itu selalu sempurna. Waktu Tuhan itu pasti, karena Dia yang berjanji, Dia tidak mungkin berdusta”.
Rasul Paulus mengatakan “ aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan” (1 Korintus 13:6). Makna yang idela dalam sudut pandang Allah bukanlah mengenai siapa yang menanam, melainkan penekanan khusus pada Allah yang secara khusus memberikan pertumbuhan.
Namun Paulus memulai dengan menekankan bahwa kita harus menanam, dalam hal ini kita sudah melakukannya ketika kita menyerahkan Benih Awal kepada Allah. Selanjutnya benih itu harus selalu disiram dengan cara berdoa di waktu pagi sama seperti ketika Nabi Elia meminta hujan untuk bangsa Israel.
Baca juga: 42 Keturunan Dari Abraham sampai Yesus Lahir, 14 Generasi Mengalami Pembuangan ke Babel
Yesaya 5:2 menceritakan tentang seorang penabur yang mengharapkan hasil tuaian yang baik, namun yang dituainya tidak sesuai dengan yang ia harapkan. Nah, jika kita tidak menjaga benih kita sendiri dan hanya menyerahkan Doa kita agar didoakan oleh orang lain, bisa saja yang kita terima tidak sesuai dengan yang kita harapkan.
Oleh sebab itu, berdoa bersama-sama setiap pagi merupakan hal yang sangat penting untuk mengawal benih yang kita tabur. Hal ini diibaratkan seperti peperangan rohani kita tiap pagi. Ketika musuh datang untuk memberikan kekeringan ke ladang kita, kita dapat menghadapinya secara bersama-sama sehingga iblis tidak berdaya.
Teruslah berdoa supaya Tuhan menuntun langkah kita menuju penggenapan janji Tuhan dalam hidup kita. Allah yang berjanji dan ia tidak pernah ingkar janji.
Abrahan Diuji
Setelah penantian panjang Abraham untuk mendapat seorang anak yang dijanjikan Tuhan yaitu Ishak. Kejadian 22: 1-19 mengisahkan tentang Abraham yang harus mempersembahkan penantian panjangnya itu diatas altar sebagai korban bakaran untuk Tuhan.
Sebagai seorang yang takut akan Tuhan, Abraham tidak segan-segan menyerahkan anak tunggalnya untuk dikorbankan kepada Allah (Kejadian 22:12).
Baca juga: Ahok Akui Sempat Jenguk Anton Medan Sebelum Meninggal, Hampir 1 Jam di Pondok Pesantren
Di akhir kisah ini, di kala ia hendak membunuh Ishak, Allah berfirman” Jangan bunuh anak itu dan jangan kau apaapakan dia, sebab telah kuketahui sekarang bahwa engkau takut akan Allah”.
Sedikit agak janggal ketika Allah, yang adalah Maha Tahu, berkata kepada Abraham.
Sekarang Aku tahu bahwa engkau takut akan Allah. Padahal Allah dapat melihat sampai ke dalam hati Abraham, namun mengapa kesannya Allah baru tahu di saat Abraham mempersembahkan Ishak di altar? Mengapa Allah sengaja menguji Abraham?