Mengungkap Sosok Saudagar Muda asal Aceh yang Jual Senjata ke ZA dan Dipakai Serang Mabes Polri
Seorang saudagar muda asal Aceh ditangkap Densus 88 kepemilikan senjata ke ZA yang dipakai menyerang Mabes Polri beberapa waktu lalu
Minggu (4/4/2021), Al Chaidar kembali memberi komentarnya terkait sosok Muchsin Kamal yang sudah diboyong ke Jakarta, sejak kemarin.
Alchaidar mengungkap sosok Muchsin Kamal. Menurutnya, Muchsin Kamal lahir di Lampoih Saka, Peukan Baroe, Pidie 6 Juli 1991 (data yang diperoleh Serambinews.com menyebutkan tahun 1992).
Menurut Al Chaidar, Muchsin Kamal adalah seorang saudagar muda yang hebat.
"Seperti kebiasaan pedagang di wilayah Pidie yang taat beragama dan rasional dalam mengelola bisnis, dia sangat sukses dalam berbagai bisnis: perkebunan sawit, dagang air softgun, jual beli bedil angin, dan perkebunan alpukat," tukas Alchaidar.
Perkebunan dan bisnis penjualan alpukat yang dijalani Muchsin, beber Al Chaidar, terbilang cukup sukses.
Bisnis kebun alpukat ini bahkan bisa menampung dan memperkerjakan banyak eks kombatan GAM.
"Bisnis alpukat sangat sukses dan mampu memperkerjakan banyak eks kombatan GAM yang tak terayomi oleh program reintegrasi pasca Memorandum of Understanding atau MoU di Helsinki 2005," kata Al Chaidar.
Bagi kawan-kawan eks Jalin 2010 yang sangat mengenalnya, beber dia, Muchsin Kamal sangat anti terhadap ISIS (Islamic State of Iraq and Syam), dan membawa pemahaman yang sangat moderat setelah keluar dari penjara.
"Sebelum penangkapan kemarin, sempat komunikasi beberapa rekannya, dan mereka berani menjamin Muchsin Kamal tidak tahu menahu dengan aksi ZA di Mabes Polri Jakarta," katanya.
Salah seorang rekannya, Agam Fitriadi juga sependapat. Ia bahkan menyebutkan bahwa untuk jualan air softgun memang murni bisnis, tidak ada kaitan apapun dengan terorisme, apalagi via online.
"Hanya saja kadarullah, pembelinya melakukan aksi yang menyalahgunakan fungsi dari airsoft gun itu sendiri dan tentu juga keliru dari sisi agama," kata Alchaidar sebagaimana pendapat Agam Fitriadi.
Andre Marlan Sahputra, temannya yang lain yakin bahwa sebagai penjual air soft gun terbesar di Indonesia, penjualan Muchsin sekitar puluhan unit dalam satu hari. Tentu pembeli datang dari berbagai kalangan masyarakat.
"Teungku Mukhtar, teman Muchsin yang lain, juga mengibaratkan bisnis Muchsin Kamal seperti penjual golok atau parang, ternyata goloknya dipakai untuk begal oleh pembeli, tentu saja aksi tersebut tak terkait dengan penjualnya," papar Al Chaidar.
Alchaidar menambahkan, Muchsin bahkan pernah membentuk Muqawamah Media (www.muqawamah.com) pada 2014 untuk mengcounter syubhat dan propaganda ISIS di Indonesia.
Media inilah yang sangat vokal membantah seluruh propaganda ISIS saat banyak pihak terpengaruh dengan ISIS di awal deklarasi mereka.