NEWS WEBILOG TRIBUN BATAM

Awas Varian Baru Covid-19 Masuk Batam, Apa Perbedaan dan Cara Menghadapinya? Simak di Sini

Varian baru covid-19 B1525 ditemukan di Batam beberapa waktu lalu. Simak penjelasan spesialis patologi klinik terkait efek varian baru corona ini

Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/istimewa
Awas Varian Baru Covid-19 Masuk Batam, Apa Perbedaan dan Cara Menghadapinya? Simak di Sini. Foto News Webilog Tribun Batam edisi Sabtu (17/4/2021) menghadirkan dr. Yuliana Sarly SpPK, Spesialis Patologi Klinik sebagai nara sumber 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Kasus covid-19 di Batam dan Tanjungpinang, Kepri kembali melonjak belakangan ini.

Tidak hanya itu, masyarakat juga dikagetkan temuan varian baru virus corona yang masuk ke Batam beberapa waktu lalu.

Untuk membahas lebih lanjut soal ini, simak bincang-bincang Tribun Batam dalam program News Webilog edisi Sabtu (17/4/2021), dengan tema "Awas Varian Baru Covid-19 Masuk Batam"

Berikut petikan wawancara eksklusif antara Tribun Batam (T) dengan dr Yuliana Sarly SpPK, Spesialis Patologi Klinik (Y).

T : Selamat siang dok. Pertama-tama saya boleh minta tanggapan dokter terkait meningkatnya kasus Covid-19 di Batam dan Tanjungpingpinang belakangan ini. Apa saja faktor-faktor penyebabnya?

Sebanyak 527 Lansia di Kecamatan Belakangpadang, Kota Batam divaksin Covid-19.
Sebanyak 527 Lansia di Kecamatan Belakangpadang, Kota Batam divaksin Covid-19. (ISTIMEWA)


Y : Sebenarnya kita lihat kasus covid belakangan ini tidak hanya terjadi di Batam dan Tanjungpinang. Menurut imformasi yang kita amati seperti di TV dan juga media lainnya, bahwa kasus covid ini meningkat secara signifikan di Indonesia hingga dunia.

Nah kenapa itu semua bisa terjadi, saya pikir karena di awal-awal Februari hingga Maret 2021 mungkin kita lihat kasusnya menurun cepat, ditambah lagi dengan adanya proses vaksinasi ke masyarakat meski belum semuanya dapat.

Proses peningkatan itu menurut saya penyebabnya, karena beberapa bulan belakangan ini masyarakat mulai lengah dengan mengabaikan protokol kesehatan. Karena melihat tren kasus covid 19 yang mulai turun.
Di sisi lain masyarakat juga kemungkinan sudah mulai bosan dengan kondisi yang sudah sangat lama ini.

T : Dari sekian kasus yang ada, ada informasi kalau kasus Covid-19 dari varian baru virus tersebut sudah masuk Batam. Kira-kira berapa jumlah kasus tersebut dan asalnya dari mana?

Y : Ya betul beberapa hari belakangan ini saya juga mendengar dari Dinas Kesehatan mengatakan ada varian baru yang bernama B1525 sudah masuk ke Batam.

Varian ini dijumpai pada Pekerja Migran Indonesia atau kita lebih mengenalnya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang balik ke Indonesia dari Malaysia lewat Batam, kemudian diperiksa dan dinyatakan positif.

Untuk mengetahui hal itu Kemenkes itu punya program khusus bahwa setiap pekerja yang masuk ke Indonesia akan dilakukan swab PCR dan selanjutnya mereka diisolasi sebelum hasilnya keluar.

Nah jika ada yang dinyatakan positif maka akan dilakukan karantina hingga sembuh. Untuk varian baru ini pertama kalinya ditemukan di Inggris dan sampai saat ini untuk di Kepri hanya atau baru satu sample saja yakni dari pekerja yang masuk ke Batam.

T : Apa sebenarnya perbedaan dari virus Covid-19 yang selama ini menyerang kita dan varian barunya? Lalu apa perbedaan efek yang ditimbulkan virus Covid-19 dan varian barunya ini?

Y : Kita mengenal Covid 19 dengan varian yakni bentuk hasil perubahan yang mana virus tersebut punya kemampuan untuk berubah susunan genetik proteinnya. Setiap virus punya asam amino masing-masing itu berbeda.

Untuk itu perbedaan efek kedua virus ini menurut penelitian yang dilakukan dengan perubahan asam amino, yang baru ini kecendrungannya untuk menular lebih kuat.

Efeknya adalah akan menimbulkan sakit yang lebih berat. Sehingga bisa dikatakan efek utama dari varian baru ini, yakni daya tularnya yang lebih besar.

T : Dok, ironisnya semakin banyak kasus covid-19 justru terjadi saat banyak orang mulai divaksin? Kira-kira apa hubungan sebab-akibatnya?

Y : Ketika vaksin dilakukan orang mungkin berpikir bahwa ia sudah kebal. Padahal dari awal sudah disebutkan oleh para ilmuwan bahwa vaksin itu tidak membuat seseorang kebal terhadap virus covid 19 ini.

Untuk itu meski sudah divaksin seseorang akan tetap mempunyai kesempatan untuk tertular kembali covid-19.

Hanya saja orang yang sudah divaksin tingkat penularan sangat berkurang, yakni hanya 30 hingga 40 persen saja jika dibandingkan dengan orang yang belum divaksin.

Untuk itu protokol kesehatannya harus tetap dipatuhi.

T : Apakah meningkatnya kasus Covid-19 ini semata-mata karena orang tidak taat pada protokol kesehatan atau ada faktor lain? Misalnya, serangan dan penyebaran varian baru Covid-19 yang mungkin saja kebal terhadap vaksin? Bagaimana tanggapan dokter sendiri?

Y : Faktor penting dari proses penularan ini adalah protokol kesehatan. Saya percaya bahwa protokol kesehatanlah faktor utama yang harus tetap kita jalankan untuk mengurangi bahkan memutus mata rantai Covid 19 ini.

T : Ada kasus terakhir, ada pasien yang sudah dua kali divaksin tetapi masih terpapar Covid-19. Bagaimana penjelasan medisnya?

Y : Ya beberapa hari terakhir ini bahkan kita sendiri di RSUD Embung Fatimah mengalami hal itu. Seorang pegawai kita yang sudah divaksin dan beberapa hari yang lalu terinfeksi kembali.

Seperti yang saya sebutkan tadi bahwa vaksin tidak membuat seseorang kebal akan virus tersebut. Banyak faktor lain yang membuatnya terinfeksi kembali, salah satunya adalah kelonggaran protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

Orang yang sudah divaksin ketika ada virus masuk maka tubunya akan lebih cepat merespon lewat anti bodinya untuk menghancurkan virus tersebut jika dibandingkan dengan orang yang belum divaksin.

T : Apakah kasus terakhir ini terjadi karena orang yang divaksin itu sebenarnya sudah terpapar Covid-19 lebih dahulu, daya tahan tubuhnya belum terbentuk, justru vaksin tak bekerja apa-apa dan tak bermanfaat, atau karena pasien itu sudah terpapar varian baru Covid-19.

Coba dokter berikan penjelasan dari empat asumsi ini?

Y : Kita hanya bisa membuktikan seseorang terpapar covid-19 atau tidak ketika orang tersebut di-swab.

Misalnya saya akan divaksin minggu depan, jika saya bisa meyakinkan diri bahwa saya bisa tidak terpapar sebelumnya, maka yang paling baik adalah saya di-swab dulu.

Untuk daya tahan tubuh respons setiap imun tubuh sangat berbeda. Contohnya kita di laboratorium punya salah satu alat untuk mendeteksi kadar antibodi seseorang yang sudah pernah terkena covid maupun yang sudah divaksin.

Saya misalnya, nilai antibodi dan sel memori setelah divaksin itu cukup tinggi, dibandingkan teman saya biasa saja.

Nah itu bukan berarti vaksinnya tidak bekerja, namun respons setiap tubuh dengan vaksin itu sangat berbeda-beda dan tidak sama meski sudah sama-sama divaksin.

T : Kira-kira apakah dua vaksin yang sudah disuntik ke warga ini bisa membentuk imun tubuh kita untuk menghadapi virus Covid-19 dan juga varian baru ini?

Atau untuk bisa bangun sistem kekebalan tubuh terhadap varian baru ini, kita butuh vaksin jenis lain?

Y : Sampai sejauh ini vaksin ini akan membantu tubuh kita untuk membentuk antibodi, sedangkan untuk varian yang baru ini meski baru namun komposisi genetiknya tetap sama, hanya saja susunannya saja yang berbeda.

Meski respons imun tubuhnya akan berubah namun sampai sejauh ini saya mendengar bahwa produsen mengatakan, bahwa vaksin mereka masih bekerja cukup baik dalam varian baru ini.

T : Dok, apakah varian baru Covid-19 ini bisa dihindari dengan penerapan protokol kesehatan semisal pakai masker, cuci tangan, jaga jarak dan jauhi kerumunan. Atau kita butuh protokol baru lagi karena varian baru ini lebih ganas?

Y : Saya rasa dengan menjaga protokol kesehatan kita bisa terhindar dari penyakit virus ini. Sejauh ini protokol kesehatan merupakan hal yang paling penting yang kita lakukan untuk memutus mata rantai penularan ini.

Karena sebagaimana yang kita ketahui proses penularannya akan semakin kurang dan akhirnya kita semua bebas dari yang namanya virus ini.

T : Kira-kira apa pesan dokter kepada masyarakat Kepri untuk menghadapi varian baru Covid-19 ini?

Y : Pesan yang terpenting yakni kembali saya ingatkan seluruh masyarakat agar tetap dan jangan bosan-bosan menjalankan protokol kesehatan, jangan lengah.

Ayo kita tetap mematuhi protokol kesehatan seperti tetap gunakan masker, rajin mencuci tangan dengan air mengalir, tetap jaga jarak, jauhi kerumunan dan kumpul-kumpul apa pun itu alasannya.

Ingat meski kita sudah divaksin tidak membuat kita kebal akan virus yang akan masuk ke dalam tubuh kita.

Ada Kaitan dengan Varian Baru Corona?

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kepri Rusdani angkat bicara terkait varian baru corona B1525 yang ditemukan di Batam, belum lama ini.

Rusdani menjelaskan, varian baru virus corona yang pertama sekali muncul di Inggris itu diperkirakan sampai di Batam antara dua atau tiga minggu belakangan.

Di sisi lain, angka covid-19 di Kepri kembali meningkat selama beberapa pekan terakhir, terutama di Tanjungpinang dan Batam. Apa ada kaitannya?

Soal itu, hingga saat ini pihaknya masih melakukan pengembangan. Apakah para pasien covid-19 yang dirawat saat ini terpapar virus corona varian baru atau tidak.

"Jadi kalau kita lihat tren peningkatan jumlah pasien tiga minggu terakhir sangat tinggi.

Namun kita belum bisa pastikan apakah para pasien yang terpapar mengidap virus corona varian baru," kata Rusdani kepada Tribunbatam.id, Sabtu (17/4/2021).

Baca juga: Seorang Pegawai Bea Cukai Terpapar Corona di Karimun, Bagian dari 3 Pasien Baru Covid

Baca juga: Corona di Anambas, Suami Istri Positif Covid-19, Baru Kedatangan Keluarga dari Ranai

Ia menilai, tren peningkatan jumlah pasien covid-19 yang terjadi saat ini lebih karena masyarakat sudah mulai lengah dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Jadi kita mengimbau masyarakat, agar tetap menerapkan protokol kesehatan.

Virus corona itu masih ada, ditambah lagi saat ini virus corona varian baru sudah ada di Kota Batam," ujarnya.

Rusdani mengingatkan, virus corona varian baru ini jauh lebih berbahaya dibanding virus corona biasa. Lantaran penyebarannya lebih cepat.

"Jadi kalau sempat ada satu orang yang terpapar, perkembangannya akan sangat cepat," kata Rusdani.

Karena itu ia mewanti-wanti masyarakat Kepri untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.

Begitu juga kepada pemerintah, diminta harus lebih aktif lagi dalam menegakkan disiplin masyarakat terkait protokol kesehatan.

"Jangan sampai virus corona varian baru ini merebak di Batam," ujarnya.

Sudah Divaksin Tapi Positif Covid

Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad positif covid-19 beberapa hari lalu. Kendati pun saat ini hasil swab Amsakar sudah dinyatakan negatif covid-19 per Jumat (16/4/2021).

Diketahui, Amsakar sebelumnya sudah menjalani vaksin covid-19 tahap 1 dan II. Namun tetap terinfeksi corona.

Soal ini, Ketua IDI Kepri Rusdani mengatakan, vaksinasi yang sudah dilaksanakan atau orang yang sudah divaksin, belum tentu tidak bisa terpapar covid-19.

"Jadi bagi orang yang sudah divaksin tetap bisa terpapar virus covid-19, hanya saja gejalanya tidak seperti orang yang belum divaksin," kata Rusdani.

Langkah Dinkes Batam

Beberapa hari lalu, warga Batam dihebohkan kabar penemuan kasus Covid-19 varian baru B1525.

Mutasi virus SARS-CoV-2 ini ditemukan di Batam sekira Februari 2021 lalu, dan menyerang seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia.

Meski pasien sudah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang, namun warga tetap merasa khawatir terhadap penularan virus varian baru tersebut.

Menyikapi kondisi ini, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Batam, Didi Kusmarjadi menegaskan tak ada perubahan strategi untuk menangani Covid-19 varian B1525 itu.

“Tetap tingkatkan protokol kesehatan (prokes),” tegas Didi menjawab pertanyaan Tribun Batam, Jumat (16/4/2021).

Selain itu, lanjutnya, memaksimalkan penerapan 3 T (Tracing, Testing, Treatment) juga menjadi solusi lainnya.

Mengingat, tujuan dari 3 M dan 3 T adalah untuk memutus mata rantai penyebaranan virus. Sehingga dibutuhkan pula dukungan dari seluruh lapisan masyarakat.

“Itu saja, 3 M wajib,” imbau Didi kepada masyarakat.

Saat ini, sebanyak 5 kecamatan masih berstatus zona merah penyebaran Covid-19.

Kelimanya antara lain Kecamatan Sekupang, Lubukbaja, Batamkota, Bengkong, Seibeduk, dan Batuaji.

Total keseluruhan kasus Covid-19 di Batam sebanyak 6.509 kasus. Dengan 6.002 orang dinyatakan sembuh dan 158 orang meninggal dunia.

Sedangkan 349 orang lainnya tengah dirawat di beberapa rumah sakit.

Tingkat kasus aktif di Batam sendiri persentasenya mencapai 5,36 persen. Di mana, tingkat kesembuhan pasien masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat kematian.

Rinciannya, tingkat kesembuhan mencapai 92,21 persen dan kematian hanya 2,4 persen.

Pasien TKI dari Malaysia

Sebelumnya diberitakan, pada Februari 2021 lalu, ada temuan kasus baru mutasi virus SARS-CoV-2 varian B1525 di Batam, Kepulauan Riau.

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Mohammad Bisri. 

Saat ini pasien yang terkena varian baru itu sudah dinyatakan sembuh, dan telah diperbolehkan pulang.

Bisri menyebutkan bahwa pasien merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia.

“Yang bersangkutan sudah pulang, kami harap tidak ada penularan, karena sudah diperiksa,” katanya. 

Lebih lanjut, ia mengatakan, temuan tersebut diketahui melalui sampel yang dikirim dari Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Kota Batam kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI. 

“Sampel memang selalu rutin dikirimkan ke Jakarta, kalau kami tidak bisa mendeteksi itu, jadi balitbangkes yang mendeteksi adanya varian baru itu,” ujar Bisri, Kamis (15/4/2021).

Pihaknya langsung menindaklanjuti kepada orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 varian baru tersebut.

Yang bersangkutan tidak dilakukan perawatan karena tidak menunjukkan gejala, sehingga diambil langkah dengan melakukan isolasi terhadap pasien tersebut di rumah susun (rusun) milik Pemerintah Kota (Pemko) Batam

“Setelah itu dilakukan tracing (penelusuran kontak) terhadap pasien tersebut,” katanya.

Varian baru itu, kata Bisri, ditengarai lebih menular daripada varian yang lama.

Namun setelah upaya tracing dilakukan, tidak ditemukan penyebaran dengan varian baru.

“Jadi hanya satu orang itu saja,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala BTKL PP kelas I Batam, Ismail menyatakan hal serupa. Sampel tersebut berasal dari BTKLPP Kelas I Batam.

“Yang dilakukan sekuensing oleh Litbang, sampel yang positif dari kita dikirim ke litbang untuk dilakukan PME (Pemantauan Mutu Eksternal) secara rutin,” ujarnya. 

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengonfirmasi satu temuan kasus baru mutasi virus SARS-CoV-2 varian B1525 di Batam, Kepulauan Riau, sejak Februari 2021.

Varian corona yang pertama kali ditemukan di Inggris itu diketahui merupakan kasus impor.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebut satu kasus itu teridentifikasi pada satu Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia yang pulang ke Indonesia.

"Iya, ada satu kasus B1525 di Batam spesimen dari Februari ya, dari pelaku perjalanan ya, PMI dari Malaysia," kata Nadia.

Ia tak merinci secara detail kapan warga tersebut kembali di Indonesia. Hanya saja ia memastikan bahwa temuan itu didapatkan melalui metode pemeriksaan strain virus baru Whole Genome Sequence (WGS) pada Februari lalu.

(Tribunbatam.id/Ronnye Lodo Laleng/Pertanian Sitanggang/Ichwan Nur Fadillah/Roma Uly Sianturi)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Batam

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved