HUMAN INTEREST

Curhat Mantan Manajer Hotel Goodway Batam Soal Kondisi Perhotelan di Masa Pandemi Covid19

Jalurman Tarigan, mantan Manajer Hotel Goodway Batam mengaku, masa pandemi covid-19 menjadi masa tersulit bagi dunia pariwisata khususnya perhotelan

Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.id/istimewa
Curhat Mantan Manajer Hotel Goodway Batam Soal Kondisi Perhotelan di Masa Pandemi Covid19. Foto Jalurman Tarigan, mantan Manajer Hotel Goodway Batam yang juga Sekretaris PHRI Batam 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Geliat pariwisata yang lesu akibat pandemi Covid-19, mengakibatkan sektor perhotelan di Batam seolah mengalami mati suri.

Keramaian wisatawan di tempat-tempat hiburan, hotel dan restoran kini tak lagi terlihat. Beberapa hotel yang sepi pengunjung pun banyak yang sudah menutup kegiatan operasionalnya, lama sejak pandemi melanda.

Salah satu hotel tua di kawasan Nagoya, yaitu Marina Sentosa Hotel, pun mengalami nasib yang sama dengan hotel-hotel lainnya. Kondisi hotel tampak lengang tanpa adanya aktivitas menginap.

Di hotel inilah, Tribun Batam bertemu dan mewawancarai seorang pengurus hotel yang telah malang melintang bekerja sebagai manajer di bidang perhotelan, Jalurman Tarigan.

Jalurman, yang memiliki latar belakang pekerjaan sebagai Human Resource Manager di berbagai hotel di Batam ini mengakui, masa-masa pandemi dari tahun 2020 hingga awal 2021 inilah masa tersulit bagi dunia pariwisata, khususnya perhotelan.

Baca juga: KESAKSIAN Mantan Manager Hotel Goodway, Jalurman Tarigan: Saya Tak Pernah Ketemu Benny Tjokro

Baca juga: Hari ke-4 Hotel Goodway Batam Disita Kejagung, Masih Dijaga Petugas, Tak Ada Tanda Khusus

Hotel Goodway Batam yang sudah lama tidak beroperasi
Hotel Goodway Batam yang sudah lama tidak beroperasi (TRIBUNBATAM/RONNYE)

"Kondisi sangat sulit. Kalau ada hotel yang bisa terisi 20 kamar dalam sehari, itu saya katakan sudah hebat betul di kondisi Covid-19 ini," ujar Jalurman ketika ditanyai pendapatnya.

Bekerja di dunia perhotelan sendiri baginya sudah tak asing lagi. Sejak tahun 1989, ia menetap di Batam dan langsung bekerja di sebuah hotel. Pekerjaan pertamanya di Batam adalah menjadi seorang waiter di Batam View Hotel.

Setelah bekerja selama 1,5 tahun di Batam View Hotel, pria asal Medan ini sempat bekerja di New Holiday Hotel Batam sebagai Assistant Personal Manager, kemudian beralih kerja di sebuah pabrik selama lima tahun.

Barulah di tahun 1997, Jalurman bergabung di PT Mandarin Regency, yang mengelola sejumlah hotel di Kota Batam dan Bali. Kala itu, ia diminta bekerja di posisi HR Manager di Puri Garden Hotel, Batam.

"Pertama saya kerja di Puri Garden Hotel Batam, kemudian dari perusahaan meminta untuk mengurus juga Hotel Goodway di Nagoya. Hotel itu salah satu hotel berbintang pertama yang berdiri di Batam," jelasnya.

Jalurman pun mengenang masa-masa jaya dunia perhotelan pada sekitar tahun 2010. Menurutnya, geliat usaha perhotelan di Batam kala itu sangat bergairah.

Hotel tempatnya bekerja, yaitu Hotel Goodway, kala itu hampir setiap hari selalu dipenuhi oleh para wisatawan atau pengunjung dengan perjalanan dinas.

Berbagai tokoh terkenal, dan juga pejabat pemerintahan kerap datang dan menginap di hotel setinggi empat lantai tersebut. Bahkan, hotel tempatnya bekerja itu pernah dipesan untuk acara instansi Mahkamah Agung RI, selama seminggu berturut-turut.

Jalurman merasa cukup bangga pernah menjadi bagian dari penggerak dunia pariwisata di Batam pada masa jayanya itu. Pria kelahiran 1960 ini menjadi salah satu dari 200-an karyawan yang bekerja dengan penuh dedikasi di Hotel Goodway.

"Dari awal sampai tutup, beberapa pegawai di Hotel Goodway tak pernah berganti. Sebagiannya karyawan yang sudah senior semua, punya banyak pengalaman mengurus hotel ini.

Karena kita di bidang perhotelan kan sebenarnya tidak bisa sembarang mengganti orang yang berkompeten, mungkin berbeda dengan kondisi sekarang, kebanyakan menyewa karyawan kontrak," jelas Jalurman.

Sebagai manajer senior yang bergerak di bidang Human Resource, Jalurman kerap memperhatikan hak-hak karyawan hotel. Terutama di kondisi Covid-19, pria lulusan Fakultas Hukum, Universitas Bung Karno Jakarta ini, tengah memperjuangkan pemberian vaksin bagi karyawan-karyawan yang bekerja di perhotelan.

Menurutnya, pemberian vaksin secara merata dapat meningkatkan tingkat kepercayaan wisatawan, khususnya dari mancanegara, untuk datang dan menginap di hotel-hotel di Kota Batam.

Perjuangan Jalurman menggerakkan kembali gairah perhotelan di Batam, ia kembangkan melalui wadah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Batam.

Jalurman telah bergabung dalam perhimpunan ini sejak tahun 2000, sempat menjadi penasihat hukum, kini ia menjabat sebagai Sekretaris PHRI Batam.

"Kami sekarang berusaha agar karyawan-karyawan hotel itu bisa divaksin semua. Tapi stok vaksin di Kepri kan sudah berkurang, inilah yang akan kami usahakan untuk dikomunikasikan dengan pemerintah," ujar Jalurman.

Seiring menurunnya gairah pariwisata dan perhotelan di Batam, Jalurman sempat merasakan pemutusan hubungan kerja dari Hotel Goodway tempatnya bertahun-tahun mengabdi.

Kini, kondisi Hotel Goodway bak bangunan yang telah lama terbengkalai.

Sembari menunggu pintu-pintu perbatasan negara kembali dibuka usai pandemi Covid-19, keseharian Jalurman kini lebih santai. Ia masih bekerja mengurus hotel yang kini nihil pengunjung di waktu-waktu senggangnya, di samping juga berkegiatan di PHRI Batam.

"Keseharian ya begini-begini saja, saya jaga hotel di Nagoya, siangnya jemput anak dan istri pulang kerja, kemudian menjelang sore berdiam di rumah di Batu Aji. Semoga pandemi Covid-19 ini cepat usai dan kondisi kembali stabil seperti semula," harap Jalurman.

(TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Batam

Berita tentang Human Interest Story

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved