TRIBUN WIKI

Siapa Eddy Tansil? Koruptor Kelas Kakap Kabur dari Penjara, 25 Tahun Tak Tertangkap

Siapa sebenarnya Eddy Tansil? Koruptor Kelas Kakap Kabur dari Penjara, hingga Kini Tak Tertangkap.

ISTIMEWA
MEGA KORUPSI - Siapa sebenarnya Eddy Tansil? Koruptor Kelas Kakap Kabur dari Penjara, hingga Kini Tak Tertangkap. FOTO: EDDY TANSIL 

TRIBUNBATAM.id - Sosok Eddy Tansil dikenal sebagai salah satu koruptor kelas kakap di Indonesia.

Sejak kabur dari penjara pada 1996 silam, keberadaannya tak pernah diketahui hingga kini.

Eddy terlibat kasus korupsi pembobolan uang negara Bapindo.

Kasus itu sempat menghebohkan Indonesia tahun 1994 hingga 1996 silam.

Eddy pun berhasil ditangkap pada tahun 1994.

Namun, dia kabur dari Lapas Cipinang pada 1996.

Profil sosok Eddy Tansil, koruptor yang kabur dari penjara 8 Mei 1996. Kasus korupsi Bapindo.
Profil sosok Eddy Tansil, koruptor yang kabur dari penjara 8 Mei 1996. Kasus korupsi Bapindo. (Media Indonesia/Twitter)

Keberadaan koruptur berjuluk BB atau Bapak Bir itu bak ditelan bumi.

Dia menghilang tanpa jejak tanpa pernah terlihat lagi.

Tepat hari ini, Sabtu 8 Mei, 25 tahun lalu Eddy Tansil berhasil kabur dari penjara.

Kala itu, tak ada yang tahu jika Eddy telah melarikan diri.

Muncul dugaan bahwa dia kabur ke China.

20 tahun kemudian, nama Eddy Tansil kembali terdengar, meski belum juga berhasil ditangkap.

Pada 2013 lalu, Jaksa Agung Basrief Arief mengatakan, Kejaksaan Agung telah mengendus keberadaan pembobol uang negera melalui kredit Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) melalui perusahaan Golden Key Group (GKG) itu, di China.

Bahkan, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri saat itu, Komjen Suhardi Alius, berharap agar Pemerintah China membantu Pemerintah Indonesia dalam memulangkan buronan tersebut.

Awal Mula Kasus Eddy Tansil Terungkap

Eddy Tansil koruptor yang kabur dari penjara Lapas Cipinang 1996. Kasus Korupsi Bapindo. Foto tanggal 15 April 1994.
Eddy Tansil koruptor yang kabur dari penjara Lapas Cipinang 1996. Kasus Korupsi Bapindo. Foto tanggal 15 April 1994. (KOMPAS/ EDDY HASBY)

Dilansir dari pusat data Harian Kompas, kasus ini terungkap saat rapat dengar pendapat antara Komisi VII DPR dengan Gubernur Bank Indonesia J Sudrajad Djiwandono tahun 1993.

Sumber: Tribun Batam
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved