Harga Saham Turun, Ini Momen Terbaik Mulai Menabung Saham Bagi Milenial
Harga saham yang sedang turun saat ini menjadikan momen ini waktu yang baik memulai berinvestasi saham karena kita dapat menikmati potensi keuntungan.
Ketika dikelompokkan berdasarkan kelompok usia, generasi milenial menghabiskan uang lebih banyak dibandingkan generasi lainnya secara keseluruhan, terutama untuk pakaian dan makan di luar.
Baca juga: Bursa Efek Indonesia Gelar Penghargaan Galeri Investasi BEI 2020, Tahun Kebangkitan Investor Retail
Baca juga: BEI Gelar Acara Sharia Investment Week 2020, Literasi dan Inklusi Virtual Pasar Modal Syariah
Padahal, jika anak-anak muda ini mau menghilangkan kebiasaan membeli kopi setiap hari atau pengeluaran lainnya yang tidak perlu, mereka dapat mengumpulkan uang lebih banyak dari waktu ke waktu.
Apalagi, jika anak-anak dan pasangan muda mau menggunakan uang itu untuk berinvestasi.
Nah, apa bedanya tabungan yang digunakan orang-orang tua masa lalu dengan investasi?
Kalau dulu, bunga tabungan masih memadai untuk mengatasi kenaikan harga barang dan jasa yang tidak selaju saat ini.
Sementara itu, bagi masyarakat Indonesia yang sebagian besar merupakan warga negara konsumen, tingkat inflasi kenaikan barang pada jangka panjang akan melampaui tingkat suku bunga jika menabung di bank saja.
Terlebih lagi, semakin lama dan semakin maju sebuah negara, tingkat suku bunga akan mengecil.
Selain itu, kenaikan pendapatan secara umum belum tentu dapat mengungguli kenaikan harga barang.
Jadi, cara yang paling ideal untuk mempersiapkan kebutuhan di masa depan adalah dengan membagi porsi yang optimal dari dana yang disisihkan di luar kebutuhan pokok untuk berinvestasi.
Jadi ingat, investasi selayaknya bukan ditujukan untuk jangka pendek. Bukan investasi sekarang dan nikmati hasilnya satu minggu, satu bulan, atau satu tahun, melainkan idealnya investasi dilakukan untuk kebutuhan sepuluh, dua puluh, atau tiga puluh tahun ke depan.
Nah, salah satu pilihan investasi jangka panjang yang memberi potensi return terbesar adalah dengan membeli saham di pasar modal.
Jika ada sekelompok investor yang berinvestasi dalam jangka pendek dengan memanfaatkan strategi teknikal dari kenaikan dan penurunan harga saham yang dinamis di Bursa Efek Indonesia (BEI), hal ini lebih tepat disebut sebagai spekulasi dibandingkan investasi.
Dibandingkan investasi yang memang fokus pada tujuan jangka panjang, para investor spekulan harus punya pengetahuan menganalisis fluktuasi saham dan siap untuk kehilangan dana investasinya sewaktu-waktu.
Sehingga, harus punya nyali yang kuat saat terombang-ambing oleh arus fluktuasi pasar.
Di sisi lain, investor jangka panjang bisa tetap tenang karena hasil yang diinginkannya bukan untuk waktu yang singkat.