Jabat Komisaris di 2 Perusahaan Raksasa, Segini Total Kekayaan Mantan Menristek Bambang Brodjonegoro

Hartanya Brodjonegoro paling banyak dari kepemilikan empat tanah di Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Melbourne, Australia.

kompas.com
Mantan Menristek Bambang Brodjonegoro yang kini menjadi komisaris di dua perusahaan raksasa. 

TRIBUNBATAM,id, JAKARTA - Mantan Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset Inovasi Nasional,Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, mulai hari ini, Kamis (17/6/2021), mendapatkan kepercayaan baru untuk mengisi jabatan di PT Astra International Tbk.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Astra, Bambang Brodjonegoro ditunjuk menjadi Komisaris Independen.

Sebagai informasi, Bambang Brodjonegoro saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama di perusahaan telekomunikasi pelat merah, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

Bambang menjabat Komisaris Utama di Telkom Indonesia terhitung pada tanggal 28 Mei 2021, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan.

Kedua perusahaan tersebut, yakni Astra International dan Telkom Indonesia, termasuk dalam jajaran perusahaan raksasa nasional.

Lalu, berapa total kekayaan Bambang Brodjonegoro saat ini?

Baca juga: WOW Jabat Komisaris Pertamina, Ahok Dapat Fasilitas Kartu Kredit Berlimit Rp 30 Miliar

Dihimpun dari laporan harta kekayaan penyelenggara negara di tahun 2020, Bambang memiliki harta kekayaan senilai Rp 32.018.100.788.

Hartanya disumbang paling banyak dari kepemilikan empat tanah di Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Melbourne, Australia.

Total nilai tanah tersebut Rp 27.341.406.738.

Uniknya, Bambang tidak memiliki satu pun kendaraan, baik itu berupa mobil.

Aset lain yang ia miliki adalah harta bergerak lainnya Rp 212.465.000, surat berharga Rp 799.285.958, serta kas dan setara kas Rp 4.375.461.693.

Namun, Bambang memiliki utang senilai Rp 710.518.601 yang mengurangi jumlah harta kekayaannya.

Profil Bambang Brodjonegoro

Lalu, apa latar belakang Bambang Brodjonegoro, sehingga dia bisa menduduki jabatan Komisaris?

Pria kelahiran 3 Oktober 1966 ini, pernah menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi (Menristek/BRIN).

Saat menjadi Menristek/BRIN, Bambang Brodjonegoro mengundurkan diri dari jabatannya.

Karena Kemenristek dilebur menjadi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Sebelum mengundurkan diri, Bambang telah banyak membantu pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dari periode pertama.

Sebelum Bambang Brodjonegoro menjadi Menristek pada periode kedua kepemimpinan Jokowi, ia pernah menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN).

Bambang Brodjonegoro menjadi Menteri PPN lantaran karena reshufle yang dilakukan Jokowi pada periode pertama menjabat presiden.

Bambang Brojonegoro menjadi Menteri PPN terhitung sejak Juli 2016 hingga akhir jabatan Jokowi pada periode pertama.

Baca juga: Kinerja Perusahaan Jeblok, Erick Thohir Ingatkan Bos BUMN Harus Siap Dicopot

Pada dasarnya Bambang Brojonegoro adalah seorang akademisi.

Setelah lulus dari Universitas Indonesia, Bambang berprofesi sebagai dosen.

Tidak hanya mengajar di kampus dalam negeri, Bambang juga pernah mengajar sejumlah kampus luar negeri.

Riwayat Pendidikan

Profesi Bambang Brodjonegoro sebagai pengajar tersebut tidak lepas dari riwayat pendidikannya.

Bambang Brodjonegoro adalah profesor ilmu ekonomi di Universitas Indonesia.

Sebelum menjadi profesor ekonomi, berikut riwayat pendidikannya.

- Agustus 1985 - Agustus 1990 Universitas Indonesia, Sarjana Ekonomi (Sarjana Ekonomi),

- Musim Gugur 1991 - Musim Semi 1995, University of Illinois di Urbana-Champaign, Magister Perencanaan Kota

- Musim Gugur 1993 - Musim Panas 1997, University of Illinois di Urbana-Champaign, Ph.D dalam Perencanaan Kota dan Wilayah.

Ada Mantan Menteri Bambang Brodjonegoro dan Abdee Slank di Jajaran Petinggi Telkom

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menyetujui Bambang Permadi Brodjonegoro menjadi komisaris utama perseroan. 

Berdasarkan daftar yang diterima Tribun, selain Bambang Brodjonegoro selaku eks Menteri PPN, ada juga gitaris Slank Abdi Negara Nurdin dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di posisi komisaris baru Telkom.

Perombakan jajaran dewan komisaris tersebut dikatakan Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah saat konferensi pers usai RUPST.

"RUPST juga menyetujui perubahan susunan pengurus dewan komisaris dan dewan direksi perseroan. Terkait perubahan susunan pengurus perseroan, Komisaris Utama Bapak Bambang Permadi Brodjonegoro," ujarnya, Jumat (28/5).

Ririek menambahkan, sepanjang tahun 2020, Telkom secara aktif terus mendukung upaya pemerintah dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional melalui dukungan konektivitas, platform, dan aplikasi digital selain juga bantuan sosial.

Meski industri telekomunikasi terdampak atas adanya pandemi Covid-19, Telkom mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 20,8 triliun atau tumbuh double digit 11,5 persen dibandingkan 2019.

Telkom, lanjut Ririek, juga mencatat total pendapatan sebesar Rp 136,46 triliun atau tumbuh 0,7 persen dibandingkan tahun 2019.

"Di samping itu, EBITDA perseroan tercatat sebesar Rp 72,08 triliun atau tumbuh 11,2 persen. Dengan fokus pada tiga domain bisnis digital, Telkom mampu mencatat kinerja pendapatan yang tumbuh positif dengan tingkat profitabilitas yang cukup baik meski adanya pandemi Covid-19 serta persaingan bisnis yang ketat di industri telekomunikasi," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved