SAHAM

CEK Saham-Saham yang Diprediksi Tetap Perkasa saat Pemberlakuan PPKM Darurat

Masyarakat cenderung sudah mulai beradaptasi dengan kondisi yang ada, sehingga dampak dari pembatasan sosial kali ini tidak akan signifikan.

tribunnews
ILUSTRASI pergerakan saham di BEI. 

TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Tingginya penambahan kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir membuat pemerintah membuat gerakan cepat pencegahan. 

Mulai 3-20 Juli 2021, pemerintah menerapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.

Langkah ini diperlukan untuk mencegah penularan virus corona, mengingat tingginya penambahan kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. 

Analis Erdhika Elit Sekuritas Regina Fawziah mencermati, pemberlakuan kebijakan PPKM Mikro Darurat itu diperkirakan akan direspons sesaat oleh pasar. 

Baca juga: Rupiah Makin Loyo ke Angka Rp 14.530 per Dolar AS, Cek Kurs Dolar-Rupiah di 5 Bank Ini

Dia menambahkan, dengan adanya peningkatan kasus Covid-19 dan PPKM Mikro Darurat, IHSG di bulan Juli 2021 diprediksi bergerak konsolidasi di kisaran 5.900 hingga 6.100.

Sebab, melihat kembali ke belakang, sesungguhnya aktivitas masyarakat belum sepenuhnya normal sejak pembatasan aktivitas masyarakat dilakukan tahun lalu.

"Masyarakat cenderung sudah mulai beradaptasi dengan kondisi yang ada, sehingga dampak dari pembatasan sosial kali ini menurut saya tidak akan sesignifikan seperti tahun lalu hingga indeks turun dalam dan GDP terkontrasksi cukup dalam," ujar Regina kepada Kontan.co.id,  Rabu (30/6).   

Walau dampaknya tidak akan sesignifikan tahun lalu, Regina memperkirakan indikator ekonomi pada periode selanjutnya tetap akan terpengaruh.

Baca juga: UPDATE Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian, Mulai Rp 968.000 per Gram

Misalnya, data penjualan eceran, consumer confidence, serta PMI manufaktur karena dari segi produksi kembali terganggu.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi kuartal kedua dan ketiga dimungkinkan akan sedikit meleset dari proyeksi sebelumnya. 

Di tengah tingginya kasus pandemi Covid-19, beberapa saham justru mendapat sentimen positif.

Misalnya saja, saham-saham sektor barang konsumen seperti UNVR, ICBP, INDF, dan MYOR. Begitu pula saham sektor kesehatan seperti KLBF, IRRA, KAEF, dan SAME.

Selain itu, saham-saham perbankan dengan kapitalisasi pasar jumbo seperti BBCA dan BBRI juga dianggap atraktif.

Saham-saham otomotif yang masih tertopang sentimen diskon PPnBM hingga Agustus 2021 seperti ASII dan IMAS juga masih bisa dillirik. 

Sementara itu, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Setya Ardiastama  mencermati, saham perbankan dan saham dengan bidang usaha logistik yang mendapat angin segar dari sentimen PPKM Mikro Darurat. 

"Beralihnya gaya hidup masyarakat pada belanja online dinilai berdampak pada naiknya kinerja emiten logistik," ungkap Okie kepada Kontan.co.id, Rabu (30/6).

Sementara itu, saham-saham-saham sektor perbankan diprediksi masih sanggup membukukan kinerja yang lebih baik tahun ini.

Ini beriringan dengan membaiknya kualitas kredit yang diikuti dengan pelonggaran aktivitas bisnis. 

Walau begitu, kinerja kredit masih berpotensi tertekan sebagai dampak dari antisipasi pelaku usaha terhadap ekspansi.

"Untuk sektor perbankan kami masih mempertahankan rating buy di antaranya BBTN buy dengan target harga Rp 2.120, BMRI buy dengan target harga Rp 6.525, BRIS buy dengan target harga Rp 2.600, BBCA buy dengan target harga Rp 34.450," ujar Okie. 

IHSG Menguat Kamis (1/7)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan perdana semester kedua 2021.

Kamis (1/7), IHSG menguat 0,34% atau 20,47 poin ke 6.005,96 di akhir perdagangan Bursa Efek Indonesia.

IHSG menguat, asing borong saham Bank BCA dan PGN
IHSG menguat di akhir perdagangan 1 Juni 2021 (TRIBUNBATAM.id/IST)

Meski IHSG menguat, masih ada tiga sektor yang turun. Sektor infrastruktur tergerus 1,04%. Sektor barang baku terkoreksi 0,18%. Sektor keuangan melemah 0,12%.

Sementara sektor kesehatan memimpin dengan kenaikan 1,92%. Sektor barang konsumsi primer menguat 1,87%.

Sektor barang konsumsi nonprimer menguat 1,22%. Sektor perindustrian menanjak 0,85%. Sektor teknologi naik 0,83%.

Sektor properti dan real estate menguat 0,70%. Sektor transportasi dan logistik naik 0,57%. Sektor energi menguat tipis 0,03%.

Total volume transaksi bursa mencapai 16,56 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 10,76 triliun. Sebanyak 215 saham menguat.

Ada 259 saham yang turun harga dan 163 saham flat.

Top gainers LQ45 hari ini adalah:

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) 6,07%
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 5,56%
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) 4,29%
 

Top losers LQ45 terdiri dari:

PT Ciputra Development Tbk (CTRA) -3,23%
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) -3,13%
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) -3,04%

Investor asing mencatat net sell Rp 226,91 miliar di seluruh pasar.

Saham-saham dengan penjualan bersih terbesar asing adalah PT Pacific Strategic Ginancial Tbk (APIC) Rp 135,8 miliar, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 92,4 miliar, dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp 89,9 miliar.

Saham-saham dengan pembelian bersih terbesar asing adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Rp 82,3 miliar, PT Astra International Tbk (ASII) Rp 80,8 miliar, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 48,7 miliar. (*)

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved