HUMAN INTEREST
Dua Seniman di Batam Banting Setir Selama Pandemi Imbas Peniadaan Karnaval
Dua seniman di Batam putar otak untuk bertahan hidup saat karnaval ditiadakan imbas pandemi covid-19.
"Lagi-lagi karya kami sudah digunakan oleh designer ternama Batam yakni Ronald Moreno dan Althafunissa Syari di ajang Batam Fashion Week ditahun 2020-2021," tutur Ais.
Soal urusan karnaval, Ais dan Indra tak bisa dianggap remeh.
Dua sahabat berdarah Jawa ini telah berkali-kali membanggakan nama Indonesia hingga ke kancah Internasional.
Perjalanan prestasi mereka dimulai saat parade Jember Fashion Carnaval di tahun 2013 lalu.
Para peserta saat itu diberi tugas oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk membuat kostum karnaval.
Hasil karya yang terpilih akan dikirimkan ke ajang Wonderful Archipelago Carnaval Indonesia.
Benar saja, Ais dan Rangga berhasil mengantongi prestasi sebagai penghasil kostum terbaik saat itu.
Ini pembuktian bahwa dunia fashion tak hanya dapat digeluti oleh kaum hawa saja.
Tak cukup sama di situ. Pada even Internasional, mereka mendapat undangan mewakili Indonesia untuk menghadiri kontes kecantikan bagi TKI di Singapura atau yang akrab disebut Miss Singapore Indonesia (MSSI).

"Alhamdulillah kami memenangkan kategori best nasional kostum. Yang dimana kostum tersebut murni hasil karya sendiri.
Akhirnya kostum tersebut mereka sewa dan dipakai untuk para kandidat," papar Indra.
Masih di negeri seberang, mereka lagi-lagi diundang oleh KBRI Singapura untuk mewakili rumah budaya indonesia untuk tampil pada The Chingay Parade yang dihelat saat Imlek 2020.
Dalam membuat kostum karnaval, mereka membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan tergantung pada kerumitan tema yang diminta.
"Saat ini sudah ada lebih dari 30 kostum yang kita punya. Kami membiayai sendiri, memperagakan sendiri, dan membuat sendiri," papar Ais.
Ais dan Indra lebih dikenal dengan sebutan Rampink.
Yang kini dipakai sebagai nama sanggar yang telah lama mereka dirikan.