BERITA TEKNOLOGI

Dunia Baru Menggunakan Jaringan 5G, Sementara China Sudah Kembangkan 6G

Negara China telah mengumumkan bahwa jaringan seluler 6 G-nya akan tersedia di pasar komersil sembilan tahun lagi. Seperti apa kecanggihannya?

ABC NEWS/JARROD FANKHAUSER via ABC INDONESIA via kompas.com
Dunia Baru Menggunakan Jaringan 5G, Sementara China Sudah Kembangkan 6G. Foto Perlombaan siapa yang paling mendominasi teknologi 6G masih terjadi antara China dan Amerika Serikat. 

SYDNEY, TRIBUNBATAM.id - Ketika Australia bahkan dunia masih mengembangkan jaringan seluler 5G, sedangkan Negara China telah mengumumkan bahwa jaringan seluler 6G nya akan tersedia di pasar komersil sembilan tahun lagi.

Hal ini menurut surat keterangan yang dirilis awal bulan ini. Terkait informasi ini, terucap dari seorang mahasiswi asal China bernama Lena Li.

Mahasiswi cantik ini  banyak menyimpan harapan tinggi ketika mendarat di Australia untuk mempelajari teknik telekomunikasi.

Dalam bayangannya, Australia, sebagai negara dimana Wi-Fi pertama kali ditemukan adalah negara yang maju dalam hal teknologi.

Namun kenyataannya tidaklah seindah yang dibayangkan Lena Li.

Lena Li, mahasiswa dari China di Australia baru lulus dari UNSW jurusan teknis telekomunikasi.
Lena Li, mahasiswa dari China di Australia baru lulus dari UNSW jurusan teknis telekomunikasi. (ABC NEWS/SAMUEL YANG via ABC INDONESIA via kompas.com)

"Waktu saya video call dengan orangtua saya di WeChat, sering muncul di layar pesan bahwa koneksi internet tidak bagus, di layar ibu saya, dikatakan internet saya buruk," ujar Lena yang berusia 25 tahun sebagaimana dilansir dari kompas.com

"Dalam lingkaran pertemanan mahasiswa internasional dari China, kami sering bergurau tentang internet di Australia. Kami sering menyebutnya secepat 'kura-kura'."

Baca juga: Berita Teknologi: Ponsel Oppo Reno6 Segera Dipasarkan, Ini Spesifikasi Lengkapnya

Lena ingin bekerja di perusahaan telekomunikasi raksasa Huawei di Australia, namun perusahaan tersebut dilarang menjual barang 5G di Australia karena masalah keamanan nasional.

Kini, perusahaan Huawei dilaporkan akan mengirimkan dua satelit bulan depan untuk mengetes teknologi 6G yang akan diluncurkan.

Sementara itu, Amerika Serikat yang dikenal dengan kemajuan teknologinya, berusaha merebut kembali gelar tersebut dengan membuat peraturan baru dan mengerahkan uang mereka untuk keperluan penelitian demi bersaing dengan teknologi China.

Walau 6G di titik ini masih sangat teoritis, karena kemungkinan akan baru muncul 10 tahun lagi, perebutan dominasi takhta teknologi nirkabel sedang memanas.

 
Apa sih 6G itu? Dan apa bedanya dengan 5G?

6G berarti generasi keenam konektivitas seluler nirkabel.

Standar jaringan seluler diperbaharui setiap sepuluh tahun, bermula dari 1G di tahun 1980 hingga 5G di tahun 2020.

Jadi, 6G diperkirakan akan mulai beredar di tahun 2030 dan menjanjikan jaringan internet yang lebih cepat dari jaringan sebelumnya.

Pakar komunikasi Profesor Branka Vucetic, direktur Pusat IoT  (Internet of Things) dan Telekomunikasi di University of Sydney, berada di garis terdepan pengembangan dan penelitian jaringan 5G dan 6G di Australia.

Ia mengatakan, jaringan 6G akan memenuhi janji yang tidak dipenuhi jaringan 5G, dengan kemampuan yang bisa lebih diandalkan dan harga yang murah.

Baca juga: Berita Teknologi: Begini Cara Mudah Melacak Sinyal Televisi Digital Lewat Ponsel Kamu

"Rasanya akan seperti (hidup) di dunia sains fiksi."

Profesor Branka Vucetic dan timnya mengerjakan proyek jaringan 6G, algoritma, dan protokol jaringan.

"Jaringan 6G akan menjadi saluran utama bagi beberapa fitur baru, misalnya, integrasi otak manusia dengan komputer... robot yang menolong aktivitas manusia di rumah, dan merawat orang sakit atau lanjut usia," katanya. 

"Mobil yang berjalan sendiri akan terkenal di tahun 2030-an dan akan terhubung dengan jaringan 6G."

Sejauh manakah pengembangan teknologi 6G di China saat ini?

China memulai penelitian jaringan 6G di tahun 2018, di saat yang bersamaan dengan Amerika Serikat.

China memang sudah menetapkan pengembangan jaringan 6G sebagai prioritas dalam rencana lima tahunnya.

Profesor Greg mengatakan muncul banyak sekali ketertarikan terhadap 6G di media China.

Pemerintah China mengatakan, teknologi 6G akan digunakan untuk pembangunan kota pintar, pencegahan bencana alam, dan perlindungan terhadap lingkungan. 

Profesor Greg Austin, pakar Institut Keamanan Siber dari University of New South Wales mengatakan meskipun hanya ada sedikit informasi di tahap mana pengembangan 6G China, ada kemungkinan jaringan tersebut juga akan digunakan dalam bidang militer dan inteligensi.

"Diskusi publik China mengenai 6G selalu seputar bagaimana masyarakat akan diuntungkan hingga kemajuan manusia secara umum," katanya.

Baca juga: Berita Teknologi: Ini Tips Cara Mengubah Huruf WhatsApp Menjadi Tebal, Miring, dan Dicoret

"Terlalu awal untuk mengidentifikasi aplikasi 6G terhadap keperluan militer atau inteligensi tertentu."

Akankah China memenangkan pertandingan 6G?

Perlombaan siapa yang paling mendominasi teknologi 6G masih terjadi antara China dan Amerika Serikat.

Menurut Administrasi Properti Intelektual Nasional, China memegang 35 persen pengajuan hak paten berkaitan dengan 6G, diikuti Amerika Serikat dengan angka 18 persen. 

Awal bulan ini, Senat Amerika Serikat telah meloloskan rancangan undang-undang baru untuk keperluan penelitian dan inovasi sebesar 250 miliar dollar AS, atau lebih dari Rp 3 triliun.

April lalu, Amerika dan Jepang telah mengumumkan rencana kerjasama dengan biaya 4,5 miliar dollar AS, lebih dari Rp 65 miliar untuk keperluan penelitian, pengembangan, dan uji coba 6G.

"Pemerintah China terkunci dalam perang kemajuan teknologi dengan Amerika Serikat dalam setiap hal berbau politik strategis dan keperluan militer," kata Profesor Greg.

"Jadi kita tidak dapat memisahkan ketertarikan China pada 6G dengan ketertarikannya pada kecerdasan buatan atau penjelajahan luar angkasa, atau bahkan laut."

Profesor Branka mengatakan, saat ini China memang paling unggul dalam teknologi 5G dan berhasil mendapat investasi besar dari perusahaan produksi smartphone, telcos, dan Pemerintah China dalam pengembangan 6G.

Baca juga: Berita Teknologi: Cara Memindahkan Foto & Posting Facebook ke Google Photos atau WordPress

"Kepentingan strategis 5G sering terlewatkan oleh negara-negara Barat," katanya.

"Kini banyak negara lain yang mulai berinvestasi untuk 6G karena menurut saya mereka akhirnya sadar bahwa mereka tertinggal jauh dengan China dalam hal 5G."

Next G Alliance, koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat seperti Apple, Google, At&T, didirikan pada Oktober tahun lalu untuk "memajukan kepemimpinan Amerika Serikat dalam Bidang 6G".

Perusahaan jaringan nirkabel dan pabrik smartphone di Korea Selatan dan Eropa juga sudah bergabung dalam pertandingan 6G dengan mendirikan proyek pengembangan dan penelitian dalam jumlah besar.

"Jika China siap berinvestasi di tingkat di mana Amerika dan negara lain tidak berinvestasi, mungkin China akan memimpin teknologi 6G di tahun 2025 atau 2030," ujar Profesor Greg.

"Namun yang lebih pentingnya lagi, kemanusiaan akan mengalahkan teknologi 6G. Akan ada terobosan baru."

Diproduksi oleh Natasya Salim dari laporannya dalam bahasa Inggris. (*/tribunbatam.id)

BACA JUGA BERITA TERBARU TRIBUNBATAM.id di GOOGLE NEWS

Berita lain tentang JARINGAN INTERNET

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved