BATAM TERKINI
DPRD Batam Bicara PPKM Darurat: Tolong Dikaji Luas Dampaknya untuk Semua Aspek
Anggota DPRD Batam Muhammad Yunus meminta pemerintah mengkaji lebih dalam efek PPKM Darurat. PPKM Darurat dianggap Batam dalam kondisi genting
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat Batm pada 12 Juli 2021 jadi atensi banyak pihak.
Pasalnya, aturan tersebut akan membatasi mobilitas warga dengan berbagai penyekatan di sejumlah ruas jalan Kota Batam.
Tidak hanya Warga Batam, sorotan mengenai kebijakan Pemerintah Pusat ini juga muncul dari DPRD Batam.
Kepanikan pun tak terelakkan. Banyak yang beranggapan, PPKM Darurat Batam ini seolah menjadi sinyal bahwa Kota Batam dalam situasi genting.
Apalagi angka covid-19 di Batam tak juga menurun dan hampir seluruh kecamatan di Batam berstatus zona merah.
Sebelumnya PPKM Mikro Batam sudah jauh hari berlaku sebelum PPKM Darurat Batam ini.

Hal ini pula yang membuat banyak pihak khawatir terjadi punic buying di tengah polemik PPKM darurat.
Dimana banyak orang tiba-tiba memborong kebutuhan pokok seperti makanan, bahan bakar, dan lainnya sebanyak mungkin karena kekhawatiran sesuatu yang buruk terjadi.
Belum lagi dampak signifikan untuk para pelaku usaha mikro ataupun makro di berbagai sektor.
Menyikapi kondisi ini, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Batam, Muhammad Yunus meminta pemerintah untuk mengkaji lebih dalam dampak dari PPKM darurat nantinya.
"Betul, PPKM itu keputusan tepat. Tapi perlu dikaji secara luas dengan memikirkan semua aspek, termasuk para pedagang kecil atau besar," tegas Yunus kepada TribunBatam.id, Sabtu (10/7) malam.
Yunus mengatakan, banyak pertimbangan perlu dibahas sebelum PPKM Darurat Batam dimulai.
Satu di antaranya adalah aspek ekonomi atau pendapatan rakyat.
"Kalau kita bicara pedagang, karyawannya bagaimana? Makanan mereka itu dibeli pakai modal.
Ekonomi harus tetap berputar dan masyarakat harus tetap hidup," ungkapnya lagi.
Baca juga: Harga Aneka Cabai di Pasar Tos 3000 Turun Jelang PPKM Darurat Batam
Baca juga: PPKM Darurat Batam, Berikut Lokasi Penyekatan Jalan Mulai Senin 12 Juli 2021
Penjelasannya Yunus beralasan. Dengan diumumkannya ke publik bahwa Kota Batam akan melaksanakan PPKM Darurat, tentu banyak orang ketakutan dibuatnya.
Kondisi ini juga akan berimbas dengan semakin minimnya perputaran uang bagi para pedagang, misalnya, pedagang kuliner kecil di tepian jalan.
"Paling penting itu protokol kesehatan diperhatikan. Selagi pedagang punya sertifikat vaksin, pembeli juga, tentu ada prosedur yang patut dipertimbangkan," jelas Yunus.
Oleh sebab itu, ia berharap, keputusan ini dapat kembali dipertimbangkan sehingga dampaknya tak melebar dan memperburuk perekonomian mikro ataupun makro.
"Makanya ditekankan kajilah seluruh aspek.
Jadi dampaknya pun tak terlalu melebar sehingga ekonomi Batam ambruk," pungkasnya.
Sehari Jelang PPKM Darurat Batam
Kasus baru covid-19 di Batam sebelumnya meningkat jelang PPKM Darurat Batam yang mulai berlaku Senin (12/7/2021).
Hingga Sabtu (10/7), satgas covid-19 di Batam mencatat penambahan 253 kasus baru virus corona.
Penambahan ini membuat kasus covid-19 di Batam selama bulan Juli 2021 bertambah 2.805.
Rincian kasus baru tersebut di antaranya 177 kasus konfirmasi bergejala, 65 kasus konfirmasi tanpa gejala.
Kemudian satu kasus konfirmasi perjalanan impor, 1 kasus konfirmasi tanpa riwayat perjalanan dan 9 kasus konfirmasi kontak.
Di sisi lain, terdapat penambahan 375 pasien sembuh corona yang dipulangkan serta 13 orang meninggal dunia akibat covid-19.
Dengan demikian, saat ini terdapat 2.493 pasien sedang dirawat dan 367 orang meninggal dunia.
Angka kumulatif kasus covid-19 di Batam sejak awal pandemi masuk ke Batam kini mencapai 16.392.
Dimana 13.532 berstatus pasien sembuh corona.
Jumlah kasus ini masih terus bergulir seiring dengan bertambahnya sampel swab yang masih diproses BTKL-PP Kelas I Batam.
"Saat ini tingkat kesembuhan mencapai 82,5 persen, tingkat kasus aktif 15,2 persen, dan tingkat kematian 2,2 persen," ujar Ketua Bidang Kesehatan Satgas Covid-19 Kota Batam, Didi Kusmarjadi dalam keterangan yang diterima TribunBatam.id, Minggu (11/7/2021).
Kendati kasus Covid-19 masih terus bertambah, tingkat okupansi tempat tidur di rumah sakit Kota Batam justru menurun di angka 87,58 persen, atau sekitar 636 bed berisi.
Sebagian besar kasus dirawat secara isolasi mandiri sebanyak 1.707 orang.
Selain itu, 301 pasien ditampung di Asrama Haji, dan 3 orang di Bapelkes Batam.
RSKI Covid-19 Galang merawat 106 pasien, RSUD Embung Fatimah merawat 75 pasien, dan RSBP Batam merawat 66 pasien.
Peta situasi terkini Covid-19 menunjukkan sebagian besar wilayah di Batam berzona merah.
Antara lain, Batam Kota dengan 430 kasus, Nongsa 156 kasus, Bengkong 280 kasus, Batu Ampar 103 kasus, Lubuk Baja 191 kasus, Sekupang 451 kasus, Batuaji 310 kasus, Sagulung 332 kasus, dan Sei Beduk 220 kasus.
Sedangkan Kecamatan Belakangpadang berzona oranye dengan 11 kasus, serta Bulang dengan 6 kasus dan Galang 3 kasus masih berzona kuning.(TribunBatam.id/Ichwan Nur Fadillah/Hening Sekar Utami)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Batam