ASET KRIPTO
Tak Terpengaruh China, Bitcoin Masih Bisa Tembus US$ 100.000
Para pemain baru ini masuk karena melihat hash bitcoin mudah untuk ditambang, sehingga dapat balik modal dengan cepat.
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Meski ada larangan kebijakan penambangan uang kripto dari pemerintah China, harga aset kripto tetap menjanjikan.
Harga bitcoin dan ethereum masih berpotensi mengalami kenaikan.
Pasalnya, aktivitas penambangan uang kripto diperkirakan kembali marak di negara lain.
Hal ini ditandai aksi penjualan Graphic Processor Unit (GPU) eks penambangan aset kripto di negara China ke negara lain.
CEO Triv Gabriel Rey menilai dengan para penambang aset kripto pergi dari China, ekosistem lebih melebar tidak hanya terfokus dari China.
Ia juga melihat bahwa lebih banyak hal positif dari penutupan tambang bitcoin di China.
“Gara-gara ini sekarang ada hash power yang pindah ke Amerika utara,” kata Gabriel.
Sedangkan Co-founder Cryptowatch dan pengelola channel Duit Pintar Christopher Tahir melihat bahwa yang terjadi saat ini karena perpindahan ethereum (ETH) dari proof-of-work (PoW) ke proof-of-stake (PoS), sehingga reward yang dihasilkan mengecil.
“Sehingga mereka mulai mengurangi aktivitas penambangan di ETH,” kata Christoper.
Gabriel melihat bahwa ketika hash bitcoin menurun, maka akan mengundang pemain baru yang datang dengan modal yang lebih kecil.
Para pemain baru ini masuk karena melihat hash bitcoin mudah untuk ditambang, sehingga dapat balik modal dengan cepat.
Melihat kondisi saat ini, Christoper memprediksi masih akan ada potensi untuk lanjut naik kembali untuk bitcoin, tetapi juga ada peluang terjadi potensi volatilitas yang lebih lebar, sehingga peluang untuk jatuh dulu sebelum naik akan ada.
“Naiknya adalah akibat banjirnya likuiditas pasar, sehingga membuat likuiditas ini mencari aset untuk berlabuh salah satunya kripto,” kata Christoper.
Untuk saat ini Gabriel melihat bahwa harga bitcoin sedang jelek di on-chain.
Ini karena menurut dia sekitar 40% aktivitas on-chain menurun, sehingga transaksi blockchain turun 40%.
Untuk pairing USD juga menurutnya sudah turun lebih dari 50%.
“Artinya mirip dengan bear market 2018, yang saat ini dibutuhkan market adalah sentimen positif. Sentimen positif yang ditunggu saat ini bitcoin ETF, reksadana, kalau ini sudah diumumkan dan diperbolehkan, ini menjadi angin segar, membawa tren positif,” kata Gabriel.
Christoper melihat bahwa masih ada peluang harga bitcoin untuk menembus level US$ 100.000, hingga akhir tahun.
Sedangkan harga ethereum masih akan bergantung pada upgrade PoS dalam beberapa minggu ke depan.
Bitcoin juga masih akan ada potensi kenaikan lebih lanjut. "Naiknya akibat banjir likuiditas pasar, sehingga aset kripto akan bakal kebagian," kata Christoper.
Untuk saat ini Gabriel melihat harga Bitcoin sedang jelek di on-chain. Ini karena 40% aktivitas on-chain menurun, sehingga transaksi blockchain turun 40%.
Pairing USD/Bitcoin juga turun lebih dari 50%.
"Artinya mirip dengan bear market 2018, yang saat ini dibutuhkan market adalah sentimen positif. Sentimen positif yang ditunggu saat ini bitcoin ETF, kalau AS memperbolehkan akan menjadi angin segar," kata Gabriel.
Christoper masih yakin Bitcoin menuju menembus level US$ 100.000, hingga akhir tahun.
Christoper melihat bahwa masih ada peluang harga bitcoin untuk menembus level US$ 100.000, hingga akhir tahun.
Sedangkan harga ethereum masih akan bergantung pada upgrade PoS dalam beberapa minggu ke depan. Gabriel menilai kalau belum ada sentimen positif, ada potensi harga ethereum melemah. (*)