CORONA KEPRI

5 Mahasiswa Batam Jual Kartu Vaksin Bodong saat Jadi Relawan, Kini Akses Data Bakal Dibatasi

Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad menyesalkan aksi mahasiswa yang menerbitkan kartu vaksin bodong saat jadi relawan validasi data vaksinasi massal

tribunbatam.id/Hening Sekar Utami
Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad menyesalkan aksi mahasiswa yang menerbitkan kartu vaksin bodong saat menjadi relawan validasi data vaksinasi massal. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad menyesalkan adanya 6 relawan yang memalsukan kartu vaksin Covid-19.

Ia meminta agar para relawan dapat bekerja sesuai Standart Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.

"Nanti akan diseleksi lagi dan sebelum ditugaskan akan diminta untuk tanda tangan surat pernyataan dulu," ujar Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad di Lantai IV Kantor Pemko Batam, Jumat (16/7/2021) siang.

Ia menegaskan saat ini pihaknya melakukan pembatasan akses bagi para relawan, yang membantu program vaksinasi massal di Batam, Kepulauan Riau.

Ke depan relawan saat masuk ke sistem dalam penginputan data, akan mendapat pengawasan penuh serta seluruh password akan kembali diganti.

"Tidak seperti kemarin, kini akses masuk seperti password dan seluruh nya akan dibatasi dan diganti. Kedepan relawan saat input data juga akan diawasi," ujar Amsakar.

Selain itu, untuk perekrutan relawan juga akan dilakukan dengan seleksi ketat, dan diminta untuk menandatangani surat pernyataan.

Baca juga: BREAKING NEWS - 2 Pelajar SMP Tewas Tenggelam di Bekas Galian Pasir Batu Besar Batam

Ketika ditanya mengenai anggaran bagi para relawan ini, Amsakar juga mengaku bahwa tidak mengetahui mengenai perihal tersebut.

"Namun seingat saya belum ada membahas anggaran terkait relawan," tutur pria berkacamata ini.

5 Mahasiswa Dibekuk Polisi

Sebelumnya diberitakan, 5 mahasiswa di Batam yang ditunjuk sebagai relawan validasi saat vaksinasi covid-19 massal justru membobol data dan menerbitkan kartu vaksin palsu.

Tak tanggung-tanggung, penjualan hasil kartu vaksin bodong itu membuat mereka berhasil meraup keuntungan senilai Rp 5 juta sehari.

Perbuatan kriminal itu terungkap setelah Polisi mencurigai adanya perbedaan data antara jumlah orang yang mendapatkan kartu vaksin dengan jumlah orang yang disuntik. 

Wakasat Reskrim Polresta Barelang AKP Juwita Oktaviani mengatakan, para pelaku yang ditangkap ini semuanya adalah mahasiswa.

"Kasus ini terungkap dari adanya kesenjangan data orang yang sudah divaksin dan jumlah sertifikat yang dikeluarkan," jelasnya, Kamis (15/7/2021).

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved