SIMAK Manfaat Puasa Dzulhijjah sebelum Idul Adha 2021: Jadwal, Bacaan Niat, dan Hari Tasyrik
Puasa Arafah dilakukan setelah puasa Tarwiyah dan sebelum perayaan Hari Raya Idul Adha, 10 Dzulhijjah.
TRIBUNBATAM.id - Banyak amalan yang bisa dilakukan umat Islam di bulan Dzulhijjah 1442H/2021.
Di antaranya melaksanakan puasa di bulan Dzulhijjah.
Puasa 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah itu terdiri dari puasa Dzulhijjah, puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.
Dalam kalender Islam, bulan dzulhijjah jatuh pada 11 Juli 2021.
Menurut Ustadz Abdul Somad dalam merujuk pada sebuah hadis Nabi Muhammad SAW tentang keutamaan beramal saleh di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
Dari hadits tersebut, tak ada hari yang kita boleh beramal saleh pada hari itu lebih dicintai Allah melebihi 10 hari ini.
“Artinya, jika kita rajin beramal saleh selama 10 hari awal bulan Dzulhijjah, maka Allah akan lebih mencintai kita,” jelasnya.
Hal tersebut diungkapkan dalam ceramah Ustaz Abdul Somad di kanal Youtube Afterlife Fighters (tayang 8 Agustus 2019).
"Kita yang punya umur panjang, badan sehat, puasaa..." jelas UAS.
Puasa Dzulhijjah dapat dilaksanakan mulai 1 Dzulhijjah 1442 H.
Puasa Arafah dilakukan setelah puasa Tarwiyah dan sebelum perayaan Hari Raya Idul Adha, 10 Dzulhijjah.
Lantas, kapan Umat Islam mulai bisa mengerjakan puasa Dzulhijjah?
Muhammadiyah telah menetapkan Hari Raya Idul Adha 2021 jatuh pada Selasa, 20 Juli 2021.
Ini berarti 1 Dzulhijjah 1442 H jatuh pada Minggu, 11 Juli 2021.
Keputusan lengkap terkait penentuan Idul Adha 2021 oleh PP Muhamadiyah dapat Anda akses di sini.
Dengan demikian, merujuk pada keputusan Muhammadiyah, berikut jadwal puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah:
1. Puasa Dzulhijjah, 1-7 Dzulhijjah, dikerjakan pada Minggu-Sabtu, 11-17 Juli 2021
2. Puasa Tarwiyah 8 Dzulhijjah, dikerjakan pada Minggu, 18 Juli 2021
3. Puasa Arafah 9 Dzulhijjah, dikerjakan pada Senin, 19 Juli 2021.
Adapun pada 10 Dzulhijjah merupakan Hari Raya Idul Adha, Umat Islam diharamkan untuk berpuasa.
Begitu juga dengan tiga hari tasrik yakni 11-13 Dzulhijjah.
Bacaan Niat Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah
Sebelum menjalankan puasa, dianjurkan untuk membaca niat.
Berikut ini bacaan niat puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah lengkap dengan lafal latin dan arti:
1. Niat Puasa Dzulhijjah
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: "Saya niat puasa sunah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'ala."
2. Niat Puasa Tarwiyah
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: "Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah ta'ala."
3. Niat Puasa Arafah
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: "Saya niat puasa Arafah, sunnah karena Allah ta'ala."
Keutamaan Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah
Dilansir babel.kemenag.go.id, Ustazah Dra Risnawati menyebutkan, bulan Dzulhijjah adalah suatu bulan yang di dalamnya terdapat banyak keutamaan.
Ia menjelaskan, pada bulan Dzulhijjah, ada sejumlah ibadah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan dengan imbalan pahala berlipat ganda.
Satu di antaranya puasa sunnah pada sembilan hari pertama bulan tersebut.
Lebih lanjut, Risnawati menerangkan sejumlah keutamaan menjalankan ibadah puasa di bulan Dzulhijjah.
Berikut keutamaan Puasa Dzulhijjah, Tarwiah, dan Arafah, seperti yang dikutip dari laman babel.kemenag.go.id:
- Tanggal 1 Dzulhijjah
Allah mengampuni Nabi Adam AS di Arafah, maka yang berpuasa di hari itu akan diampuni dosa-dosanya.
- Tanggal 2 Dzulhijjah
Allah mengabulkan doa Nabi Yunus AS dan mengeluarkannya dari perut ikan nun, maka orang yang berpuasa di hari itu sama seperti beribadah dan berpuasa satu tahun tanpa maksiat.
- Tanggal 3 Dzulhijjah
Allah mengabulkan doa Nabi Zakariya AS, maka orang yang berpuasa di hari itu akan dikabulkan doanya.
- Tanggal 4 Dzulhijjah
Nabi Isa AS dilahirkan, maka orang yang berpuasa di hari itu akan dihilangkan kesusahan dan dikumpulkan bersama orang mulia di hari kiamat.
- Tanggal 5 Dzulhijjah
Nabi Musa AS dilahirkan dan dimuliakan munajatnya, maka orang yang berpuasa di hari itu akan terlepas dari sifat munafik dan siksa kubur.
- Tanggal 6 Dzulhijjah
Allah membukakan pintu kebaikan semua nabi, maka orang yang berpuasa di hari itu akan dipandang Allah dengan penuh rahmat dan kasih sayang.
- Tanggal 7 Dzulhijjah
Pintu neraka jahanam dikunci dan tidak akan dibuka sebelum berakhir pada 10 Dzulhijjah.
Maka orang yang berpuasa di hari itu akan dihindarkan dari 30 pintu kemelaratan dan kesukaran dan dibukakan 30 pintu kemudahan untuknya.
- Tanggal 8 Dzulhijjah (Tarwiyah)
Keistimewaan puasa Tarwiyah adalah menghapus dosa yang dibuat tahun lalu.
- Tanggal 9 Dzulhijjah (Arafah)
Khusus untuk Puasa Arafah, fadhillahnya adalah mendatangkan kemuliaan bagi yang menjalankannya, antara lain:
1. Allah akan memberi keberkahan pada kehidupannya.
2. Bertambah harta.
3. Dijamin kehidupan rumah tangganya.
3. Dibersihkan dirinya dari segala dosa dan kesalahan yang telah lalu.
4. Dilipatgandakan amal dan ibadahnya.
5. Dimudahkan kematiannya.
6. Diterangi kuburnya selama di alam Barzah.
7. Diberatkan timbangan amal baiknya di Padang Mahsyar.
8. Diselamatkan dari kejatuhan kedudukan di dunia, serta dinaikkan martabatnya di sisi Allah SWT.
Larangan Berpuasa di Bulan Dzulhijjah
Seperti bulan-bulan hijriyah lainnya, di bulan Dzulhijjah ada beberapa amalan puasa sunnah yang dianjurkan dilaksanakan umat muslim.
Namun selain puasa sunnah, ada juga puasa yang justru diharamkan di bulan Dzulhijjah.
Mengutip dari artikel Tribun Jogja, ternyata ulama sepakat berdasarkan hadits Nabi Muhammad Saw, 3 hari setelah merayakan Idul Adha umat muslim tidak boleh berpuasa.
Setelah Idul Adha dirayakan pada tanggal 10 Dzulhijjah, maka tiga hari setelahnya, yakni 11, 12 dan 13 adalah hari tasyrik.
Pada hari tasyrik umat Islam dilarang untuk berpuasa, karena itu merupakan hari makan dan minum.
Dalam hadits disebutkan,
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
“Hari-hari tasyriq adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim no. 1141).
Lalu bagaimana dengan orang yang terbiasa melaksanakan puasa sunah Senin Kamis, ayyamul bidh (puasa putih), serta puasa sunah lainnya?
Untuk diketahui, puasa putih dilaksanakan setiap bulan pada tanggal 13, 14 dan 15 Hijriyah.
Padahal, tanggal 13 Dzulhijjah masih terhitung sebagai hari tasyrik.
Bolehkah berpuasa pada hari itu?
Menurut Syaikh Abdul Karim Khudair seperti TribunJogja.com kutip dari Rumaysho.com, puasa pada hari tasyrik tetap tak diperbolehkan, meskipun sudah terbiasa melaksanakan puasa sunah.
Menurut ulama tersebut, ada sejumlah golongan yang diperbolehkan berpuasa di hari tasyrik.
“Puasa pada hari tasyrik diharamkan kecuali bagi jamaah haji yang tidak mendapati hadyu (hewan kurban yang disembelih di tanah haram), maka ia boleh berpuasa tiga hari pada masa haji. Jika mampu, jamaah haji tersebut berpuasa sebelum hari Idul Adha. Jika tidak bisa saat itu, maka tidak mengapa berpuasa pada hari tasyriq," jelas Syaikh Abdul.
Hadits riwayat HR Bukhari nomor 1998 dijelaskan:
لَمْ يُرَخَّصْ فِى أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ ، إِلاَّ لِمَنْ لَمْ يَجِدِ الْهَدْىَ
“Tidak diberi keringanan di hari tasyriq untuk berpuasa kecuali jika tidak didapati hewan hadyu.”. (*)