IDI Ungkap Penyebab Banyaknya Pasien Covid-19 Meninggal saat Isolasi Mandiri
Dokter Daeng M Faqih, SH, MH, Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkapkan penyebab pasien Covid-19 meninggal saat isolasi mandiri.
TRIBUNBATAM.id - Belakangan, kasus kematian pasien Covid-19 saat isolasi mandiri (isoman) terus bertambah.
Padahal, pasien isoman biasanya bergejala ringan atau bahkan tidak merasakan gejala sama sekali.
Kebanyakan dari mereka juga tidak memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
Namun, mengapa kondisinya tiba-tiba bisa drop?
Dan kira-kira apa penyebabnya?
Penjelasan IDI
Dokter Daeng M Faqih, SH, MH, Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengatakan, pasien meninggal saat isoman umumnya disebabkan gejala pemburukan yang tidak mendapatkan pertolongan.
Kondisi ini menyebabkan kenaikan gradasi keparahan infeksi sehingga seharusnya mendapatkan perawatan lebih.
Adapun gradasi pasien Covid-19 terdiri dari lima tahapan yakni OTG, ringan, sedang, berat dan kritis.
Saat mengalami pemburukan, pasien isoman otomatis naik menjadi level sedang dan harus dibawa ke rumah sakit.
"Mungkin memang agak berat faktanya, tapi kasus isoman meninggal itu karena seharusnya dibawa ke rumah sakit, bukan lagi isoman," jelasnya dalam diskusi media bertajuk Dukungan Good Doctor untuk Program Vaksinasi Nasional dan Penanganan COVID-19 di Indonesia secara virtual pada Kamis (22/07/2021).
Daeng mengatakan, seringkali keluarga tidak memahami gentingnya kondisi pasien isoman sehingga terlambat memberikan penanganan.
Hal yang cukup krusial untuk diperhatikan, tambahnya, adalah kadar saturasi oksigen pasien.
Oleh karena itu, ia mengatakan penting sekali bagi pasien isoman untuk selalu terhubung dengan dokter atau ahli kesehatan setempat, termasuk melalui layanan telemedisin.
Tujuannya agar tetap mendapatkan pendampingan dan menghindarkan diri dari gejala yang lebih berat.
Pastikan untuk terus memantau kondisi pasien dan melaporkannya untuk mendapatkan arahan yang tepat dalam menanganinya.