IDI Ungkap Penyebab Banyaknya Pasien Covid-19 Meninggal saat Isolasi Mandiri
Dokter Daeng M Faqih, SH, MH, Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkapkan penyebab pasien Covid-19 meninggal saat isolasi mandiri.
Berdasarkan data LaporCovid-19, Selasa (27/7/2021), sebanyak 2.705 pasien Covid-19 meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri di rumah.
Data ini dihimpun dari 17 provinsi dan 97 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Kebanyakan, mereka tidak mendapatkan penanganan medis lantaran rumah sakit penuh.
Akibatnya, nyawa mereka tidak berhasil tertolong.
Hal tersebut diperparah dengan minimnya tim kesehatan yang memantau para pasien tersebut.
Cara Isolasi Mandiri di Rumah Jika Positif Covid-19
Berikut ini cara isolasi mandiri di rumah bagi pasien Covid-19.
Seseorang yang terpapar Covid-19 akan mengalami beberapa gejala, mulai dari gejala ringan hingga berat.
Namun, tidak menutup kemungkinan seseorang yang terpapar tidak merasakan gejala apapun.
Jika Anda merasakan gejala ringan Covid-19 ataupun tidak bergejala, maka dianjurkan melakukan isolasi mandiri di rumah.
Dalam Buku Panduan Isolasi Mandiri dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) dijelaskan bahwa seseorang yang terpapar Covid-19 dikatakan tanpa gejala jika frekuensi napas 12-20 per menit dengan tingkat saturasi oksigen lebih dari 95 persen.
Adapun tingkat saturasi oksigen seseorang dapat diketahui menggunakan oksimeter.
Karena itu, pasien yang menjalani isolasi mandiri perlu menyediakan oksimeter dan termometer untuk mengukur suhu tubuh dengan frekuensi pengecekan dua kali sehari, setiap pagi dan malam.
Berikut ini sejumlah panduan isolasi mandiri yang dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes):
1. Selalu memakai masker dan membuang masker bekas di tempat yang ditentukan.
2. Jika sakit (ada gejala demam, flu, dan batuk), maka tetap di rumah.