TAK MAIN-MAIN Hotman Paris Incar Saham Minyak Kayu Putih Cap Lang: Ini Serius, Bukan Endorse

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Dikenal tajir dan banyak berinvestasi di bidang properti seperti apartemen, rumah hingga villa, pengacara kondang Hotman Paris akan mencoba bisnis lain. 

Pengacara yang banyak menangani kasus artis ini mempunyai keinginan untuk membeli saham produsen minyak kayu putih yang sudah dikenal luas di Indonesia. 

Tak main-main, ia ingin membeli 10% saham perusahaan produsen Minyak Kayu Putih Cap Lang.

Niatan Hotman untuk menjadi bagian pemegang saham muncul sesaat setelah dirinya mendapatkan kiriman bingkisan Minyak Kayu Putih.

Baca juga: Amazon Bikin Mata Uang Kripto Terkerek, Bitcoin Tembus 40.000 Dollar AS

 "Terkejut melihat ada kiriman dari Minyak Kayu Putih Cap Lang. Biasanya Hotman dikirimin beberapa kado dari konglomerat beberapa ratus ribu dolar, tapi kali ini di musim pandemi malah minyak kayu putih," ujarnya melalui akun Instagram, Selasa (27/7).

Hotman menuturkan bahwa dirinya memiliki kebiasaannya setiap pulang ke rumah selalu masak air di teko dan mencampurkan dengan minyak kayu putih.

"Ini bukan endorse, ini kenyataan sebenarnya," paparnya.

Lantaran itu, Hotman sangat serius untuk membeli sebagian saham perusahaan Minyak Kayu Putih Cap Lang.

Baca juga: SEGERA BUKA Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 18, Menyasar 2,8 Juta Peserta Baru

Dirinya pun menegaskan akan membeli dengan harga normal.

"Hotman sudah sukses beli saham di empat out let Holywings! Ini bukan canda," paparnya.

Sebagai informasi, Minyak Kayu Putih Cap Lang merupakan produksi PT Eagle Indo Pharma.

Perusahaan yang sudah berdiri sejak 1973 itu, cukup dikenal dengan berbagai produknya dalam kategori rubs dan balm.

Di antaranya Minyak Kayu Putih Cap Lang, Balsem Otot Geliga, Balsem Lang, Leon Lang, Minyak Anging Lang,  dan Minyak Gosok Pijat Urut (GPU).

Sebagai perusahaan farmasi, Cap Lang secara progressive terus melakukan perbaikan menjadi perusahaan farmasi yang moderen.

Saat ini, Cap Lang dilengkapi dengan fasilitas produksi sesuai dengan persyaratan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik)

yang ditetapkan oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan cGMP (current Good Manufacturing Practices) seperti yang disyaratkan oleh WHO (World Health Organization). (*)