PROFIL Sariamin Ismail, Sastrawan Indonesia Jadi Ikon Google Doodle pada Hari Ini 31 Juli 2021
Sariamin menikah pada tahun 1941 dengan Ismail yang pada waktu itu adalah seorang pokrol atau pembela perkara di landraad.
Beberapa karangannya bertema pendidikan untuk perempuan, seperti "Betapa pentingnya Anak Perempuan Bersekolah"; "Tak Perlukah Ditambah Sekolah Gadis di Sumatra?"
Selain pendidikan formal di zaman pemerintahan Belanda, pada masa Jepang Selasih juga mengikuti Sekolah Tinggi Pendidikan zaman Jepang atau Jo Kien Sihan Gakko pada sekitar tahun 1943-1944 di Padang Panjang.
Sariamin juga pernah mengikuti pendidikan di sekolah Samilussalam kepunyaan Ja'afar Jambek di Bukit Tinggi.
Sekolah inilah yang menjadikan Sariamin dekat dengan agama Islam dan kemudian menjadi pengurus organisasi Islam yang aktif.
* Karya Sariamin Ismail
Sebagai seorang pengarang Selasih telah menghasilkan beberapa jenis sastra.
Karya satra yang ditulis oleh Selasih ada beberapa macam, di antaranya puisi karya prosanya terdiri atas roman, legenda, cerita anak-anak dan cerita pendek.
Selasih juga menulis artikel tentang sastra.
Karya Selasih tersebut ada yang sudah diterbitkan dan ada yang belum diterbitkan.
Beberapa di antara karya Sariamin Ismail atau Selasih adalah sebagai berikut:
Puisi
1. Kebesaran Hari Raya (Pandji Pustaka. No. 8-9. 1933. Th. 11)
2. Kecewa (Pandji Pustaka. No. 24. 1933. Th. 11)
3. Lapar (Pudjangga Bam. No. 1. 1933. Th. 1)
Prosa
Roman (sudah terbit)
1. Kalau Tak Untung (Balai Pustaka. Jakarta: 1933)
2. Pengaruh Keadaan (Balai Pustaka. Jakarta: 1937)
3. Kembali Ke Pangkuan Ayah (Mutiara Sumber Widya, Jakarta: 1986)
4. Musibah Membawa Bahagia (Depdikbud. Jakarta: 1986)
Roman (belum terbit)
1. "Di Pusara Ibu"
2. "Corak Dunia"
Sumber: Erlis Nur Mujiningsih "Biografi Selasih dan Karyanya", Terbitan Kemendikbud. (*)