Desak Kapolri Copot Panitia Seleksi Bintara Polri 2021, IPW: Kasus Rafael Bukti Kecerobohan

IPW meminta Polda Sulawesi mengusut siapa penanggung jawab seleksi Bintara Polri 2021 dan harus diproses secara etik.

ISTIMEWA
Desak Kapolri Copot Panitia Seleksi Bintara Polri 2021, IPW: Kasus Rafael Bukti Kecerobohan. Foto: Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo 

JAKARTA, TRIBUNBATAM.id - Kasus hilangnya nama Rafael Malalangi dari daftar penerimaan Bintara Polri 2021 mengundang perhatian banyak pihak.

Padahal, Rafael Malalangi sebelumnya dinyatakan lulus dalam Seleksi Bintara Polri 2021.

Hilangnya nama Rafael Malalangi pun menimbulkan berbagai spekulasi.

Pihak yang ikut menyoroti kasus Rafael Malalangi adalah Indonesia Police Watch (IPW).

Bahkan IPW meminta Kapolri mencopot penanggungjawab seleksi penerimaan Bintara Polri 2021.

Menurutnya, kasus Rafael Malalangi bukti kecerobohan dan memalukan instansi Polri.

"Kapolri harus mencopot penanggungjawab seleksi penerimaan Bintara Polri 2021 di Polda Sulut karena kecerobohan tim seleksi yang tidak cermat dan tidak profesional sehingga mempermalukan institusi Polri," kata Plt Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso saat dikonfirmasi, Sabtu (31/7/2021).

Hilangnya nama Rafael Malalangi disebut karena human eror salah input nilai.

Sugeng menilai penanggung jawab harus bertanggungjawab atas kasus ini.

IPW meminta Polda Sulawesi mengusut siapa penanggung jawab seleksi Bintara Polri 2021 dan harus diproses secara etik.

"Sebab, dibalik fenomena ini, memperlihatkan kalau penerimaan anggota bintara itu ada masalah dan menyimpang dari prinsip betah. Bersih, Transparan, Akuntabel dan Humanis yang dianut Polri dalam melakukan rekrutmen anggota Polri," ungkapnya.

Tak hanya itu, kata dia, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo harus memerintahkan Propam Polri melakukan investigasi bersama pihak eksternal seperti Kompolnas.

Baca juga: Fakta-fakta Anak Pedagang Sayur di Batam Lulus Masuk AKPOL, Ini Sosok Gabriel Situmorang

Baca juga: Sosok Kapolda Sulut Irjen Nana Sudjana, Turun Tangan Selesaikan Masalah Rafael Malalangi

Guna untuk memeriksa secara komprehensif hasil seleksi penerimaan Bintara Polri.

"Hasil pemeriksaannya, diumumkan secara transparan pada publik. Termasuk, bila ada permainan dan unsur KKN dalam seleksi calon Bintara Polri tersebut," jelasnya.

"Pemeriksaan juga harus dilakukan menyeluruh atas semua hasil seleksi untuk bisa mengambil penilaian bahwa peserta-peserta yang dinyatakan lulus memang memenuhi syarat kelulusan," sambungnya.

Sugeng menyatakan cara ini sekaligus dapat menepis prasangka-prasangka buruk di masyarakat bahwa dalam seleksi penerimaan calon anggota Polri pada semua jenjang dan level tidak ada unsur KKN.

"Kapolri juga harus benar-Benar meloloskan calon anggota Polri yang memang memenuhi syarat kelulusan mental, fisik dan akademis agar Polri dimasa depan adalah Polri yg modern dan Profesional sebagai Bhayangkara Negara," tukasnya.

Sebagai informasi, tim seleksi penerimaan Bintara Polri Polda Sulut membatalkan kelulusan Rafael Malalangi.

Namanya hilang dari daftar peserta yang lulus dan digantikan orang lain. Kejadian ini kemudian viral di media sosial beberapa hari lalu.

Kapolda Sulut Irjen Nana Sudjana akhirnya meminta penambahan satu kuota lagi untuk Rafael kepada Kapolri.

Dengan adanya diskresi, Kapolri akhirnya menyetujui penambahan buat Rafael yang mengikuti seleksi awal dari Polres Minahasa Selatan tersebut.

Nama Rafael Malalangi saat masih tertera dalam daftar lulus seleksi Nasional Bintara Polri.
Nama Rafael Malalangi saat masih tertera dalam daftar lulus seleksi Nasional Bintara Polri. (ist)

Polri Bakal Gelar Investigasi Kasus Salah Input

Kabid Humas Polda Sulut, Kombes Jules Abraham Abast menyampaikan pihaknya telah menurunkan tim pengawas internal.

Kombes Jules Abraham Abast mengatakan kasus hilangnya nama Rafael Malalangi diduga karena human eror ketika input nilai tes jasmani.

"Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan oleh Bid Propam dan Itwasda Polda Sulut terhadap panitia seleksi penerimaan terkait adanya dugaan kesalahan (human eror) penginputan nilai hasil tes kesamaptaan jasmani," kata Kombes Jules Abraham Abast kepada wartawan, Jumat (30/7/2021).

Namun demikian, Jules memastikan penerimaan calon siswa Bintara Polri 2021 diklaim telah bersih, transparan, hingga akuntabel.

Sebab, proses seleksi juga diawasi pihak eksternal.

Tambahnya, kasus Rafael Malalangi berawal adanya komplain dari peserta Casis Bintara Polri 2021 bernama Franco Efraim Kowal.

Dia komplain karena adanya kesalahan input data yang dilakukan oleh panitia seleksi.

Khususnya, penginputan nilai hasil tes kesamaptaan jasmani yang berbeda antara nilai flip chart yang ditandatangani oleh peserta dengan yang tercantum pada berita acara.

Diketahui, Franco mendapatkan nilai tes kesamaptaan jasmani 91 poin di flip chart.

Sementara itu dalam berita acara, hanya dituliskan 64 poin.

"Saat selesai sidang kelulusan tersebut, Casis atas nama Franco Efraim Kowal mendatangi panitia untuk menyampaikan keberatan terhadap nilai tes kesamaptaan jasmani," jelas dia.

Hasilnya, Rafael yang semula dinyatakan lulus pada peringkat 22 dari 22 kuota peserta Casis Bintara Polri 2021 terpaksa harus tergeser oleh Franco Efraim.

Rafael kini berada di peringkat 23 yang artinya dinyatakan tidak lolos.

Kendati demikian, pihaknya memutuskan untuk juga turut meloloskan Rafael Malalangi.

Hal itu setelah Kapolda Sulut dan Kapolri sepakat mengambil jalan tengah untuk dapat menambah kuota agar nama Rafael tetap dapat ikut masuk Casis Bintara Polri 2021.

"Sehingga bapak Kapolri mengambil kebijakan untuk menambah kuota Pabanrim Polres Minsel menjadi 23 orang," tukasnya.

(*/tribunbatam.id)

BACA JUGA BERITA TRIBUNBATAM.ID DI GOOGLE NEWS

Baca Juga tentang SELEKSI BINTARA POLRI

Sumber: Tribun-Medan.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved