ROHANI KRISTEN
DOA, Bacaan dan Renungan Harian Katolik Rabu, 4 Agustus 2021: Kemurahan Hati Butuh Kerendahan Budi
DOA, Bacaan dan Renungan Harian Katolik Rabu, 4 Agustus 2021 mengajarkan umat Katolik bahwa kerendahan budi menjadi alasan kemurahan hati Allah.
Penulis: Thom Limahekin | Editor: Thom Limahekin
Editor: Thomm Limahekin
TRIBUNBATAM.id, BATAM – DOA, Bacaan dan Renungan Harian Katolik Rabu, 4 Agustus 2021 mengajarkan kepada umat Katolik bahwa kerendahan budi manusia menjadi alasan kehadiran kemurahan hati Allah.
Kisah perjalanan umat Israel di padang gurun dalam bacaan pertama menjadi contoh betapa Allah begitu bermurah hati kepada umat-Nya meskipun mereka sering tidak setia.
Dialog antara Yesus dalam bacaan injil juga menunjukkan Tuhan selalu membuka hati untuk berdialog dengan manusia tentang iman dan keselamatan.
Intisari dari bacaan-bacaan suci hari ini mengajarkan bagaimana kemurahan hari Allah lahir dari kerendahan budi manusia.
Baca juga: DOA, Bacaan dan Renungan Harian Katolik Kamis, 6 Mei 2021: ‘Tinggallah Dalam Kasih Yesus’

Bacaan Pertama: Bilangan 13:1-2a.25-14:1.26-29.34-35
Ketika bangsa Israel dalam perjalanannya sampai di gurun Paran, bersabdalah Tuhan kepada Musa,
“Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel. Dari setiap suku hendaknya kauutus seorang dari antara pemimpin mereka.”
Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah para pengintai itu, setelah menjelajahi seluruh negeri itu. Mereka langsung menghadap Musa dan Harun serta segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran.
Mereka melapor kepada keduanya dan kepada segenap umat dan memperlihatkan hasil negeri itu.
Mereka berceritera, “Kami sudah masuk ke negeri Kanaan yang harus kami selidiki itu. Memang benar negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya.
Hanya saja bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu serta sangat besar. Juga keturunan Enak telah kami lihat di sana.
Orang Amalek diam di tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, sedangkan orang Kanaan diam di sepanjang laut dan sepanjang Sungai Yordan.”
Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa. Ia berkata, “Biar! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab pasti kita akan mengalahkannya.”
Tetapi para pengintai lainnya membantah, “Tidak! Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat daripada kita.”
Mereka juga menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka itu, katanya,
“Negeri yang telah kami lalui untuk diintai itu memakan penduduknya dan semua orang yang kami lihat di sana tinggi perawakannya.
Kami lihat juga di sana raksasa-raksasa, orang Enak, keturunan para raksasa, sehingga kami sendiri merasa seperti belalang saja di hadapan mereka,
dan mereka pun menganggap kami demikian.” Lalu segenap umat itu berteriak-teriak dan menangis semalam-malaman.
Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa dan Harun, “Masih berapa lama lagi umat yang jahat ini akan bersungut-sungut terhadap-Ku?
Segala gerutu orang Israel telah Kudengar. Katakanlah kepada mereka, ‘Demi Aku yang hidup’,
demikianlah sabda Tuhan, ‘Aku akan memperlakukan kalian sesuai dengan dengan kata-katamu sendiri.
Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berserakan, yakni semua orang di antaramu yang sudah terdaftar,
semua tanpa kecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kalian telah bersungut-sungut terhadap-Ku.
Sungguh, kalian tidak akan masuk ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan akan Kuberikan kepadamu,
kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun! Kalian telah mengintai negeri itu selama empat puluh hari.
Sesuai dengan jumlah itu, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kalian harus menanggung akibat kesalahanmu,
supaya kalian tahu bagaimana rasanya, jika Aku berbalik dari padamu. Aku, Tuhan, yang berkata demikian.
Sesungguhnya, Aku akan melakukan semuanya itu terhadap segenap umat yang jahat ini yang telah bersepakat melawan Daku. Di padang gurun ini mereka akan habis, dan di sinilah mereka akan mati.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.
Baca juga: DOA, Bacaan dan Renungan Harian Katolik Jumat, 21 Mei 2021: ‘Apakah Engkau Mengasihi Yesus???’

Mazmur Tanggapan: Mazmur 106:6-7a.13-14.21-22.23
Ref. Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
Kami dan nenek moyang kami telah berbuat dosa, kami telah bersalah, kami telah berbuat fasik. Nenek moyang kami di Mesir tidak memahami perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
Tetapi segera mereka melupakan karya-karya-Nya, dan tidak peduli akan nasihat-Nya; Mereka dirangsang nafsu di padang gurun, dan mencobai Allah di padang belantara.
Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal besar di tanah Mesir;
yang melakukan karya-karya ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.
Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan-Nya,
tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.
Bacaan Injil: Mat. 15:21-28
Pada suatu hari Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang wanita Kanaan dari daerah itu dan berseru, “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud. Anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.” Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab.
Lalu para murid Yesus datang dan meminta kepada-Nya, “Suruhlah wanita itu pergi, sebab ia mengikuti kita sambil berteriak-teriak.”
Jawab Yesus, “Aku diutus hanya kepada domba-domba umat Israel yang hilang.” Tetapi wanita itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata,
“Tuhan, tolonglah aku!” Yesus menjawab, “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.”
Kata wanita itu lagi, “Benar Tuhan, tetapi anjing-anjing pun makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.”
Bersabdalah Yesus kepadanya, “Hai Ibu, sungguh besar imanmu! Terjadilah bagimu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Demikiran Sabda Tuhan.
Terpujilah Kristus.
Renungan
‘Kemurahan Hati Butuh Kerendahan Budi’
Kemurahan hati hanya lahir dari kerendahan budi yang tulus. Orang akan bermurah hati kepada seseorang jika orang itu membuka diri untuk menerima kemurahan hati tersebut.
Membuka diri berarti membiarkan diri rendah di hadapan orang lain dan berharap banyak dari mereka.
Kemurahan hati Allah kepada manusia lahir dari rasa belas kasihan terhadap manusia. Namun, kemurahan hati Allah menuntut sikap rendah hari dari manusia.
Kisah bangsa Israel di padang gurun dan wanita yang anaknya sakit menjadi contoh praktis betapa Allah menuntut kerendahan budi yang total dari manusia kepada Allah.
Kerendahan budi itulah yang menjadi alasan turunnya anugerah dan mukjizat dari Allah sendiri. Amin
Baca juga: DOA, Bacaan, Renungan Harian Katolik Rabu, 21 April 2021: Tuhan Yesus Roti Hidup, Percaya Pada-Nya

Doa
Tuhan, Engkau telah bermurah hari kepada bangsa Israel ketika mereka hidup di padang gurun karena iman mereka kepada-Mu.
Engkau juga berbelas kasih kepada wanita yang anaknya sedang sakit karena kepercayaannya akan sentuhan tangan kasih-Mu.
Buatlah kami percaya dan menaruh harapan kepada-Mu. Sebab, Engkau Tuhan dan perantara kami kini dan sepanjang masa. Amin. (TRIBUNBATAM.id/Thomm Limahekin/*)