Dokter Reisa Beberkan Hasil Penelitian Terbaru Vaksin Sinovac dan AstraZeneca di Luar Negeri

Reisa Broto Asmoro atau yang dikenal dengan sebutan dr Reisa membongkar hasil penelitian terbaru vaksin Covid-19.

instagram.com/reisabrotoasmoro
Dokter Reisa Beberkan Hasil Penelitian Terbaru Vaksin Sinovac dan AstraZeneca di Luar Negeri 

TRIBUNBATAM.id, BATAM- Dokter Reisa beberkan hasil penelitian terbaru vaksin sinovac dan astrazeneca di Luar Negeri.

Anda tentu sudah familiar dengan nama Reisa Broto Asmoro atau yang dikenal dengan sebutan dr Reisa.

Ia merupakan satu di antara juru bicara penanganan Covid-19 di Indonesia.

Baru-baru ini Ia membongkar hasil penelitian terbaru vaksin Covid-19.

Jubir penanganan Covid-19 Pemerintah ini mengungkap hasil penelitian dua vaksin.

Yakni vaksin Sinovac dan AstraZeneca.

Penelitian efektifitas dua jenis vaksin Virus Corona ini dilakukan di luar negeri.

Sebelumnya, influencer Tirta Mandia Hudhi atau dr Tirta juga membagikan hasil penelitian vaksin Sinovac di Chile.

Ada pula hasil penelitian yang menunjukkan efektifitas vaksin Sinovac dikabarkan menurun setelah 6 bulan usai suntikan kedua.

Sehingga, diperlukan suntikan vaksin ketiga sebagai penguat atau booster.

Diketahui, Indonesia kebanyakan menggunakan vaksin jenis Sinovac dan AstraZeneca.

Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Dokter Reisa Broto Asmoro memaparkan, hasil penelitian yang diterbitkan di New England Journal of Medicine tanggal 7 Juli 2021.

Berdasarkan hasil penelitian menyatakan vaksin Sinovac efektif mencegah Covid-19, termasuk penyakit parah dan kematian.

Penelitian yang dilakukan dari 2 Februari hingga 1 Mei 2021 terhadap 10,2 juta orang menunjukkan efektivitas yang tinggi untuk pencegahan rawat inap, pencegahan masuk unit gawat darurat atau UGD, maupun pencegahan kematian terkait Covid-19.

Tak hanya itu, hasil penelitian Canadian Immunization Research Network (CIRN) menunjukkan, satu dosis vaksin Astrazeneca dapat memberikan perlindungan substansial terhadap semua jenis varian Sars COV-2 yang jadi perhatian utama.

Yaitu varian beta, gamma, delta, dan kent.

Semua adalah varian virus penyebab Covid-19.

Peneliti menyimpulkan 2 dosis lengkap akan memberikan perlindungan yang lebih tinggi.

“Bagian pemerintah menyiapkan suplai vaksin yang sekarang sudah berjumlah hampir 180 juta dosis. Sedangkan bagian masyarakat tentunya dengan semangat menyiapkan diri divaksin," ujarnya dalam dialog virtual, Rabu (4/8/2021).

Ia menambahkan, vaksinasi menekan angka kematian karena Covid-19.

Artinya vaksinasi menyelamatkan nyawa.

Prinsip program vaksinasi yaitu melindungi orang Indonesia sebanyak-banyaknya dalam waktu secepat mungkin.

"Sebanyak-banyaknya adalah kata kuncinya. Vaksinasi harus merata dan harus setara.

Semua orang boleh mendapatkan vaksin.

Termasuk kakek Safaruddin di Makassar yang tidak punya telepon seluler.

Begitu juga kakek Mangantar Hutagalung yang sudah berusia 100 tahun.

Begitu juga yang tinggal di pedalaman dan daerah kurang sejahtera," ungkapnya.

Bahkan kini, Kemenkes juga telah mengeluarkan surat edaran untuk ibu hamil dapat menerima vaksin Covid-19 serta bagi mereka yang belum mendapatkan nomor induk kependudukan untuk menerima vaksin Covid-19.

Status dr Tirta

Influencer sekaligus tenaga kesehatan dr. Tirta Mandira Hudhi memiliki kabar baik bagi mereka yang menggunakan Vaksin Sinovac.

Info tersebut ia sampaikan lewat akun Instagram-nya, @dr.tirta, Rabu (4/8/2021).

Ia menyampaikan, info tersebut berasal dari penelitian di Chili yang mendata para penerima Vaksin Sinovac dua dosis lengkap.

Dampak yang pertama adalah, para penerima itu 87,5 persen mencegah penderita Covid dirawat di RS.

Kemudian kabar baik lainnya adalah mereka yang menerima dua dosis suntikan Vaksin Sinovac, 86,3 persen mencegah kematian.

Dokter Tirta menekankan bahwa vaksin memang bukan obat namun melindungi dari gejala berat.

Berikut caption lengkap yang ditulis dr. Tirta:

"Sumber :

https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa2107715

Sumber lain ada di ig : @adamprabata , dan @dr.fajriaddai dan prof @ba.tejo

Good news untuk Indonesia yg dominan memakai sinovac

Penelitian dilakukan di 10.2 juta orng di chilli

Vaksin tidak mencegah penularan, vaksin melindungi kita dari gejala berat jika tertular

Vaksin juga bukan obat

Vaksin yg bagus, adalah vaksin yg tersedia. Apapun merknya

— semakin banyak sample yg dilibatkan, semakin bisa menggambarkan kondisi di sana, dan membuat jurnal penelitian bisa jadi sumber referensi ilmiah —"

Vaksin Sinovac (CoronaVac)

Vaksin Covid19 produksi Sinovac (CoronaVac) merupakan vaksin terbaru yang mendapat validasi dari WHO pada 1 Juni 2021.

Vaksin ini telah memenuhi standar internasional dengan melewati uji klinik tahap ketiga dan digunakan lebih dari 20 negara.

Vaksin buatan Sinovac mengandung bahan antara lain virus yang sudah dimatikan (inactivated virus) dan tidak mengandung sama sekali virus hidup atau yang dilemahkan.

Bahan selanjutnya adalah Alumunium Hidroksida yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan vaksin.

Adapun larutan fosfat sebagai stabilizer dan larutan garam Natrium Klorida untuk memberikan kenyamanan dalam penyuntikan.

Dilansir sehatnegeriku.kemkes.go.id, hasil analisis riset membuktikan bahwa vaksinasi Sinovac dosis lengkap mampu mencegah kematian dan mencegah sakit parah yang berujung perawatan gawat darurat sebanyak 94% .

Vaksin AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca-SK Bio telah masuk dalam EUL sejak 15 Februari 2021.

Meski vaksin ini sempat diragukan, Kementerian Kesehatan melalui Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menerbitkan Surat Edaran Nomor: HK.02.02/II/841/2021 tentang Informasi Mengenai Vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa vaksin AstraZeneca adalah vaksin vektor adenoviral (rekombinan) yaitu mengandung virus flu biasa yang telah dimodifikasi sehingga tidak dapat berkembang di dalam tubuh manusia, tetapi dapat menimbulkan respon kekebalan terhadap Covid-19.

Adapun beberapa kondisi kejadian ikutan pasca vaksinasi (KIPI) yang umum terjadi bersifat ringan, yaitu pusing, mual, nyeri otot, nyeri sendi, nyeri di tempat suntikan, kelelahan, malaise, dan demam.

Selain itu, Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa penggunakan vaksin AstraZeneca bersifat mubah (diperbolehkan)

(*)

Baca berita terbaru lainnya di Google

Artikel ini sudah tayang di Tribun Wow dan Tribunnews

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Dokter Reisa Bongkar Hasil Penelitian Terbaru Vaksin Sinovac & AstraZeneca di Luar Negeri

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved