Cerita Aris Sang Kolektor Uang Kuno, Koin Peninggalan Majapahit Ditawar Rp 5 Juta
Aris memang mengoleksi beraneka macam uang logam sen dan rupiah, bahkan ia memiliki uang 1 sen dan uang 1 rupiah.
TRIBUNBATAM.id - Keberadaan uang kuno kian hari memang kian susah didapatkan.
Tak salah jika uang kuno kini menjadi barang yang langka.
Keberadaan uang kuno yang langka menciptakan harga jual yang tinggi.
Selain itu nilai estetika, bahan dan sejarah dari mata uang kuno tersebut juga menjadi faktor yang dilirik para kolektor
Seperti cerita kolektor uang kuno asal Ngetos Nganjuk, Aris Trio Effendi (35).
Menurut pengakuannya, sudah banyak orang yang sudah mendatangi kediamannya dengan maksud membeli koleksi uang kunonya.
Ada ratusan keping uang kuno yang dimiliki pemuda ini.
Tak tanggung-tanggung koleksi ratusan keping uang kuno dari era Kerajaan Majapahit hingga awal Republik Indonesia ia punya.
Adapun selain uang gobog, sen dan rupah, Aris juga memiliki uang kepeng China kuno serta uang logam gulden.
Baca juga: Cara dan Tempat Menjual Uang Kuno Agar Dihargai Mahal, Tembus Puluhan Juta
Baca juga: Ternyata Mahal! Ini 7 Uang Kuno Paling Dilirik Kolektor
Aris memang mengoleksi beraneka macam uang logam sen dan rupiah, bahkan ia memiliki uang 1 sen dan uang 1 rupiah.
Aris bercerita, suatu ketika datang seorang menawar uang gobog bermotif wayang miliknya.
Penawar itu menyodorkan uang Rp 5 juta untuk satu keping gobog.
Namun tawaran tersebut semuanya ditolak.

“Semua (tawaran) saya tolak, belum pernah saya jual satu pun,” tegasnya.
Aris Trio Effendi (35) merupakan warga RT 03, RW 01, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Uang gobog sendiri merupakan mata uang yang berlaku di era Majapahit, kerajaan yang eksis tahun 1293-1527 masehi.
“Gobog itu biasanya gambarnya ada wayang, itu yang sangat sulit, biasanya harganya itu lebih Rp 1 juta ke atas. (Koleksi) saya aja malah ditawar lebih dari Rp 1 juta, ada yang Rp 5 juta juga pernah,” ujar Aris ke Kompas.com, Minggu (14/3/2021).
Kendati tawaran itu menggiurkan, namun oleh Aris ditolak.
Alasannya uang gobog langka dan merupakan benda bersejarah.
Aris menjelaskan, uang kuno yang dikoleksinya sebagian merupakan warisan keluarga.

Sementara sebagian lainnya merupakan temuan warga Desa Ngetos yang diserahkan kepadanya.
“(Uang kuno temuan warga) kita ganti rugi,” sebutnya.
Ada alasan tersendiri mengapa Aris begitu peduli dengan uang kuno tersebut.
Salah satunya ia ingin menjaga benda bersejarah peninggalan leluhur, kemudian untuk mengungkap sejarah Desa Ngetos, desa kelahirannya.
“Karena untuk menjaga peninggalan, yang sebenarnya ini (uang kuno) itu masanya kapan, eranya kapan. Akhirnya kita bisa merujuk sejarah daerah desa sini itu mulai kapan adanya,” pungkas dia.
Selain uang gobog, lanjut Aris, juga banyak tamu yang menawar uang sen dan rupiah kuno miliknya.
Uang sen kuno milik Aris pernah ditawar dengan harga antara Rp 300.000 hingga Rp 400.000 per keping.
(*)
Sumber: Kompas.com