Dokter Lois Owien Kembali Jadi Perhatian, Mendadak Muncul sama Farhat Abbas dengan Jaket Partai Baru
Nama Dokter Lois Owien atau Lois Owen pertama kali menyita perhatian lantaran bikin heboh mengaku tak percaya Covid-19.
TRIBUNBATAM.id, BATAM- Masih ingat dengan Dokter Lois Owien?
Namanya sempat menjadi perbincangan hangat publik akibat pendapatnya soal Covid-19.
Kini sang dokter kembali menjadi perhatian.
Bagaimana tidak, Ia mendadak muncul bersama Farhat Abbas.
Sambil mengenakan sebuah jaket partai baru yang membuat publik menyorotinya.
Rupanya kini dokter Lois Owien punya jabatan baru di sebuah partai baru.
Nama Dokter Lois Owien atau Lois Owen pertama kali menyita perhatian lantaran bikin heboh mengaku tak percaya Covid-19.
dr Lois kini terpilih menjadi petinggi salah satu partai baru.
Ia memakai jaket bertuliskan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Negeri Daulat Indonesia (Pandai).
Partai Pandai merupakan partai yang baru digagas dan diketuai oleh Farhat Abbas.
Lihat Logo Partai Pandai di sini
Terpilihnya dr Lois menjadi sekjen Partai Pandai tentu menyita perhatian khalayak.
Apalagi mengingat dr Lois belum lama ini terjerat kasus hukum.
dr Lois terjerat kasus dugaan penyebaran berita bohong alias hoaks terkait Covid-19.

dr Lois pun ditetapkan menjadi tersangka karena kasus tersebut. Namun, tidak ditahan.
Penyebab dr Lois menjadi tersangka adalah imbas dari pengakuannya di sebuah tayangan televisi.
Dalam sebuah acara yang dipandu Hotman Paris Hutapea, dokter Lois mengatakan dirinya tak percaya Covid-19.
Hampir satu bulan berlalu, dr Lois kembali muncul. Pengumuman menjadi sekjen Partai Pandai tersebut disampaikan langsung oleh Farhat Abbas di laman media sosialnya.
"Ayo gabung bersama kami partai pandai ( partai negeri daulat indonesia ) Farhat abbas ( ketum ) dr Lois ( sekjen )," unggah Farhat Abbas.
Lebih lanjut, Farhat Abbas pun mengurai janji jika partai yang dipimpinnya bersama dr Lois menang Pemilu.
Berikut adalah janji yang dilayangkan Farhat Abbas bersama dr Lois :
Nanti kalo partai pandai jadi pemenang pemilu 2024 kita buka lagi rekam medis kematian korban Covid, kalo terbukti akibat keracunan obat dan salah mengambil tindakan, maka rumah sakit dan pemerintah wajib Mengganti uang duka keluarga korban 10 milyar per jiwa yg meninggal ( partai Pandai)

Kasus Hukum dr Lois Owen
Sebelumnya, dokter Lois memberikan pernyataan kontroversial perihal Covid-19. Pernyataannya kontroversial sehingga mendapatkan banyak tanggapan.
Dalam sebuah acara yang dipandu Hotman Paris Hutapea, dokter Lois mengatakan dirinya tak percaya Covid-19.
Tak sampai di situ, Dokter Lois sebelumnya juga terus menuliskan sanggahannya mengenai covid-19.
Dalam akun Twitternya, @LsOwien, dirinya mengatakan bahwa lansia yang meninggal akibat covid-19 karena kekurangan vitamin dan mineral.
"Cuma karena kurang vitamin dan mineral, Lansia diperlakukan seperti penjahat?? Covid-19 bukan virus dan tidak menular!" tulis Dokter Lois.
Imbas dari pernyataannya itu, dr Lois Owen pun terjerat hukum.
Polisi menangkap dokter Lois Owen setelah berbicara tidak percaya Covid-19.
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan, dokter Lois ditangkap pada Minggu (11/7/2021) sekitar pukul 16.00 WIB.
Ramadhan menjelaskan, dokter Lois ditangkap karena diduga telah menyebarkan berita bohong alias hoaks.
"Penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menindaklanjuti laporan polisi model A. Kemudian tanggal 11 juni 2021 pukul 16.00 unit 5 tindak pidana Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya telah mengamankan saudara L terkait dengan dugaan tindak pidana penyebaran berita bohong," kata Ramadhan di Mabes Polri, Senin (12/7/2021).
Menurut Kombes Ramadhan, dokter Lois menyebarkan berita bohong terkait Covid-19 secara sengaja dan berpotensi mengakibatkan keonaran.
"Dokter L telah menyebarkan berita bohong dan atau menyiarkan berita, atau pemberitaan bohong dengan sengaja yang dapat menimbulkan keonaran di kalangan rakyat," ujar dia.
"Jadi di antaranya postingannya adalah 'korban yang selama ini meninggal akibat Covid-19 adalah bukan karena Covid-19, melainkan diakibatkan oleh interaksi antarobat dan pemberian obat dalam 6 macam'," tambahnya.
Polisi memutuskan tidak menahan dokter Lois Owien, tersangka kasus dugaan penyebaran berita bohong alias hoaks terkait Covid-19.
Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Pol Slamet Uliandi mengatakan, dokter Lois telah mengakui kesalahannya atas sejumlah opini yang diutarakannya di media sosial mengenai Covid-19.
Kepada penyidik, dokter Lois mengaku opini tersebut bersifat pribadi dan tidak berlandaskan riset.
"Ada asumsi yang ia bangun, seperti kematian karena Covid disebabkan interaksi obat yang digunakan dalam penanganan pasien. Kemudian, opini terduga terkait tidak percaya Covid, sama sekali tidak memiliki landasan hukum," kata Slamet kepada wartawan, Selasa (13/7/2021).
"Pokok opini berikutnya, penggunaan alat tes PCR dan swab antigen sebagai alat pendeteksi Covid yang terduga katakan sebagai hal yang tidak relevan, juga merupakan asumsi yang tidak berlandaskan riset," tambahnya.
Slamet menambahkan, dokter Lois juga telah mengakui perbuatannya tidak dapat dibenarkan secara kode etik kedokteran.
"Oleh karena itu saya memutuskan untuk tidak menahan yang bersangkutan, hal ini juga sesuai dengan konsep Polri menuju presisi yang berkeadilan," ujar dia.
(*)
Baca berita terbaru lainnya di Google
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com