WHO Kembali Desak China Agar Membagikan Data Mentah Kasus Awal Kemunculan Covid-19

Saat ini, WHO bekerja dengan beberapa negara yang melaporkan deteksi SARS-CoV-2 dalam sampel dari spesimen biologis yang disimpan dari 2019. 

AFP
WHO mendesak China untuk membagikan data terkait kasus awal kemunculan virus corona untuk membantu studi asal-usul pandemi. - Foto: Ilustrasi kota Wuhan 

TRIBUNBATAM.id, GENEVA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali mendesak China untuk membagikan data mentah dari kasus awal munculnya Covid-19 untuk mendukung penyelidikan asal mula pandemi.

Pembukaan data itu juga untuk mengatasi teori kebocoran laboratorium. 

Badan kesehatan PBB itu juga meminta semua negara untuk mendepolitisasi pencarian asal usul covid-19.

Sejak pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, China, pada Desember 2019 lalu, pandemi Covid-19 telah menewaskan sedikitnya 4,3 juta orang dan meruntuhkan ekonomi global. 

"Akses ke data sangat penting untuk mengembangkan pemahaman kita tentang sains dan tidak boleh dipolitisasi dengan cara apapun," tegas WHO dalam pernyataan yang dilansir AFP, Kamis, (12/8/2021). 

Sebelumnya, pada awal tahun ini, WHO telah mengirim tim ahli internasional ke Wuhan. Dalam laporan fase pertama yang ditulis WHO bersama rekan-rekan dari China, virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 kemungkinan besar menular dari kelelawar ke manusia melalui perantara hewan. 

Saat ini, WHO bekerja dengan beberapa negara yang melaporkan deteksi SARS-CoV-2 dalam sampel dari spesimen biologis yang disimpan dari 2019. 

Misalnya, di Italia, WHO memfasilitasi evaluasi independen oleh laboratorium internasional atas temuan salah satu penelitian tersebut.

Penelitian mencakup pengujian ulang sampel darah pra-pandemi secara buta. 

"Berbagi data mentah dan memberikan izin untuk pengujian ulang sampel di laboratorium di luar Italia mencerminkan solidaritas ilmiah yang terbaik dan tidak berbeda dengan apa yang kami dorong disemua negara, termasuk China, untuk mendukung, sehingga kami dapat memajukan studi asal-usul dengan cepat dan efektif," jelas WHO. (*)  

Simak berita terbaru lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved