WHO Minta Tunda Pemberian Vaksin Booster Covid-19, Soroti Kondisi Negara Berkembang

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti pemberan vaksin booster covid-19 secara masif.

TribunBatam.id/Febriyuanda
Foto terkait vaksinasi corona. WHO meminta para pemimpin dunia untuk menunda pemberian vaksin booster virus corona (Covid-19). Foto Vaksinasi corona di Lingga, tepatnya di Kecamatan Selayar di atas KRI Semarang oleh tenaga kesehatan Penuba belum lama ini. 

TRIBUNBATAM.id - Pemberian vaksin booster covid-19 jadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Mereka meminta kepada para pemimpin dunia untuk menunda pemberian vaksin booster virus corona (Covid-19).

Setidaknya hingga satu bulan ke depan.

Ini untuk memberikan kesempatan bagi negara-negara berkembang agar bisa menginokulasi lebih banyak populasi mereka dengan dosis pertama.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS), negara maju seperti AS telah sepenuhnya melakukan vaksinasi pada lebih dari 52 persen populasinya.

Perlu diketahui, hampir 1 juta dosis vaksin Covid-19 telah diberikan di AS sejak pejabat kesehatan negara itu mengizinkan pemberian suntikan booster vaksin Pfizer atau Moderna kepada orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah pada 12 Agustus lalu.

Presiden AS Joe Biden pun mengatakan bahwa negaranya berencana untuk mendistribusikan vaksin booster secara luas mulai 20 September mendatang, sambil menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) dan ilmuwan CDC AS.

Dikutip dari laman CNBC, Kamis (2/9/2021), sebanyak lebih dari 5 miliar dosis vaksin telah diberikan secara global, dengan 75 persen diantaranya terpusat hanya di 10 negara saja.

"Itulah mengapa saya menyerukan moratorium booster, setidaknya sampai akhir bulan ini untuk memungkinkan negara-negara yang paling tertinggal bisa mengejar ketertinggalan mereka," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam briefing pada Rabu kemarin seperti dilansir Tribunnews.com

Ia kemudian menyampaikan bahwa beberapa negara berpenghasilan tinggi memiliki tingkat vaksinasi untuk orang dewasa mencapai 50 persen.

Sementara negara-negara berpenghasilan rendah termasuk yang tersebar di Afrika, masih memiliki tingkat vaksinasi orang dewasa kurang dari 2 persen.

"Dosis booster mungkin diperlukan untuk mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau kekebalan yang berkurang (immunocompromised).

Namun untuk saat ini, kami tidak ingin melihat penggunaan booster secara luas diberikan kepada mereka yang sehat yang telah divaksinasi secara penuh," tegas Tedros.

Vaksinasi Corona di Batam

Sementara Vaksinasi Corona di Batam akhirnya menyentuh warga Kaveling Kabil Indah, RW 03, Kecamatan Nongsa.

Baca juga: Pemkab Karimun Kebut Vaksinasi Corona ke Pelajar, Kejar Belajar Tatap Muka

Baca juga: Capaian Vaksinasi Corona di Tanjungpinang Dosis 3 untuk Nakes Sudah 65,1 Persen

VAKSINASI CORONA DI BATAM - Anggota DPRD Kepri Wahyu Wahyudin saat meninjau langsung vaksinasi corona massal di RW 03, Kabil, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Kepri, Kamis (2/9/2021).
VAKSINASI CORONA DI BATAM - Anggota DPRD Kepri Wahyu Wahyudin saat meninjau langsung vaksinasi corona massal di RW 03, Kabil, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Kepri, Kamis (2/9/2021). (TribunBatam.id/Ronnye Lodo Laleng)
Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved