Tren Mix and Match Vaksin Covid-19 untuk Booster, Benarkan Ampun Lawan Corona, Ini Kata Ahli
Tren mencampur dan mencocokkan vaksin Covid-19 untuk booster menjadi tren di beberapa negara dengan persepsi lebih ampuh menangkap varian virus corona
TRIBUNBATAM.id - Vaksin Covid-19 untuk booster atau suntikan tambahan mencuat ke publik.
Namun, kali ini tak cuma vaksin booster yang menjadi perbincangan, tetapi kebijakan mix and match vaksin.
Mix and match adalah tindakan mencampur 2 vaksin merek berbeda dengan maksud mendapat hasil terbaik.
Tren mencampur dan mencocokkan vaksin Covid-19 itu dilakukan untuk suntikan booster.
Di beberapa negara tren ini mulai berkembang, dan diyakini efektif melawan varian virus corona yang beragam.
Baca juga: Indonesia Terima Vaksin Covid-19 Johnson and Johnson Hibah Pemerintah Belanda
Baca juga: Jangan Pilih-pilih, Ini 5 Jenis Vaksin Covid-19 yang Beredar di Indonesia, Semua Berkhasiat
Muncul pertanyaan apakah aman melakukan mix and match vaksin Covid-19?
Benarkan efektifitas melawan Covid-19 lebih baik dengan mencampur 2 merek vaksin?
Menjawab pertanyaan itu Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) secara resmi merekomendasikan, orang-orang yang akan mendapatkan suntikan booster, tetap menggunakan merek vaksin sama.
"Untuk orang yang sebelumnya menerima dua dosis vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech atau Moderna, harus menggunakan vaksin mRNA yang sama pada dosis ketiga," ungkap CDC.
"Apabila seri vaksin dengan merek yang sama belum tersedia, sebaiknya tunda dosis berikutnya sampai vaksin dari merek yang sama tersedia," lanjutnya.
Profesor klinis emeritus di divisi penyakit menular di UC Berkeley School of Public Health, John Swartzberg, mengatakan studi tentang hal ini masih sangat terbatas.
"Tidak ada data yang cukup untuk menyimpulkan bahwa suntikan booster dapat dicampur dengan aman dari berbagai merek vaksin Covid-19," terangnya kepada Verywell Health.
Baca juga: 5 Jenis Vaksin Covid-19 Beredar di Indonesia, Efektif Mana Lawan Corona?
Swartzberg juga menambahkan bahwa sejauh ini tidak ada efek samping yang dilaporkan dari pencampuran merek untuk dosis pertama dan kedua.
"Pada orang yang pernah menggunakan dosis pertama Moderna dan dosis berikutnya Pfizer itu baik-baik saja," ujarnya.
Menurut pakar penyakit menular di University at Buffalo Jacobs School of Medicine and Biomedical Sciences, Thomas Russo, MD, banyak orang mengira bahwa mencampur vaksin Covid-19 tidak memiliki efek yang ekstrem.
"Jadi saya tidak melihat bahwa akan ada masalah dari sudut pandang keamanan atau sudut pandang kemanjuran dalam hal melintasi dua platform RNA," kata Russo.
Baca juga: Cara Mengubah Data yang Salah pada Sertifikat Vaksin Covid-19 PeduliLindungi
Bagi dia, baik Pfizer dan Moderna sama-sama vaksin messenger RNA.
Perbedaannya hanya terletak pada persiapan dalam pengkodean nanopartikel lipid (bola-bola kecil lemak yang mencegah mRNA terdegradasi).
"Mungkin ada perbedaan dalam persiapan nanopartikel cair antara kedua vaksin.
Tapi keduanya memiliki kode yang sama," jelasnya.
Meski tidak disarankan mencampur merek vaksin Covid-19 saat menerima booster, Russo dan Swartzberg tidak melihat ada masalah keamanan dari pencampuran kedua merek ini.
Sebab, secara keseluruhan, suntikan vaksin Pfizer dan Moderna memiliki profil keamanan serupa.
"Pfizer dan Moderna benar-benar sejalan dalam hal keamanan dan kemanjuran," tutur Russo.
Vaksin Johnson & Johnson
Tak hanya Pfizer dan Moderna, CDC juga tidak merekomendasikan orang-orang untuk suntik booster dengan vaksin Johnson & Johnson, jika sebelumnya mereka menerima vaksin berbeda.
Walau perusahaan Johnson & Johnson melaporkan bahwa data awal menunjukkan booster mereknya dapat meningkatkan kekebalan tubuh.
Di sisi lain, seorang ilmuwan CDC mengatakan, bagi orang-orang yang mengalami reaksi alergi terhadap salah satu vaksin mRNA, vaksin Johnson & Johnson berpotensi digunakan sebagai pengganti dosis kedua.
Kendati demikian, seperti dikutip dari Kompas.com, belum jelas apakah hal ini berlaku untuk suntikan booster.
Baca juga: Vaksin Moderna Tiba di Kepri, Rencananya Jadi Booster Tenaga Kesehatan
Manfaat mencampur dan mencocokan vaksin
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pencampuran vaksin untuk suntikan booster dapat menginduksi respons imun yang lebih kuat.
Studi yang berbasis di Inggris ini menemukan bahwa mencampur dosis vaksin AstraZeneca dengan vaksin mRNA menghasilkan respons imun lebih kuat terhadap protein lonjakan Covid-19, dibandingkan dengan mendapatkan dua dosis AstraZeneca.
Adapun penelitian lain yang diterbitkan di Nature Medicine menemukan hasil serupa.
Ketika vaksin Pfizer atau Moderna digunakan sebagai dosis kedua untuk AstraZeneca, hal itu menyebabkan respons kekebalan yang lebih kuat jika dibandingkan dengan dua dosis AstraZeneca.
Tetapi sampai sekarang, penelitian mengenai suntikan booster masih terus berlangsung.
Jika data membuktikan bahwa pencampuran booster aman dan efektif, data tersebut berpotensi membantu menghindari kekurangan pasokan vaksin dan meningkatkan kecepatan peluncuran booster.
"Yang paling penting adalah kita bisa segera mendapatkan vaksin dan tidak terlalu khawatir tentang vaksin apa yang digunakan," kata Swartberg.
Baca juga: Tangkal Virus Corona, Via Vallen Pamer Video Disuntik Immune Booster Bareng Keluarga
Baca juga: WHO Minta Tunda Pemberian Vaksin Booster Covid-19, Soroti Kondisi Negara Berkembang
.
.
.
(*/ TRIBUNBATAM.id)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/batam/foto/bank/originals/pemberian-suntikan-vaksin-ilustrasi.jpg)