Cara Simpan Tempe yang Benar Agar Lebih Awet dan Tidak Mudah Busuk

Tempe termasuk bahan makanan yang mudah busuk karena difermentasi. Simak cara menyimpannya agar lebih awet.

Editor: Eko Setiawan
TIPS - Cara menyimpan tempe agar awet. FOTO: ILUSTRASI TEMPE 

TRIBUNBATAM.id - Menyimpan tempe terbilang gampang-gampang susah.

Sebab, bahan makanan fermentasi ini cenderung mudah basi.

Padahal, tempe sering diolah sebagai lauk sehari-hari.

Tempe kaya akan protein nabati yang baik untuk kesehatan tubuh.

Rasanya yang gurih cocok disantap sebagai lauk harian.

Tak heran jika saat berbelanja kebutuhan dapur, tempe sering kali menjadi bahan yang tak luput dibeli.

Namun, Anda harus berhati-hati bila menyimpan tempe.

Sebab, bila penyimpanannya kurang tepat, bahan makanan ini bisa busuk dan akhirnya terbuang sia-sia.

Untuk itu, Anda harus memahami cara simpan tempe yang benar agar bahan makanan ini lebih awet.

Berikut Tribun Batam sajikan tips dan cara simpan di suhu ruang, kulkas, dan freezer:

1. Batas waktu pemakaian

Tempe lebih baik cepat diolah setelah baru dibeli.

Bila terlalu lama disimpan, tempe akan mengalami penurunan kualitas yang terlihat dari rasa, tekstur, warna, dan bau.

Idealnya, tempe diolah maksimal 2 hari setelah dibeli.

Sebab, bila semakin lama disimpan, tempe akan terus mengalami proses fermentasi.

Apabila hendak memasak tempe, tidak disarankan menggunakan tempe dengan usia lebih dari 2-3 hari.

Namun hal tersebut kembali lagi kepada kualitas tempe yang didapat.

2. Sebaiknya simpan dalam chiller

Jika Anda tak sempat memasak tempe secara langsung, bisa dimasukkan ke dalam chiller.

Namun penyimpanan di chiller juga akan menimbulkan perubahan dalam segi rasa, tekstur, dan warna.

Bungkus tempe dengan plastic wrap sebelum disimpan dalam chiller.

Pastikan tak ada lubang dan kedap udara, supaya tidak timbul bintik-bintik air yang bisa merusak tekstur tempe.

Lalu juga tidak disarankan menyimpan tempe di dalam freezer.

Sebab tempe akan beku dan ketika tempe dikeluarkan dari freezer warnanya akan berubah menjadi hitam-hitam dan agak busuk.

Jika terpaksa menyimpan tempe dalam freezer lebih baik simpan selama 1 hari saja, jangan sampai berhari-hari atau lewat satu minggu.

Sementara kalau disimpan di chiller direkomendasikan tak lebih dari 3 hari.

Tempe yang keluar dari chiller atau freezer yang hendak dimasak, lebih baik didiamkan di ruang terbuka sampai suhunya sesuai dan setara dengan suhu ruangan.

Paling tidak diamkan tempe selama 10-15 menit, sampai bagian dalam tempe sudah tidak dingin.

Tujuan menyesuaikan suhu tempe dari chiller atau freezer adalah agar tekstur tempe bisa kembali normal dan tak terlalu keras.  

3. Tak perlu dimasak dulu

Anda mungkin mengenal teknik masak ayam ungkep, selesai dimasak bisa disimpan dalam freezer.

Kalau mau dimakan, dipanaskan kembali.

Namun bagaimana kalau melakukan cara yang sama terhadap tempe? Apakah bisa?

Saat makanan sudah masuk dalam proses dimasak maka kualitasnya menurun.

Sementara tempe masak yang dismipan dalam freezer atau chiller, harus dimasak atau dihangatkan lagi saat hendak disantap.

Hal tersebut dapat mengurangi kualitas tempe dua kali lipat, sebab tempe dimasak dan disimpan lalu dimasak lagi, maka akan mengurangi segi rasanya juga.

4. Kukus agar fermentasi berhenti

Bila belum akan dimasak, lebih baik tempe dikukus terlebih dahulu agar proses fermentasinya berhenti.

Dengan demikian, kedelai tidak terus berkembang dan tempe tidak menjadi busuk karena over-cooked.

Setelah itu, tempe bisa dikemas dan disimpan dalam kulkas atau freezer.

Proses pengukusan akan menghentikan fermentasi pada tempe sehingga lebih awet. (*)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved