Kekejaman KKB Papua, Rudapaksa Perawat Hingga Tewas dan Lempar ke Jurang
Aksi kekejaman KKB Papua membuat banyak orang mengutuk perbuatannya, tim medis menjadi korban pemerkosaan hingga pembunuhan. Aksi keji ini tentunya
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA -- Kekejaman KKB Papua kepada tim medis memang tidak bisa dimaafkan.
Para KKB Papua ini melecehkan perawat dengan cara memperkosanya dan melemparnya kejurang.
Rentetan peristiwa berdarah yang mengakibatkan sejumlah nyawa melayang di Tanah Papua akibat ulah kelompok teroris bersenjata Papua atau KKB, mengundang kecemasan banyak pihak.
Secara terang-terangan kelompok kriminal bersenjata yang menamakan diri Organisasi Papua Merdeka itu mengaku sebagai pelaku di balik pembakaran Puskesmas yang mengakibatkan tewasnya tenaga kesehatan di di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Menyikapi perkembangan itu, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menegaskan bahwa sudah waktunya negara menindak tegas teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua, dengan menurunkan seluruh matra kekuatan yang dimiliki.
Baca juga: Pesawat Rimbun Air Ditemukan Dekat Daerah Rawan KKB Papua
Baca juga: Pentolan KKB Papua Gigen Telenggeng Ditamngkap, Polisi Amankan Senjata Hasil Rampasan
"Sudah waktunya negara melakukan tindakan tegas dengan menurunkan seluruh matra kekuatan yang dimiliki. Tidak boleh ada lagi toleransi terhadap teroris KKB untuk melakukan aksi kejahatan yang meresahkan masyarakat serta mengakibatkan korban jiwa," kata Bambang Soesatyo atau Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (19/9/2021).
Hal itu dikatakannya terkait tindakan teroris Kelompok KKB di Papua yang membakar Puskesmas di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Tindakan KKB tersebut membuat para tenaga kesehatan perempuan sampai dilecehkan hingga tewas, serta ditendang ke jurang.
Bamsoet meminta pemerintah menurunkan kekuatan empat Matra terbaik, selain Brimob Polri, yaitu Gultor Kopassus, Raiders, Bravo, dan Denjaka.
Menurut dia, pemerintah perlu memberikan waktu secepatnya kepada pasukan terbaik tersebut untuk menumpas teroris KKB di Papua.
Dia meminta pemerintah jangan ragu menindak tegas teroris KKB di Papua, terutama pasca-tindakan kelompok tersebut yang melakukan tindakan kekerasan terhadap tenaga kesehatan hingga meninggal dunia.
"Sekali lagi saya tegaskan, sikat habis (KKB di Papua), urusan HAM kita bicarakan kemudian, jangan ragu bertindak hanya karena persoalan HAM. Utamakan keselamatan rakyat Indonesia," ujarnya.
Dia mengatakan, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNB-OPM) sudah mengakui tindakan tersebut adalah bagian dari aksi mereka.
Karena itu menurut dia, tidak ada alasan bagi TNI-Polri untuk tidak segera menumpas habis para teroris biadab kelompok kriminal bersenjata di Papua.
"Ke mana suaranya para aktivis HAM dan aktivis perempuan? Kenapa ketika saudara sebangsanya di bunuh dan diperkosa secara brutal, mereka diam? Namun ketika aparat negara menumpas para pelaku (KKB di Papua), mereka teriak soal HAM?," katanya.
Bamsoet mengatakan, sudah terlalu banyak keresahan yang dilakukan teroris KKB di Papua, korbannya dari masyarakat biasa, TNI-Polri, hingga sudah menyasar tenaga kesehatan.
Dia mencontohkan, pada 8 April 2021 teroris KKB di Kabupaten Puncak menembak mati seorang guru bernama Oktavianus Rayo dan juga membakar tiga sekolah di Kabupaten Puncak.
"Lalu pada 9 April 2021, seorang guru SMP bernama Yonathan Randen kembali ditembak mati KKB di Kabupaten Puncak. Disusul tewasnya seorang pengemudi ojek bernama Udin akibat ditembak di area Pasar Ilaga Kabupaten Puncak oleh KKB pada tanggal 14 April 2021," katanya.
Selain itu, menurut dia, pada 15 April 2021, KKB menembak mati seorang pelajar SMA di Kabupaten Puncak bernama Ali Mom.
Bahkan Kepala BIN Daerah Papua Brigjen TNI Putu I Gusti Putu Danny Nugraha turut menjadi korban kebiadaban akibat ditembak oleh teroris KKB di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua.
IDI Papua kecam kekerasan terhadap tenaga kesehatan
Sementara itu Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Papua mengecam tindakan kekerasan yang dialami sejumlah tenaga kesehatan di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua, pada Senin (13/9/2021).
"Kami meminta kepada pemerintah daerah Provinsi Papua beserta TNI-Polri untuk menjamin keamanan dan keselamatan tenaga kesehatan yang bertugas di seluruh wilayah Papua," kata Ketua IDI Wilayah Papua Donald Aronggear, melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (17/9/2021).
Donald menyerukan pernyataan sikap organisasi IDI untuk meminta jaminan keamanan dan keselamatan tenaga kesehatan demi kelancaran pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Papua.
Seruan tersebut disampaikan IDI Papua kepada seluruh pihak terkait, khususnya Pemerintah Provinsi Papua.
"Kami juga meminta kepada Pemerintah Provinsi Papua melakukan koordinasi dengan pemerintah kota/kabupaten, para tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat untuk ikut terlibat dalam menjaga keamanan para tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas," ujarnya.
Menurut Donald, aksi kekerasan tersebut berupa tindakan membakar fasilitas kesehatan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata hingga mengakibatkan sejumlah tenaga kesehatan terluka dan satu di antaranya wafat.
Donald berharap kejadian serupa tidak terulang, sehingga tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan dengan tenang tanpa intimidasi yang memicu rasa takut.
Sementara itu dalam jumpa pers virtual yang diadakan oleh Tim Mitigasi IDI dan IDI Wilayah Papua, Jumat pagi, Donald mengatakan masyarakat Papua saat ini sedang membutuhkan pelayanan kesehatan, terutama di tengah situasi pandemi Covid-19.
Aksi kekerasan terhadap tenaga kesehatan dikhawatirkan oleh Donald berdampak pada penurunan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat setempat karena jumlah tenaga kesehatan yang berkurang.
Pada Kamis (16/9), IDI Papua bersama 250 tenaga kesehatan menggelar aksi damai dengan cara berjalan kaki mengelilingi jalan protokol di Oksibil, Ibu Kota Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Peserta aksi memasang pita hitam dan menyalakan 1.000 lilin di sepanjang jalan. Aksi tersebut sebagai visualisasi rasa duka cita dan penghormatan bagi korban wafat bernama Gabriella Meilani yang berprofesi sebagai perawat di Puskesmas Kiwirok.
Saat ini, kata Donald, seluruh tenaga kesehatan yang selamat dari lokasi kejadian telah dievakuasi menuju Jayapura. (Antaranews)
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Bambang Soesatyo: Nakes Diperkosa dan Dibunuh KKB, Kemana Suara Para Aktivis HAM dan Perempuan?