Kampus Bintan Tourism Institute Tutup 1 November 2021, Berhasil Cetak 650 Alumni
Kampus Bintan Tourism Institute (BTI) akan tutup per 1 November 2021. Ini penjelasan Direktur BTI, Rudy Firmansyah
Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Dewi Haryati
BINTAN, TRIBUNBINTAN.com - Kampus Bintan Tourism Institute (BTI) yang berada di daerah Kijang Kota, Kabupaten Bintan tutup per tanggal 1 November 2021 mendatang.
Sejak awal berdiri 2014 lalu hingga kini, kampus kebanggaan masyarakat Bintan itu telah mewisuda sebanyak 650-an orang.
Wisuda terakhir baru dilaksanakan 18 Oktober lalu.
Saat itu ada 28 mahasiswa angkatan terakhir yang diwisuda.
Salah satu faktor yang membuat kampus ini tutup karena terkendala masalah anggaran.
Pihak kampus sempat berusaha bertahan, hingga akhirnya keputusan pahit ini terpaksa diambil.
Sementara itu, Direktur BTI Kijang, Rudy Firmansyah membenarkan kampusnya akan tutup awal November ini.
Baca juga: Cuaca Hari Ini Pulau Bintan Termasuk Cuaca Besok, BMKG: Waspada Potensi Hujan
Baca juga: 5 Hari Berturut-turut Bintan Nol Kasus Covid-19, Kadinkes: Pakai Masker dan Cuci Tangan Tetap Wajib
Rudy pun bercerita persoalan yang terjadi di kampusnya.
Di awali dari sejarah kampus itu dibuka pada 2013 dengan nama Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Sahid Bintan program Diploma 1 (D1).
Kampus ini dibuka untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) dalam mendukung industri pariwisata di Bintan.
"Kalau tidak didukung sumber daya manusia yang kuat, anak Bintan akan menjadi penonton," katanya, Selasa (26/10/2021).
Ia melanjutkan, berdirinya Kampus Bintan Tourism Institute ini diprakarsai oleh Ansar Ahmad, mantan Bupati Bintan.
Kampus berada di bawah Yayasan Pendidikan Kemajuan Rakyat Bintan (YPKRB).
Orientasi didirikannya sekolah bukan untuk mencari keuntungan melainkan menjamin mutu pendidikan.
Sehingga melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap terjun di dunia kerja industri pariwisata.
Pada saat itu anggaran gratis dari Pemerintah Daerah untuk siswa angkatan pertama dan kedua.
Dimana awal pertama sekali running pendidikan di tahun 2014.
"Nah di tahun 2014 dan 2015 kampus ini diresmikan langsung oleh Mantan Gubernur Kepri, HM Sani dan Mantan Bupati Bintan Ansar Ahmad," terangnya.
Lanjutnya, di tahun 2015 pihaknya masih mendapatkan beasiswa dari pemerintah daerah, sampai di tahun 2016 juga mendapatkan dukungan biaya sekolah.
Dari pihak swasta yakni dari PT. MITI dengan diprakarsai oleh Bupati Bintan saat itu, Ansar Ahmad juga membantu biaya pendidikan.
Kala itu ada sebanyak 107 mahasiswa angkatan ketiga yang pendidikannya 100 persen dibiayai oleh PT.MITI.
"Saat itu perusahaan mengucurkan Rp 1 miliar lebih untuk biaya 107 mahasiswa. Sehingga 100 persen mahasiswa angkatan ketiga mendapatkan pendidikan gratis," katanya.
Seiring berjalannya waktu, Ansar Ahmad tidak menjabat sebagai Bupati Bintan lagi. Sekolah BTI pun ibaratnya seperti ayam kehilangan induk.
Setelah dua tahun ditinggalkan, tahun 2016 sekolah mulai goyang. Sekolah itupun mulai berdiri sendiri menjadi Bintan Tourism Institute (BTI).
Berbagai upaya dilakukan BTI agar bertahan, dengan sempat mengajukan sekolahnya berubah menjadi sekolah negeri.
"Jadi kita melapor ke Dikti agar sekolah kita menjadi kampus negeri. Alhamdulilah sekolah masuk dalam peringkat 16 besar dari 1.600 sekolah yang mengajukan ke Dikti,"terangnya.
Namun ketika uji kelayakan, sekolahnya terkendala lahan karena lahan kampus masih pinjam pakai.
"Jika status lahan kampus sudah hibah, mungkin hasilnya akan lain," sesalnya.
Di tengah rintangan dan goyangnya kampus BTI, mereka tidak patah semangat dan bertahan di tahun 2020.
Namun seiring berjalannya waktu, kampus yang dipimpinnya sudah mulai goyang karena masalah anggaran.
Ia juga sudah menyurati Ansar Ahmad sebagai ketua yayasan dari sekolah yang dipimpinnya dan DPRD Provinsi Kepri terkait kondisi kampus BTI. Namun belum ada tanggapan.
Alhasil, pihaknya pun tidak punya pilihan dan memutuskan untuk menutup kampus per 1 November 2021.
Dengan komitmen saat itu, siswa angkatan terakhir sebanyak 28 orang sampai bisa wisuda.
Ia pun mengambil kebijakan hanya dapat mempertahankan 3 orang dari 13 orang stafnya untuk menyelesaikan siswanya wisuda.
"Alhamdulilah 28 orang siswa saya angkatan kedepan selesai wisuda tanggal 18 Oktober 2021, dan itu merupakan wisuda terakhir," ungkapnya.
Disinggung sudah berapa orang berhasil diwisuda sejak awal berdiri hingga diumumkan BTI tutup, Rudy mengaku, lebih dari 650-mahasiswa berhasil diwisuda.
"Kurang lebih ada 650 mahasiswa berhasil diwisuda. Terakhir 28 orang mahasiswa yang diwisuda tanggal 18 Oktober 2021, dan dari 28 orang ada 6 orang mahasiswa sudah diminta sejumlah perusahaan untuk tanda tangan kontrak kerja,"ungkapnya.
Di akhir penjelasannya, Rudy mengaku masih sangat berharap adanya sekolah khsusus pariwisata di Bintan.
Pasalnya, Bintan memiliki pendapatan asli daerah terbesar dari sektor pariwisata dan sudah seharusnya memiliki sekolah pariwisata.
"Sangat disayangkan sebenarnya. Kondisinya mahasiswa pariwisata kita kurang, sehingga mendatangkan dari luar. Jangan sampai putra dari Bintan menjadi penonton di rumah sendiri,"ungkapnya.
Ia pun mengaku masih yakin Gubernur Kepri, Ansar Ahmad akan memiliki program ke depan dalam membangun pariwisata Bintan.
"Gambaran dari beliau akan ada revitalisasi yayasan sehingga membuat sekolah jauh lebih baik dari sisi keadaan, fasilitas, walaupun sekarang kondisinya sudah dari cukup," tutupnya. (tribunbatam.id/Alfandi Simamora)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita tentang Bintan