LIGA INDONESIA

Arema FC Jelang Seri 3 BRI Liga 1, Pelatih Arema FC Eduardo: Jaga Emosi

Arema FC Jelang Seri 3 BRI Liga 1 mengingatkan pemain lebih hati2 karena terlalu banyak kartu di laga sebelumnya, Pelatih Arema FC Eduardo: Jaga Emosi

Penulis: Mairi Nandarson | Editor: Mairi Nandarson
Bolasport.com
Pelatih Arema FC, Eduardo Almeida saat memberikan intruksi kepada para pemain di laga pekan kelima BRI Liga 1 2021 di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Rabu (29/11/2021). 

MALANG, TRIBUNBATAM.id - Seri 2 BRI Liga 1 2021-2022 sudah berakhir dengan 5 pertandingan tersaji.

Arema FC menutup seri 2 BRI Liga 1 2021-2022 dengan sejumlah catatan.

Satu di antaranya adalah soal kartu merah yang kerap menjadi batu sandungan dalam upaya memetik poin penuh.

Hingga pekan ke-11 Liga 1 2021-2022, Arema FC sudah mengoleksi 23 kartu kuning, 2 kartu merah tidak langsung (dua kartu kuning), dan 1 kartu merah langsung. 

Kartu merah pertama didapatkan Jayus Hariono pada menit ketiga laga pekan pertama melawan PSM Makassar.

Beruntung, Arema FC bisa menguasai keadaan dan memaksa laga imbang 0-0. 

Baca juga: Lawan Persib Bandung di Seri 3 BRI Liga 1 2021-2022: Persija, Arema FC, Persebaya, Bali United

Baca juga: Live Streaming PSG Pati vs PSCS Cilegon Kick Off 15.15 WIB

Kartu Merah kedua didapatkan Kushedya Hari Yudo saat pertandingan pekan keenam melawan Persija Jakarta. 

Kushedya Hari Yudo mendapatkan kartu kuning kedua karena dianggap diving pada menit ke-69 setelah mendapat kartu kuning pada menit ke-61 karena pelanggaran keras.

Akibatnya, Persija mengambil alih keadaan dan nyaris membuat laga berakhir imbang.

Laga tersebut berakhir dengan kemenangan tipis Arema FC 0-1.

Kartu merah terakhir didapatkan Dendi Santoso saat laga Derbi Jawa Timur melawan Persebaya Surabaya di penutup seri 2.

Terbawa tensi pertandingan, winger 31 tahun itu melakukan dua kali pelanggaran keras berujung kartu kuning dalam kurun waktu kurang dari 1 menit.

Akibatnya, Dendi Santoso harus mandi lebih cepat pada menit ke-54, meninggalkan rekan-rekannya bermain dengan 10 pemain.

Dendi Santoso pun mendulang kritik sebab tindakannya dirasa tidak perlu, apalagi tim sedang dalam keadaan unggul 2-1.

Setelah kartu merah itu, Arema FC "kehilangan" kekuatannya.

Baca juga: Transfer Juventus - Update Pemain Incaran Juve, Ousmane Dembele, Dusan Vlahovic, Karim Adeyemi

Baca juga: Transfer AS Roma - Target Jose Mourinho: Ruben Loftus-Cheek, Harry Winks, Erik Botheim

Ritme pertandingan diambil alih Persebaya yang kemudian berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-70.

Pelatih Arema FC, Eduardo Almeida meminta pemain untuk menjaga emosi selama pertandingan.

Karena beberapa kali pemain Arema FC mendapat ganjaran kartu merah dari wasit.

Sehingga menurutnya bermain dengan 10 pemain mengganggu keseimbangan tim.

Eduardo Almeida pun berharap dilaga selanjutnya, para pemain Arema FC dapat memanage emosi dengan baik dan meminimalisir pelanggaran yang dapat merugikan tim.

“Tapi memang harus diakui kami beberapa kali mendapatkan kartu merah dan harus sering bermain dengan 10 pemain,” ujar Pelatih asal Portugal.

“Kami berusaha memberikan yang terbaik saat dalam kondisi tersebut cepat yang kami lakukan pada kali ini,” katanya.

Baca juga: Persis Solo vs Persijap Live Indosiar 20.30 WIB, Wajib 3 Poin Untuk HUT 98 Persis, Bachdim Debut?

Baca juga: PSG Pati vs PSCS Kick Off 15.15 WIB, Joko Susilo: Semoga Bisa 3 Poin

Situasi tersebut yang dirasa Eduardo Almeida selalu menggagalkan kans Arema FC untuk memenangkan pertandingan.

Karena menurutnya sangat sulit untuk membertahankan tempo permainan ditengah keterbatasan jumlah pemain di lapangan.

“Tentu saja kami sangat ingin memenangkan pertandingan."

"Tetapi setelah kartu merah kami harus melakukan penyesuaian dengan pemain yang ada,” ungkap pelatih berusia 48 tahun.

Eaduardo Almeida merasa ada beberapa pelanggaran yang seharusnya tidak berbuah hukuman kartu tapi enggan untuk menyalahkan keputusan wasit.

Ia lebih memilih untuk menghormati keputusan wasit. 

Pelatih asal Portugal tersebut juga tidak tutup mata banyak kerugian yang tim dapatkan karena kartu merah.

Namun, dia tidak mau menyalahkan pemain karena menurut dia apa yang terjadi di dalam lapangan merupakan bagian dari drama sepak bola.

"Tanpa mengurangi rasa hormat, saya melihat beberapa pemain lain membuat pelanggaran, tetapi tidak diganjar dengan kartu."

"Namun, kami akan menerima keputusan dari wasit," ujar Eduardo.

Baca juga: Hasil, Klasemen, Top Skor Liga 2 Setelah Rans Cilegon Imbang, PSIM Jogja Menang

"Saya tidak akan mengomentari keputusan wasit dan tidak juga mengomentari kepemimpinan wasit pada laga ini (melawan Persebaya)," katanya.

"Namun, memang harus diakui kami beberapa kali mendapatkan kartu merah dan sering bermain dengan 10 pemain."

"Kami berusaha memberikan yang terbaik saat dalam kondisi tersebut seperti yang kami lakukan pada saat melawan Persebaya," katanya.

Eduardo Almeida bukanlah sosok pelatih yang mudah menyalahkan keadaan.

Terpenting baginya adalah bagaimana menemukan sebuah solusi sebelum mencari kambing hitam.

Karena itu, dia selalu berusaha membuat Arema FC menjadi tim yang bisa beradaptasi cepat dengan semua kondisi di lapangan.

"Tentu saja sangat berdampak kepada semuanya. Kami tidak bisa bertanding secara imbang dengan jumlah pemain yang kurang," ujar mantan pelatih Semen Padang itu. 

"Karena itu sangat sulit dan kami harus menyesuaikan diri dengan permainan lawan. Kami berusaha untuk bertahan sebaik mungkin dan mencoba membuka peluang counter attack," ujarnya.

"Tentu saja kartu merah sangat berdampak. Kami kekurangan tenaga, kami juga bermain dengan jumlah pemain yang lebih sedikit sehingga kami mau tidak mau harus mengubah strategi permainan," katanya.

.

.

.

sumber: LigaIndonesiaBaru, Kompas.com
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved