LUAR BIASA! Pemain Arema FC Akan Budayakan Hormati Wasit, Begini Caranya

TRIBUNBATAM.id, MALANG - Sepakbola, salah satu olahraga yang tidak lepas dengan aroma persaingan, gengsi dan rivalitas antar tim.

Keinginan untuk menjadi paling digdaya, terkuat dan terkuat dalam setiap tim sebetulnya hal yang wajar.

Tanpa itu semua, sepak bola mungkin hanya akan jadi olahraga mati, tanpa emosi alias garing.

Namun masalahnya adalah, kadang-kadang keinginan menjadi terbaik, terkuat, terdigdaya dari tim lain bisa berbuah malapetaka.

Bisa berujung Kompetisi panas tak sehat yang bisa merugikan tim.

Tak hanya di level pemain, kompetisi panas tiudak sehat juga bisa menjalar hingga level suporter.

Tak heran kerap terdengar berita bentrokan antar suporter setelah laga berakhir karena tidak terima timnya kalah.

Baca juga: Kisah Pemain Persib Supardi Nasir, Awal Jadi Pemain Bola, Jadi Kapten Hingga Momen Istimewa

Baca juga: Lawan Arema FC di Seri 3 BRI Liga 1 2021-2022: Persib Bandung, Bali United, PSS Sleman

Arema FC ingin menghindari itu semua dengan menerapkan tradisi baru di dalam lingkup internal.

Tradisi tersebut yakni 'guard of honour'.

Dalam tradisi tersebut, saat akan bertanding, para pemain Arema FC akan berbaris membentuk sebuah lorong lalu bertepuk tangan sebagai bentuk apresiasi.

Tak hanya kepada pemain, tradisi 'guard of honour' juga akan dilakukan kepada wasit.

Pihak Arema FC menegaskan bahwa 'guard of honour' yang mereka lakukan berbeda dengan yang diterapkan di sepak bola Inggris.

Dalam tradisi Inggris, 'guard of honour' dilakukan oleh tim kepada tim lain yang sudah dipastikan bakal juara.

Sedangkan dalam konteks Arema FC, tradisinya lebih ke apresiasi selamat bertanding dan bertugas bagi perangkat pertandingan.

“Mungkin ini (guard of honour) jarang dilakukan di tim lain tapi kami mencoba memulainya sejak saat ini."

Baca juga: Berita AS Roma - Tammy Abraham Diminta Mourinho Jadi Monster, Mkhitaryan Main 5 Tahun Lagi

Baca juga: Semen Padang vs PSMS Medan Live Indosiar 18.30 WIB, Wajib Menang Untuk Peluang 8 Besar

"Kami akan membuat lorong pemain untuk memberikan tepuk tangan kepada pemain dan wasit yang akan bertugas di lapangan, ” kata Manajer Ad Intern Arema FC, M. Ali Rifki kepada media belum lama ini.

Bukan hanya tradisi baru 'guard of honour', yang mulai diterapkan, Ali Rifki juga mengungkapkan, para pemainnya untuk selalu berinisiatif lebih dahulu melakukan salaman atau jabat tangan ke tim lawan.

“Mau bermain kandang maupun tandang, kami yang harus datang ke tim lawan untuk bersalaman saat tos di awal pertandingan. Kami harus mendahului,” ucapnya.

Tradisi baru di dalam tim Arema FC ini diharapkan juga memberi manfaat tersendiri bagi tim.

Dilansir dari Surya Malang tim Arema FC sebelumnya juga telah mengungkap jika mereka telah memiliki tradisi baru berupa bersih-bersih ruangan ganti.

Pemain dan official secara bergotong royong kerja bakti membersihkan ruang ganti ketika akan meninggalkan Stadion.

Pemain bahkan tidak segan untuk menyapu dan mengambil sampah yang berserakan di ruang ganti setelah mereka gunakan.

Hal ini sebagai bentuk rasa hormat dengan mengurangi beban petugas kebersihan stadion serta menanamkan sikap disiplin kepada para pemain.

Ada harapan hal-hal sederhana tersebut bisa menular ke klub-klub lain sehingga menciptakan menciptakan sebuah energi positif yang membawa sepak bola ke arah lebih baik.

“Jadi, kami harus membantu energi positif, boleh berseberangan boleh rivalitas tetapi kedamaian harus tetap dijaga,” tutur pria yang sebelumnya menjabat sebagai manajer keuangan klub itu.

Tidak lupa, kebiasaan baru ini juga ikut disosialisasikan kepada suporter, terkhusus Aremania.

Sebagai bagian dari klub, Aremania diharapkan ambil bagian dari upaya tim untuk membawa wajah baru pada sepak bola Indonesia dan menjauhkan diri dari rivalitas tidak sehat.

“Saya sampaikan jauhi ujaran kebencian harus cinta damai. Rivalitas boleh, bodoh jangan,” ujarnya lagi.

“Kita boleh mendukung tim kesayangan tapi untuk apa melakukan ujaran kebencian kepada tim lain? itu membuat suasana tidak nyaman sendiri,” pungkasnya.

( AMINUDDIN )