PEMBERLAKUAN PPKM Level 3, Pelaku Usaha Pariwisata Menjerit, Ketua Aspabri: Berilah Kelonggaran

Pelaku usaha pariwisata masih menjerit apalagi ketika pemerintah memberlakukan kebijakan PPKM Level 3 selama Natal dan Tahun Baru.

Penulis: Thom Limahekin | Editor: Thom Limahekin
TribunBatam.id/Istimewa
Tribun Batam Podcast Edisi Senin (22/11/2021). 

Editor: Thomm Limahekin

TRIBUNBATAM.id, BATAM – Pelaku usaha pariwisata masih menjerit apalagi ketika pemerintah memberlakukan kebijakan PPKM Level 3 selama Natal dan Tahun Baru.

Ketua Asosiasi Pariwisata Bahari Kepri, Surya Wijaya menyampaikan hal tersebut dalam Acara Tribun Batam Podcast Edisi, Senin (22/11/2021) siang.

“Saya baru-baru duduk dengan kawan-kawan anggota asosiasi. Mereka semua menangis dengar rencana PPKM Level 3 ini,” ungkap Surya Wijaya.

Dia kemudian menjelaskan, ketika Provinsi Kepri berstatus Level 3, pelaku usaha praktis tidak bisa berbuat banyak.

Mereka tidak bisa menawarkan segala potensi pariwisata di Provinsi Kepri ini kepada wisawatan domestik dan mancanegara.

Oleh karena itu, pada PPKM Level 1 apalagi momen Natal dan Tahun, mereka berharap bisa meraih penghasilan untuk menutup kekurangan pada bulan-bulan sebelumnya.

Baca juga: Bunga Langka Ini Tumbuh di Kepri, Magnet Baru Destinasi Wisata

TROPICAL RIDE - Suasana saat Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Buralimar melepas peserta event olahraga sepeda bertajuk Tropical Ride di kawasan wisata Bintan Resort di Lagoi Bay, Sabtu (20/11/2021).
TROPICAL RIDE - Suasana saat Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Buralimar melepas peserta event olahraga sepeda bertajuk Tropical Ride di kawasan wisata Bintan Resort di Lagoi Bay, Sabtu (20/11/2021). (tribunbatam.id/Alfandi Simamora)

“Mereka berharap bisa bayar utang sewa kantor. Tapi mereka malah dihadapkan pada kebijakan seperti ini,” ungkap Surya Wijaya.

Dia menjelaskan, semua pelaku usaha pariwisata dan pemilik destinasi wisata pada akan mendukung program pemerintah menekan angka kasus Covid-19.

Namun, mereka juga perlu bekerja untuk meningkatkan potensi pariwisata yang berpotensi membantu kehidupan perekonomian.

“Karena kebijakan PPKM Level 3, beberapa rencana tour akhirnya dibatalkan lagi,” ucap Surya Wijaya.

Menurut Surya Wijaya, status PPKM Level 1 di Provinsi Kepri ini merupakan hasil kerja keras pemerintah dengan masyarakat.

Pemerintah menerbitkan segala peraturan protokol kesehatan Covid-19 dan mengawasi pemberlakuan peraturan tersebut.

Sedangkan masyatakat mematuhi protokol kesehatan Covid-19 dengan selalu mencuci tangan dengan air yang mengalir, selalu memakai masker dan selalu menjaga jarak atau menjauhi kerumunan.

“Berkat kerja sama itu, kasus Covid-19 di Kepri akhirnya melandai. Kita semua tentu bersyukur akan hal ini,” ucap Surya Wijaya.

Baca juga: Sudah Seminggu Kasus Baru Covid-19 Tanjungpinang Nihil, Kasus Aktif Ada 2 Pasien

PENYEMPROTAN - Polsek Batu Aji melaksanakan penyemprotan cairan disinfektan di Perumahan Pasien yang terpapar Covid-19 bertempat di Perum.Air Mas Mandar Paradise, Kel.Bukit Tempayan Batu Aji. Jumat (05/11/2021)
PENYEMPROTAN - Polsek Batu Aji melaksanakan penyemprotan cairan disinfektan di Perumahan Pasien yang terpapar Covid-19 bertempat di Perum.Air Mas Mandar Paradise, Kel.Bukit Tempayan Batu Aji. Jumat (05/11/2021) (Istimewa)

Namun demikian, Surya Wijaya kemudian meminta sedikit kelonggaran dari Pemerintah Provinsi Kepri dalam menerapkan kebijakan PPKM Level 3 selama Natal dan Tahun Baru.

Sebab, kebijakan tersebut akan mempengaruhi perekonomian masyarakat yang perlahan-lahan mulai bangun dari keterpurukan.

“Kami berharap pemerintah member sedikit kelonggaran tetapi tetap selalu mengawasi,” ujar Surya Wijaya.

Kelonggaran tersebut  misalnya meniadakan Tes Antigen sebagai syarat pelayaran antarpulau dalam provinsi.

Kebijakan ini akan mempermudah masyarakat untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lain di wilayah Provinsi Kepri.

“Sebab, kita tahu biaya Tes Antigen itu sangat membebankan masyarakat kelas bawah,” ucap Surya Wijaya.

Dia juga mengharapkan agar pemerintah tetap membuka destinasi wisata selama Natal dan Tahun Baru tetapi tatap mengawasi secara ketat.

Dia misalnya menyebutkan, Pemerintah Kota Batam harus mengontrol agar semua orang tidak berbondong-bondong ke destinasi wisata di Pulau Galang.

“Kalau tidak dikontrol dengan baik maka semua orang akan berkumpul di sana. Dan itu pasti akan membuat penularan Covid-19 semakin rentah,” kata Surya Wijaya.

Terkait penerapan protokol kesehatan Covid-19 di lokasi destinasi wisata, Surya Wijaya memastikan semuanya sudah diperhatikan secara baik.

Baca juga: Ada Daerah Menolak Pemberlakuan PPKM Level 3 Saat Nataru, Jokowi Beri Gambaran Kasus di Eropa

AKSI SIMPATIK - Kepolisian Sektor (Polsek) Kawasan Pelabuhan Batam kembali menggelar aksi simpatik dengan membagikan beras kepada warga yang terdampak pandemi Covid-19 di wilayah Pelabuhan Roro Punggur Batam, Rabu (17/11/2021.
AKSI SIMPATIK - Kepolisian Sektor (Polsek) Kawasan Pelabuhan Batam kembali menggelar aksi simpatik dengan membagikan beras kepada warga yang terdampak pandemi Covid-19 di wilayah Pelabuhan Roro Punggur Batam, Rabu (17/11/2021. (TRIBUNBATAM.id/BERES LUMBANTOBING)

Pelaku usaha destinasi wisata sangat memperhatikan fasilitas pendukung protokol kesehatan Covid-19.

Misalnya, menyediakan tempat cuci tangan, mengingatkan pengunjung untuk mengenakan masker dan menjaga jarak serta tidak berkerumun di lokasi destinasi wisata.

“Saya bisa pastikan itu karena selama ini pelaku usaha wisata terus mendapat sosialisasi terkait hal tersebut,” tegas Surya Wijaya.

Protokol kesehatan Covid-19 tersebut antara lain diterapkan di destinas wisata Lembah Pelangi, Sekupang, Kota Batam.

Dari pantauan TRIBUNBATAM.id pada Senin (22/11/2021) siang terlihat di pintu masuk lokasi wisata, setiap pengunjung sudah langsung dihadapkan dengan tempat cuci tangan.

Ada sebuah drum air besar dan botol yang berisi sabun. Air yang keluar dari keran disalurkan melalui selang untuk dibuang ke tempat yang aman.

Indriani, staf manajemen destinasi wisata Lembah Pelangi mengaku pihaknya akan selalu mengikuti surat edaran dari pemerintah daerah.

“Kalau pemerintah bilang tutup, yah kita tutup. Jika pemerintah katakan kurangi jumlah pengunjung, kita akan lakukan itu,” jelas Indriani. (TRIBUNBATAM.id/Thomas Tonek Thomlimah Limahekin)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved