BATAM TERKINI

Batam, Kota Pertama di Kepri Gelar Rembuk Stunting

Pemerintah Kota (Pemko) Batam mulai melakukan rembuk stunting, Senin (10/1/2022) yang dijadwalkan akan digelar selama 2 hari.

TRIBUNBATAM.id/Roma Uly Sianturi
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Kepri, Mediheryanto (kiri) bersama Ketua Penanganan Stunting Kota Batam, Amsakar Achmad. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Pemerintah Kota (Pemko) Batam mulai melakukan rembuk stunting, Senin (10/1/2022) yang dijadwalkan akan digelar selama 2 hari.

Pada sesi pagi ini pukul 09. 00 WIB ada 3 kecamtan yang dibahas. Sesi sore dilanjutkan 3 kecamatan lagi.

Wilayah Kota Batam termasuk wilayah pertama yang melakukan rembuk stunting di Kepri.

Hal ini disampaikan Kepala BKKBN Kepri, Medi Heryanto.

"2 hari rembuk stunting ini sudah selesai karena kita ada 12 kecamatan," ujar Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad usai memimpin rapat rembuk stunting sesi pertama, Senin (10/1/2021) siang.

Lantas kenapa rembuk stunting ini penting?

Amsakar menuturkan amanah dari regulasi, salah satu dari 8 rencana aksi pencegahan stunting adalah rembug stunting.

"Rembuk stunting ini diharapkan oleh Kabupaten Kota lebih dahulu ketimbang Musrenbang. Artinya rembug stunting ini menginput segala persoalan sekaligus rencana kegiatan yang akan dilakukan di tahun berikutnya akan diusulkan di Musrenbang melalui Kecamatan Kelurahan Puskesmas kepada OPD-OPD teknis," paparnya.

Ia menilai substansi rembuk stunting ini melihat peta dari dekat seperti apa yang sudah dilakukan di Puskesmas. Dan apa kompleksitas persoalan yang menyertainya.

Persoalan itu seperti sanitasi, hunian, gizi dan termasuk tempat tinggal di rumah yang bermasalah.

Inilah persoalan penyebab stunting tersebut. Oleh sebab itu perlu dilakukan kebijakan yang terintegrasi dengan OPD.

"Konkretnya melakukan pendataan keluarga untuk dimasukkan ke dalam DTKS, data jampersal dan data Jamkesda," ujar Amsakar.

Bahkan, lanjut dia, Puskesmas dan Posyandu di Batam sudah memiliki data berapa jumlah balita yang terindikasi stunting.

Rembuk stunting ini akan dijadikan kompilasi, verifikasi dan validasi data.

Ia menambahkan pendataan saat ini sudah bersifat online.

Sehingga orang yang melahirkan di Puskesmas, Bidan, Rumah Sakit dan Klinik bisa didata.

"Kalau data ini kuat, kita akan sampaikan ke Kementerian," katanya.

Sementara itu, sebagai upaya percepatan penurunan stunting di wilayah Batam, Pemerintah Kota (Pemko) Batam dan BKKBN sudah membentuk Tim Pendamping Keluarga.

Tim ini memiliki tugas untuk mendampingi keluarga mulai dari calon pengantin (Catin) untuk pencegahan stunting.

Di masing-masing kelurahan, Tim Pendamping Keluarga ini bervariasi jumlahnya. Terdiri dari Bidan, kader Posyandu dan kader-kader lainnya.

"Tugas kita ini mendampingi setiap keluarga. Nah mulai dari calon pengantin (cantin). Karena ini proses dalam rangka proses penurunan stunting," ujar Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Kepri, Mediheryanto, Senin (10/1/2022) saat rapat Rembug Stunting di Kantor Pemko Batam. (TRIBUNBATAM.id/Roma Uly Sianturi)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved