HUMAN INTEREST
Awalnya Tanam Sayur untuk Topang Ekonomi, Keylan Justru Jadi Pemasok Sayur di Tanjung Riau
Berawal dari keinginan menopang ekonomi keluarga, Keylan (36) justru berhasil menjadi petani kecil yang bisa memasok sayuran di Tanjung Riau.
Penulis: Beres Lumbantobing |
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Berawal dari keinginan menopang ekonomi keluarga, Keylan (36) justru berhasil menjadi petani kecil yang bisa memasok sayuran untuk sejumlah rumah tangga di Tanjung Riau, Batam.
Selama ini, dari hasil pertaniannya, Keylan memperoleh keuntungan hingga ratusan ribu bahkan jutaan rupiah setiap bulan.
“Tak banyak lah bang, adalah dapat sedikit. Cukuplah untuk bantu kebutuhan keluarga,” ujar Keylan dengan nada tersipu malu.
Keylan merupakan seorang ibu rumah tangga yang tinggal di kawasan pertanian Marina Tanjung Riau Sekupang.
Menetap di lokasi itu, Keylan masih terbilang orang baru.
Sejak tujuh tahun lalu, ia bersama sang suami mendirikan rumah kecil untuk mereka tinggali.
Rumah yang ia huni berdiri di atas lahan pertanian yang ia kelola setiap hari.
Keylan mengaku sejak tinggal di lokasi itu, ia bersama sang suami telah bertani.
Banyak tanaman yang mereka tanam hingga berhasil membuahkan hasil.
“Beragam sih bang, ada sayuran, umbi-umbian, buah. Yang penting bisa dijual untuk menambah ekonomi keluarga,” sebutnya.
Ditemui TRIBUNBATAM.id, Kamis (13/1/2022) sore itu, Keylan tampak sibuk.
Baca juga: PROMO! Indomaret dan Alfamart Beri Diskon Selama 3 Hari, Mulai 14 hingga 16 Januari 2022
Baca juga: Sempat Diklaim Malaysia, Begini Kelanjutan Pembangunan Mercusuar di Pulau Karang Singa Kepri
Sedari berbincang tangannya tak henti henti mencabut tanaman sayur kangkung.
Ia memanen sayuran ditemani sang anak bersama seorang tetangganya.
Kangkung yang ia panen memang tak begitu banyak, tapi Keylan mengaku hasil panennya cukup untuk memenuhi kebutuhan beberapa rumah tangga yang ada di perumahan Marina Tanjung Riau.
“Hasil panen nggak nentu sih, kek kangkung ini paling bisa panen 250 kg. Tambah nanti ada bayam, daun ubi dan beberapa panen kecil lainnya,” ucapnya.
Kebun Keylan memang tak begitu luas, ia hanya memiliki sepetak lahan tani untuk ia tanami sayur.
Lahan pertaniannya tidak jauh dari rumah ia tinggal.
Sepetak lahan tani Keylan punya 15 bedengan tanah timbun untuk ditanami sayuran.
Dari satu bedengan ia berhasil memanen sayur kangkung sebanyak 20 hingga 30 kg kangkung.
Di bedengan itu juga ia tanami sayur bayam.
“Harga kangkung saat ini lumayan bang. Kalau kita petani jual ke warga 12 ribu aja, tapi kalau sudah di pasar itu bisa 18 ribu,” kata Keylan menyebutkan harga dagangannya.
Hasil tani, Keylan lebih memilih menjual langsung kepada warga sekitar Marina.
Selain cepat terjual, beberapa warga perumahan juga langsung datang ke lokasi ia berkebun.
Jika dagangan sayurnya tak habis, Keylan akan menjajakannya lewat grup whatsapp warga perumahan dan media sosial.
Ia bahkan melayani pengantaran.
“Kami ada grup Marina Bascamp, saya posting aj di situ nanti ada yang langsung membeli. Karena sayuran saya juga nggak begitu banyak,” katanya.
Maka tak heran jika hasil tani Keylan selalu terjual cepat.
Selain tanamannya segar, juga lebih higinis.
Tak hanya sayuran, Keylan juga punya hasil tani seperti Nangka, Ubi dan pisang. Untuk Nangka, Ubi dan Pisang, Keylan mengaku warga kerap datang langsung ke lokasinya untuk membeli.
“Kemarin tanaman kami, semua kena banjir. Banyak tambak yang ikan yang lepas terbawa banjir pada akhir tahun kemarin,” tambahnya.
Menjadi seorang petani kecil, Keylan mengaku menikmati.
Ia dapat bekerja tanpa harus diatur, tanpa jam kerja seperti kerja kantoran.
Ia juga punya waktu bersama keluarga dan menjaga anaknya.
“Sekarang ni susah cari kerja bang, apalagi dah mama-mama kek kami ini. Berkebun lebih enak dan santai,” kata singkat.
Meski tak punya banyak penghasilan seperti warga lainnya, Keylan mengaku hasil tani ya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
“Cukuplah buat tambah-tambah bang. Suami kerja juga, kita bantu-bantu berkebun juga lah,” ucapnya.
Jika hasil tani lagi bagus, Keylan mengaku dapat memperoleh keuntungan ratusan hingga jutaaan rupiah.
Keylan memang tak seperti ibu rumah tangga lainnya, wanita 36 tahun ini gigih dan tekun.
Ia punya semangat pemberani.
Tinggal di lokasi itu ia sudah 7 tahun lamanya.
Rumah yang ia bangun pun tak begitu mewah, dilapisi atas seng dan tembok semen, di situ lah ia menghabiskan hari demi hari.
Keylan merupakan perantau asal NTT. (TRIBUNBATAM.id/Beres Lumbantobing)
*Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Batam